28. Menyatakan Rasa

10.6K 505 0
                                    

"Perihal rasa, entah nyata atau dusta.

Maaf. Gue masih membutuhkan sosok lo sebagai teman.

_Sheila_

Happy Reading!

*****

"Sheila!" pekik Manda saat melihat kehadiran teman yang sedari tadi ditunggunya.

Gadis itu diantar Leon sampai ke dekat tenda. Mereka tidak jadi tidur bersama, ya kalian tau sendiri apa penyebabnya.

"Udah mendingan?" tanya Sheila dengan senyum tipis.

"Udah, kok."

"Lo abis dari mana?"

Sheila menoleh pada Adel yang baru saja bertanya. Siska hanya menatapnya sekilas karena ia masih terlihat lemas.

"Abis makan." Sheila menyelipkan helaian rambutnya ke telinga, mencoba abai dengan tatapan curiga dari Adel.

"Jangan jauh-jauh dari kita, karena cuma gue sama lo yang belum ngerasain," kata Adel. Ia lalu tersenyum melihat anggukan pelan dari Sheila.

"Uuu, sini," ucap Manda sambil melebarkan tangannya. Sheila tersenyum dan langsung menghambur ke pelukan Manda. Kali ini, ka benar merasakan jika ini adalah Manda, teman sekelasnya.

***

"Le, lo gak berniat cari cewek, gitu?" celetuk Dimas yang sedang asyik memainkan ponsel. Semua panitia sedang istirahat di tempat yang tersedia, tepatnya di atas tikar.

Dimas begini karena ia tau jika Leon tak pernah berpacaran, bahkan sejak SMP. Ia bingung, padahal kan Leon disukai banyak cewek.

Apa karena kesibukan Leon? Atau, Ia tak tertarik dengan cewek Bina Bangsa? Tapi Mana mungkin? Sedangkan cowok sekolah lain saja banyak yang mengincar cewek Bina Bangsa karena paras mereka yang good looking.

"Gak." itu jawaban Leon. Ia selalu menjawab seperti itu jika ditanyai.

"Apa lo udah punya pacar tapi ldr?" tanya Dimas lagi.

Leon Kali ini menoleh, Ia hanya menatap Dimas seperkian detik dengan kata yang biasa keluar.

"Gak."

Dimas berdecak.

"Masa lo gak mau pacaran sih?"

"Udah nikah, sorry." batin Leon.

Ia hanya perlu mengabaikan pertanyaan tidak penting Dimas.

"Padahal kan lo bisa co--"

Ucapan Dimas berhenti membuat Leon menghela nafas lega.

"Sheila juga cantik tuh, Le."

Leon langsung saja menoleh. Ia melihat Sheila yang sedang berdebat dengan temannya.

Lalu mereka menghampiri para panitia.

INEFFABLE (End + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang