42. Mulai Berubah

8.9K 396 0
                                    

"Disetiap perjalanan, tentu ada beberapa hal yang tidak bisa di ceritakan dengan mudah."

Jangan berubah ya. Tetap jadi seseorang yang selalu aku kenal.

_Sheila_

***

Happy Reading!

***

"Nanti malam mau lembur lagi?" tanya Sheila sambil memeluk Leon yang telah selesai mengeringkan rambutnya.

Leon meletakan handuknya lalu tersenyum, balas memeluk Sheila yang sedang nyaman menyandarkan kepala pada perutnya.

"Kamu kenapa si? Sekarang jadi sibuk banget, waktu sama aku jadi sedikit." Sheila memasang wajah sedih.

Belakangan ini Leon memang sering pulang malam. Kadang juga mengambil jam malam untuk kuliah membuat Sheila selalu sendiri di rumah.

"Maaf, Shei," gumam Leon. Laki-laki itu mengusap rambut indah Sheila, kemudian menunduk untuk menghirup wangi rambut Sheila yang harum. Aroma lembut buah. Aroma Sheila yang selalu membuat Leon candu.

"Tadi malam kan aku udah temenin kamu."

Sheila menghela nafas. Ia melepas pelukannya dan mendongak untuk bisa bertatapan dengan Leon.

"Aku maunya setiap hari."

"Jangan gitu dong, Shei. Aku kan sibuk buat kamu."

Sheila benar-benar menjauhkan tubuhnya dari Leon. Mood nya turun karena alasan Leon setiap kali sibuk.

Kamu sadar gak si Leon kenapa aku bisa sayang sama kamu? Batin Sheila.

Leon selalu peduli dan memprioritaskan dirinya membuat hati Sheila luluh dalam sekejap.

Tapi sekarang Leon begitu jauh, sulit digapai, bahkan hanya untuk menemaninya nonton drakor atau membuat menu baru di dapur.

Parahnya, Sheila malah makin sayang dan mencintai Leon setiap hari.

"Jangan sedih," ucap Leon berjongkok di depan Sheila sambil menggenggam tangan mungilnya di atas paha perempuan itu.

Sheila masih memalingkan wajah karena marah.

"Minggu. Aku janji akan habisin waktu sama kamu hari itu, ya?"

Leon mengelus lembut pipi Sheila membuat gadis itu akhirnya menoleh dan menatapnya.

Tatapan Leon selalu lembut dan teduh secara bersamaan. Membuat Sheila lemah karena tau jika laki-laki itu hanya menganggap ia sebagai pusat dunianya.

Tapi Sheila tetap saja takut.

"Janji?" tanya Sheila sambil menatap Leon seperti anak kecil.

Leon yang gemas langsung mengecup bibir ranum Sheila sekilas. Tindakan itu membuat Sheila mengerjap, tapi si pelaku hanya tersenyum tanpa dosa.

"Kamu selalu aja cari kesempatan," ucap Sheila setengah menggerutu.

"Tapi kamu suka, kan?"

INEFFABLE (End + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang