63. Sempurna

7.7K 490 71
                                    


Holla!

Kalian badass🔥🔥🔥

Boleh tau gak si asal kalian?

Next up 200 vote 50 komen, oke?

Biar lebih lama.

Oke, tanpa basa-basi

Happy Reading!

***
Jika ada yang lebih indah dari intro lagu sempurna, maka itu kamu.

***

"Kenapa sih tiap malem demam mulu." Sargas menggerutu kesal sambil menempelkan bye-bye fever ke dahi adiknya.

"Namanya juga penyakit, gak ada yang tau."

Sargas mencubit pipi Sheila membuat perempuan itu mengerucutkan bibirnya.

"Makan makanya."

"Gak nafsu."

Sargas menatap perut Sheila yang tidak lagi datar. Ada kehidupan indah di sana.

"Ciee efek hamil, eh apa rindu nih?"

"Abang mah ih."

Sargas mengelus rambut Sheila, hal yang selalu menjadi candu perempuan itu.

"Tidur, rindu juga butuh tenaga."


Sheila memasang wajah masam, tapi ia tetap memejamkan mata karena merasa ucapan Sargas itu benar.

"Semoga ketemu dimimpi."

Sargas menggeleng pelan."Dasar bucin."

***

Jreng

Jreng

Mata indah itu terbuka sempurna karena merasa terganggu. Ia bangun dari tidurnya dan mengernyit.

"Siapa si yang main gitar malem-malem?" Sheila mengusap wajahnya lalu turun dari ranjang. Ia tidak tinggal di kamarnya yang dulu jadi tidak kedap suara.

Perempuan cantik dengan dress biru soft itu membuka pintu pelan hingga terdengar jelas di kesunyian malam.

"Kok jadi horor ya?" gumam Sheila sambil terus berjalan. Tiba-tiba saja ia menabrak sesuatu.

"Kelopak mawar? Sejak kapan bunda sama ayah punya pesugihan?!"

Belum genap keterkejutannya, sebuah cahaya terlihat menyinari satu titik di ruangan keluarga yang di pijak Sheila.

Seseorang duduk di kursi tunggal sambil memangku gitar dan tatapan intens tertuju padanya.

Mata Sheila memanas. Ia tersenyum manis dengan wajah teduh melihat sosok itu.

Terdengar suara merdu dari petikan gitar, sebuah sound musik mengiringi lagu yang berjudul seperti sosok yang duduk di situ.

INEFFABLE (End + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang