39. Honeymoon 3

12.1K 480 0
                                    

"Percaya tidak percaya. Hanya nama kamu yang selalu terselip di setiap sujudku."

Aku ingin hijrah bersamamu

_Sheila_

Happy Reading!


*****

"Leon, mau itu!"

"Leon, itu juga!"

"Leon, aku mau semua ya??"

Agenda Leon dan Sheila hari ini adalah mengunjungi festival kuliner yang sedang diselenggarakan di sana. Sedari tadi, Sheila banyak menunjuk jajanan. Sudah satu plastik penuh di tambah mulutnya mungilnya yang sedang asyik mengunyah.

Tenda-tenda yang menjajakan kuliner, lampu-lampu yang menyinari cantik sepanjang jalan dan suara musik ceria yang mengalun merdu menambah suasana menyenangkan di sana.

"Itu, mau beli itu!"

Kesekian kalinya Sheila menarik tangan Leon untuk mengikuti permintaan perutnya.

Ya, jangan salahkan Sheila sepenuhnya juga. Karena tadi Leon telah menyetujui, terlepas jika nanti bb Sheila bertambah dan menjadi gendut. Kata Leon, ia malah sangat suka.

Tapi Sheila tentu tak mau. Cantiknya cewek kan tentang fisik. Yang langsing dan seksi juga wajahnya menawan.

"Bagi aku, kamu selalu cantik." Leon mengatakan itu saat Sheila mengatakan pendapatnya. Ralat, pendapat setiap orang tentang definisi cantik.

"Tapi kan--"

Ucapan Sheila terputus saat Leon menangkup kedua pipinya lalu mengecup bibir ranum Sheila sekilas.

"Gak peduli. Bagi aku, kamu adalah perempuan paling cantik setelah mommy. Aku cinta kamu karena kamu, bukan fisik kamu."

Sheila saat itu terkekeh, agak geli dengan ucapan Leon yang terdengar bucin itu. Tapi, bukankah setiap orang yang mencintai seseorang akan mengatakan hal seperti itu?

"Yang pedes ya, bli." Sheila mengatakan pesanannya pada penjual.

"Siap Jegeg!"

Leon mengusap sudut bibir Sheila membuat perempuan itu menatapnya. Binar mata indah itu selalu membuat Leon merasa beruntung. Dan ia berjanji akan selalu menjaganya.

Leon menatap penuh arti membuat Sheila menghela nafas. Ia tau jika Leon tak setuju dengan pesanannya. Makanya ia mengubah.

"Biasa aja deh, bli."

Orang itu terkekeh geli, sepertinya sudah tau jika Leon tak suka Sheila makan pedas-pedas.

"Bandel dia mah, bli. Padahal suka sakit perut," kata Leon. Penjual itu hanya tersenyum maklum.

Sheila cemberut membuat Leon mengacak-acak rambutnya gemas.

"Kamu kok gak makan apa-apa sih?" tanya Sheila bingung setelah ia mendapatkan jajannya.

Leon mengangkat alis dan tersenyum simpul sambil mengusap rambut halus istrinya.

"Aku udah kenyang liat kamu makan."

Pipi Sheila sontak merona.

"Leon, ih! Gausah gombal deh."

"Aku gak gombal," kata Leon memasang wajah serius. Ia menghentikan langkah kakinya lalu berhadapan dengan Sheila dengan tangan penuh--yang menggenggam kedua tangan Sheila lembut.

INEFFABLE (End + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang