35. Kasih sayang Leon

10.5K 480 3
                                    


"Sejauh ini, hanya kamu yang mampu menarik seluruh pusat duniaku."

Jangan menangis, cantik. Kamu terlalu berharga untuk terluka.

_Leon_

Happy Reading!

*****

Sudah 2 minggu berlalu, alur pertemanan Sheila masih sama. Hanya saja mungkin sekarang suasana sekolah lebih baik padanya. Tidak ada yang menentang hubungan mereka lagi. Perlahan, mereka semua mulai menerima.

Seperti sekarang. Mereka berdua sedang berjalan dengan tangan saling bertautan. Leon bahkan tak segan memamerkan keuwuan dengan mengecup dahi Sheila atau pipinya.

Memang benar ya, cowok cuek jika sudah bucin pasti akan sangat meresahkan.

"Nanti istirahat aku ke kelas kamu, oke?"

"Oke!"

Leon tersenyum. Ia mengacak gemas rambut Sheila.

"Belajar yang rajin."

"Gak janji."

"Kamu udah mau kelas 12, Shei. "

Raut wajah Sheila berganti cemberut, ia benci kenyataan jika Leon akan segera lulus.

"Kenapa?" tanya Leon peka. Ia mencubit pelan pipi Sheila membuat mata indah itu mendelik tapi terkesan lucu untuk Leon.

"Nanti kalo kamu lulus, yang jagain Aku siapa?" lirih Sheila dengan pandangan sendu.

"Lho, emang kamu perlu dijagain?"

"Ish, Leon. maksudnya yang jadi pawang kalo aku ngamuk."

Leon tak kuasa menahan senyum, ia membelai rambut Sheila dan berakhir di pipinya.

"Sheila udah gede, jadi gak perlu pawang, yang penting aku akan terus pantau kamu."

***

"Lo kayak yang gak punya temen aja si, La. Leon mau rapat aja di tungguin," ujar Dimas sambil menatap seorang gadis yang sedang duduk di pojok ruangan.

"Terserah gue, si. Lo gak punya urusan."

Dimas menahan untuk tidak menjitak gadis itu karena pawangnya galak.

"Oke, bisa kita mulai rapatnya?" tanya Leon yang sudah duduk di singgasananya. Cowok itu juga terlihat memberikan tatapan peringatan untuk Dimas.

Membuat Dimas menghela nafas pasrah dan kembali duduk di tempatnya.

Sheila yang saat itu asyik memainkan ponsel lalu menatap Leon, suaminya.

Sheila memotret Leon dari berbagai sisi. Suaminya itu terlihat sangat sempurna dilihat dari berbagai celah, tidak heran jika semua cewek menggandrunginya.

Ia mempunyai alasan kuat di dalam ruangan rapat meskipun hanya melakukan hal gabut. Gadis cantik dengan rambut terurai itu tidak suka jika para adik kelas yang selaku anggota baru OSIS itu menatap suaminya minat.

Benar-benar menyebalkan.

Padahal, tanpa diberitahu pun mereka pasti paham bagaimana sikap Leon saat bersama dengannya. Sangat berbeda saat dengan orang lain.

"Oke, rapat selesai. Untuk rapat selanjutnya, gue harap kalian bisa mengerjakannya dengan lebih baik tanpa gue, gue yakin kalian bisa!"

Rapat selesai.

Untuk Leon, ini adalah rapat terakhir karena cowok itu akan melakukan banyak ujian.

Sheila otomatis berdiri dari duduknya dan menyambut Leon dengan manis.

INEFFABLE (End + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang