51. Perkara ngidam

7.8K 349 0
                                    


"Ternyata sesakit ini mencintaimu, namun mengapa logika tak menyerah? Tak taukah jika hati sudah meronta ingin melepas?"

***

Happy Reading Yeorobun!

***

"Wow. Cantik banget istri Leon," ucap Tania dengan mulut terbuka dan tatapan kagum yang dilayangkan untuk Sheila.

Namun perempuan yang tengah hamil muda itu hanya meliriknya sekilas lalu membuang muka.

"Ck, judes amat, dah. Padahal gue berusaha baik." Tania menghela nafas lalu mengayunkan kakinya ke meja makan.

Disana sudah ada Leon yang sudah siap dengan jas hitamnya. Wah, pesona tuan muda itu begitu kental hingga membuat Tania terpesona.

"Ganteng Mulu Lo, gak capek apa?" kata Tania yang mendudukkan dirinya dikursi samping Leon.

Leon hendak membalas namun sebuah suara sinis menyitanya.

"Gausah deket-deket suami gue!"

Sheila menarik Leon duduk disampingnya dengan posesif membuat Tania melongo sejenak, lalu detik berikutnya terkekeh geli.

"Gak suami, gak istri, posesif semua."

"Apaan si," gumam Sheila. Leon yang disebelahnya menggenggam tangan Sheila di pahanya dan mengelus pelan.

"Gak boleh marah-marah terus," ucap Leon mengecup tangan halus itu membuat Sheila seketika menoleh.

Wajahnya memerah membuat Leon terkekeh lalu mengecup pipi kanannya.

"Ehem! Bisa gak, uwu-uwunya nanti lagi? Mon maaf gue mau makan dengan tenang," dehem Tania menatap mereka dengan mata menyipit.

"Ya kalo gak betah mending pindah aja," ketus Sheila.

Tania melongo.

"Galak gini betah lo, Le?" tanya Tania menatap Leon takjub.

"Sheila lagi sensitif." Leon menghela nafas."Aku harap kamu bisa akur sama Tania, Shei. Karena aku bakal ninggalin kamu sama dia kalo lagi keluar negeri."

Sheila seketika menatap Leon.

"Kamu biarin aku sama dia?!"

"Tania baik, kok. Gak nakal."

"Tapi kan, Leon.."

Leon mengusap kepala dibalut hijab itu dengan sayang dan mengusap satu pipinya dengan tangan yang bebas.

"Aku gak akan kasih orang jahat buat jagain kamu, by."

Tania hanya menatap drama pasutri itu sambil memakan sarapannya Hidmat.

Setelah melihat Sheila yang perlahan tenang, Leon menatap Tania yang nampak tak terganggu.

"Gue harap Lo bisa maklumin, Tan."

Tania mengangguk tanpa beban."that's okay, gue gak baperan."

"Thanks."

INEFFABLE (End + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang