59. Hei, I' am Here

6.7K 316 0
                                    


"Sekarang aku tau jika memilikimu seperti menggenggam angin, sulit."

_unknown_

"Seperti malam yang selalu merindukan bulan, begitu juga aku yang selalu mencintaimu."

_Leon Skala.P_

***

Manda menatap Gadis didepannya dengan dendam. Ia sangat membencinya, sangat. Gadis ini telah merebut segala kebahagiaannya.

Jika waktu bisa diputar, Manda Tidak ingin pernah kenal dengan Sheila lagi. Ia tidak ingin menghabiskan waktu bersamanya lagi, mengulang kembali kenangan manis yang dulu pernah Ia ukir bersama sahabat lamanya.

"Asal Lo tau, La. Gue muak banget sama Lo," ucap Manda membuat Sheila mendongakkan wajah untuk menatap wajah mantan sahabatnya itu.

"Inget gak soal tabrakan waktu kelas 10? Cewek yang kalian tabrak, itu Sahabat gue!" Manda mencengkram dagu Sheila kuat.

"Dan Lo ada disana, Lo salah satu dari mereka."

Deg!

Sheila menggeleng. Matanya kembali memanas. Bagaimana mungkin? Kejadian itu sudah cukup lama.

"Man, gue bisa jelasin--"

Manda menghempas dagu Sheila secara kasar lalu mengusap wajahnya. Yang tanpa disadari telah menangis.

"Karena kalian orang kaya, dan dibawah umur, kalian jadi bebas. Sedangkan sahabat gue? Dia gak dapat keadilan!" teriak Manda dengan mata memancarkan kesedihan dan luka luar biasa.

"Dimana hati Lo, hah?!" bentak Manda sambil mengguncang tubuh ringkih itu yang terlihat lemas tak bertenaga.

"Lo pikir gue benci Lo cuma karena Soal cowok? Lo pikir kita emang benar-benar sahabat? Nggak, gue emang udah rencanain semua ini. Bahkan teror itu juga, gue dalangnya."

Sheila terisak pilu. Ia menggeleng sambil menutupi telinganya. Fakta apa lagi yang telah Ia terima? Sheila sudah berusaha melupakan kejadian pahit itu, bahkan sampai harus mengonsumsi Pil penenang.

Karena, meskipun bukan Ia yang mengendarai mobilnya, tetap saja Sheila ada di TKP.

"Maaf, Manda.. gue bener-bener minta maaf."

"Maaf Lo gak bisa ngembaliin apa-apa."

Sheila menunduk. Ia tiba-tiba merasakan nyeri diperutnya. Kali ini makin menjadi. Manda yang melihat itu tersenyum sinis.

"Lo mau gak rasain gimana kehilangan sesuatu yang sangat berharga?" tanya Manda sambil tersenyum iblis. Ia mengeluarkan cutter dari balik saku bajunya lalu berjongkok.

"Jangan Manda!"

Manda seolah menulikan telinga. Dengan sudah membutakan matanya. Ia mengangkat cutter nya namun suara teriakan rendah seseorang terdengar.

"Berhenti atau gue gak akan maafin Lo!"

Sheila berusaha menjauh hingga Manda menendang Kursi itu membuat tubuhnya jatuh. Sheila memejamkan mata, hingga Ia merasakan pelukan erat seseorang.

INEFFABLE (End + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang