"Kamu baik hingga aku terkadang salah mengartikan segala kebaikan mu.".
.
.
.Happy Reading!
*****
Sheila dan Leon berdiri di depan sebuah rumah minimalis yang terlihat nyaman. Yang horornya mereka hanya tinggal berdua, bahkan pembantu hanya datang setengah hari untuk bersih-bersih.
"Rumah gue gak semewah rumah lo, Shei. Tapi gue harap lo betah tinggal disini," ucap Leon membuat Sheila menoleh ke arahnya. Ah, ya. Rumah ini adalah rumah Leon sendiri yang dibeli dari hasil kerja kerasnya sendiri.
"Gimana mau betah kalo sering sendiri," gumam Sheila yang masih bisa didengar Leon.
"Kantor daddy gak jauh dari sini kok. Kalo lo kesepian, lo bisa main kesana," ucap Leon.
Sheila menghela nafas lalu berjalan lebih dulu, terkadang ia heran dengan Leon yang terlihat tidak pernah lelah dan kewalahan.
Leon mengangkat alis lalu mengikuti Sheila. Terlihat gadis itu berhenti di depan pintu membuat sudut bibir Leon sedikit tertarik ke atas.
"Cepetan buka," ujar Sheila sewot.
Setelah pintu terbuka, Sheila masuk ke dalam, namun ia merasa ada yang menahan lengannya dan pelakunya pasti Leon.
"Apa?"
"Mau kemana?"
Sheila mengernyit. "Kamar, lah."
"Kamar kita, kan?" ucap Leon sambil berjalan mendekat membuat Sheila refleks mundur.
"L-lo apaansi?!" desis Sheila berusaha tidak terlihat terintimidasi tapi nyatanya ia lebih pendek dari Leon jadi cowok itu di atas angin.
Leon tersenyum miring. "Lo takut?"
Sheila melotot. Sialan, bagaimana bisa ia terlihat seperti itu.
Leon menjauhkan tubuhnya dari Sheila lalu memasukkan tangan ke dalam saku celana.
"Lo boleh tidur dimana aja. Gue kasih waktu, tapi lo harus inget kalo suatu saat kita pasti harus sekamar berdua."
"Iya-iyaa, ish!" Sheila mendelik dengan wajah cemberut.
Leon mengulum senyumnya melihat Sheila yang misuh-misuh sambil berjalan.
"Lucu tapi ganas." batin Leon. Ia menggeleng pelan, mengenyahkan pemikirannya sendiri.
***
Pintu kamar mandi terbuka dengan pelan menampilkan Leon yang hanya memakai handuk sepinggang. Rambutnya Terlihat basah dan wajah tampannya fresh.
Leon berjalan sambil menyugar rambutnya, ia sejenak menatap penampakan dirinya di depan Cermin full body sambil mengeringkan rambut.
"Kenapa gue seganteng ini?" gumam Leon. Percayalah, terkadang Ia menjadi narsis. Ya, memuji diri sendiri bukanlah hal yang haram, kan?
Rencananya ia ingin mengajak Sheila makan di luar mengingat mereka belum mempunyai stok makanan.
Setelah selesai mengeringkan rambut,
Leon berjalan ke walk in closet dan memakai baju disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE (End + Revisi)
Teen FictionLeon Skala Pradipta, seorang cowok yang memiliki segala definisi kata sempurna, dari paras, sikap dan otaknya harus mengalami suatu peristiwa yang merubah hidupnya. Sheila Zevanya Andromeda, seorang gadis keras kepala dan pembangkang namun cantik it...