33. Sahabat tak akan pergi.

9.6K 519 3
                                    

"It's okay! Semuanya gak harus sesempurna ekspetasimu."

Tak perlu seribu orang percaya padaku, karena aku hanya butuh satu orang saja, kamu.

_Leon_

Happy Reading!

*****

Seorang gadis sedang menatapi dirinya di depan cermin full body yang ada di kamar mandi.

Ia meringis pelan melihat banyaknya tanda merah yang ada di leher.

"Sayang? Kok lama?"

Sheila menghela nafas sebal, ia melirik pintu dan mengerucutkan bibirnya, sangat tau jika pemilik suara adalah orang yang paling bertanggung jawab di sini.

Gadis itu membuka pintu kamar mandi dan langsung diperlihatkan dengan wajah tak berdosa seseorang. Suaminya sendiri.

"Nyengir," ketus Sheila sambil mendorong dada bidang Leon namun sang empu tak bergerak sedikitpun.

Leon malah mendorong gadis itu masuk kembali ke dalam kamar mandi dan memojokannya di dinding dengan kedua tangan di samping kepala gadis itu.

"M-mau ngapain?"

Leon mengangkat kedua alisnya, sebisa mungkin menjaga agar bibirnya tak tertawa.

Ia mengecup pipi Sheila dan menyeret bibirnya ke telinga gadis itu membuat tubuh Sheila bergetar.

Deru nafas Leon sangat jelas terasa di telinga Sheila.

"Mau ngulangin yang semalem?" bisik Leon lirih.

Sheila berusaha terlihat biasa-biasa saja walaupun reaksi tubuhnya tak sinkron.

Tak mendengar balasan si gadis, Leon memiringkan kepalanya hingga menghadap mata coklat Sheila.

Tatapannya beralih sedikit ke bawah dan seketika rautnya berganti dengan wajah bersalah dan khawatir.

"Masih perih?"

Sheila mengerjap. Ia memegang lehernya dan menggeleng pelan.

Leon mengelus tanda merah di leher Sheila dengan lembut dan mengecupnya membuat gadis itu kegelian.

"Leon, udah ih."

Leon terkekeh serak, yang entah mengapa hal itu membuat Sheila merinding.

Gadis itu teringat dengan kejadian semalam dimana ia hampir saja kehilangan sesuatu yang dijaganya sedari kecil. Tadi malam itu hampir saja, untung Leon menahan saat detik terakhir.

Menyadari jika Sheila gugup membuat Leon tersenyum simpul dan ia menjauhkan tubuhnya.

"Aku mandi dulu," ucap Leon sambil tersenyum.

Memang, tadi malam mereka sudah sepakat untuk mengubah nama panggilan menjadi aku, kamu. Hal ini dimulai dari Leon.

Canggung sih, tapi mereka harus terbiasa. Karena ya, masa iya suami istri panggilnya lo, gue? Bagaimana jika mereka punya anak dan anak mereka meniru. Oke, agaknya pembahasan itu sangat melenceng.

"Y-yaudah," kata Sheila. Ia melepaskan diri, menatap Leon beberapa detik dan pergi dari Sana.

Sementara Leon nampak terkekeh melihat Sheila yang sempat mengintip
Saat menutup pintu kamar mandi.

"Sayang! Yakin gak mau ikut?"

"Leon!" teriak Sheila dari luar kamar mandi.

Leon menggeleng pelan. Istri cantiknya itu ternyata sangat lucu.

INEFFABLE (End + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang