67. Kembali

7K 433 93
                                    

Menuju ending

Kita ke yang manis-manis, oke?

Happy Reading!

***

_Salah satu anugerah terindah adalah bisa hidup berdua selamanya sama orang yang dicintai_

***

Seorang laki-laki berwajah tampan terlihat menatap intens seorang perempuan yang tertidur disampingnya. Tangannya tidak berhenti tergerak mengusap pinggang perempuan itu dengan sesekali mengecup puncak kepalanya.

Ceklek

"Udah tidur?" tanya wanita yang baru saja membuka pintu. Ia membawa nampan makanan lalu diletakan di nakas dengan hati-hati lalu menatap putrinya yang benar-benar pulas.

"Kebiasaan, padahal suaminya belum makan," celetuk bunda mencibir anaknya.

"Dia bilang tadi pinggangnya sakit, bun."

Mendengar itu kontan bunda menghela nafas, ia mengusap dahi putrinya lembut dan mengecupnya sayang.

"Akhir-akhir ini Sheila memang suka sakit badannya, kakinya juga bengkak," ucap bunda.

"Itu gapapa bunda? Sheila pasti tersiksa," ucap Leon menatap istrinya tak tega.

"Biasa, namanya juga hamil besar. Ini belum apa-apanya dibanding melahirkan."

Leon tambah murung. Ia benar-benar tidak bisa melihat Sheila kesakitan. Perempuan itu tidak mengeluh sama sekali, namun raut wajahnya menunjukkan rasa sakit.

"Gapapa, Leon. Ini udah jadi tugas seorang ibu."

"Tapi tetep aja, bunda..." ucapan Leon terhenti saat bunda beralih mengusap kepalanya sambil tersenyum lembut.

"Sheila anak kuat, kamu juga. Kalian adalah pasangan yang hebat."

Leon tidak bisa berkata-kata, hatinya sedikit tenang mendengar nada lembut dan senyum hangat bunda.

Tatapan bunda beralih pada wajah Sheila yang terlihat damai dalam tidurnya.

"Sheila sayang banget sama kamu, dia bahkan selalu memaksa mengingat kamu walau harus sakit dan pingsan."

Leon juga menatap Sheila. Ia menggenggam tangan perempuan itu.

Leon sudah mendengar tentang amnesia disosiatif yang Sheila derita. Umumnya, seseorang akan cukup lama mengingat kembali apa yang telah lupa, namun Sheila berusaha untuk terus mengingatnya. Hal ini membuat ia merasa sedih juga senang. Sedih karena Sheila harus menderita, dan senang karena perempuan itu mencintainya dengan tulus.

"Makasih, cantik," bisik Leon lembut.

Bunda menatap mereka, ikut tersenyum. Kebahagiaan anak dan menantunya juga bahagianya.

***

Leon dan Sheila baru saja membuka pintu rumah, saat suara heboh dan ledakan konfeti dari dalam menghadang langkahnya.

"Surprise!!"

"Selamat datang pasutri idaman!"

Leon sempat terkejut sebentar, sebelum memasang wajah datar sedangkan Sheila menutup mulut tak percaya dengan mata berkaca-kaca.

Sahabat-sahabat mereka membuat kejutan.

"Ih, kangen banget liat senyum lo," teriak Susy langsung menghambur ke pelukan Sheila namun dicegah Leon.

"Jangan erat-erat," peringat Leon membuat Susy tersenyum canggung lalu memeluk sahabatnya itu hati-hati.

"Boleh ikutan ga?" tanya Dika dengan wajah memelas, sementara tatapan mata dari Leon, Ayah Sheila, Sargas dan Ardan sudah menghunusnya bak pedang membuat nyali 2 orang itu menciut. Langsung diulti 4 orang.

INEFFABLE (End + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang