50. Tania

6.5K 339 0
                                    

Bukan tentang dia yang sempurna, namun sikapnya yang selalu membuat aku terpana.

***

Happy Reading!

*****

"Lo udah tau?"

"Hm."

Reyhan memasukan tangan kedalam saku celana. Ekspresi wajahnya terlihat biasa saja, datar dan dingin. Padahal dalam hati sedikit sakit hati.

Apalagi saat tau Sheila dan Leon sudah akan punya baby.

Kesempatan tak akan datang lagi.

"Bang Leon yang bilang."

Sheila mengangguk, ia mengusap perutnya karena merasakan sakit lagi. Reyhan diam-diam meliriknya.

"Mau gue panggilin dokter?"

"Gausah, emang suka gini," kata Sheila dengan senyum tipisnya.

Reyhan mengangguk walaupun masih khawatir.

"Lo gak balik?"

"Ngusir?"

Sheila memutar bola mata kesal.

"Bukan gitu, tapi ini masih jam sekolah, yakali gue ngajak lo bolos."

"Lo sakit dan gue nungguin."

"Gue--"

"Bisa gausah banyak protes? Bukannya lo terimakasih malah bawel."

Setelah mengatakan itu, Reyhan berjalan santai ke sofa yang ada di sana dan duduk lalu memainkan ponsel membuat Sheila menatapnya cemberut.

Merasa diperhatikan, Reyhan menoleh lalu mengangkat alis, sementara Sheila langsung membuang muka.

"Shit, masih aja lucu." Batin Reyhan lirih.

***

Seorang laki-laki terlihat sedang menelpon seseorang, raut wajahnya sulit ditebak namun tak menutup kemungkinan jika ia menyimpan rahasia.

"Iya."

"Hm."

"Okay."

Laki-laki itu menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku, lalu menoleh pada seseorang yang baru saja tiba.

"Udah tau?"

"Baru dikasih tau gue," ucapnya setengah menggerutu.

"Pokoknya kita gak boleh sampe lengah."

Orang itu berdecak.

"Ada-ada aja, lagian orang waras mana yang berani macem-macem ama nang Leon?" dumelnya yang dibalas lirikan sekilas.

"Urusan bisnis, lebih berharga dari nyawa."

Haikal menghela nafas.

INEFFABLE (End + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang