58. Penculikan

5.6K 280 0
                                    

"Cinta itu seperti labirin, sekuat apapun kamu berusaha keluar, kamu tidak akan pernah bisa berpaling."

-unknown-

***

Hi guys!

Maaf baru up.

Dunia rl benar-benar tidak bisa diabaikan.

Ada yang masih menunggu?

Oke, tanpa basa-basi lagi.

Happy Reading!

***


Leon tidak ingin membuat banyak orang khawatir saat ini, tapi Ia tidak bisa tenang dan mengabaikannya begitu saja. Makanya dirinya menelpon Kakak Sheila, Sargas. Berharap Akan membantu. Ia juga meminta bantuan kepada para sahabatnya.

Pertama kali Sargas datang, cowok itu langsung melayangkan pukulan pada Leon.

"Gak becus!"

Leon tidak meringis sama sekali walau sudut bibirnya berdarah. Wajahnya tetap datar.

"Tolong jangan kasih tau Bunda sama ayah, Bang."

Sargas menyugar rambutnya sambil menghela nafas kasar. Ia agak terganggu dengan wajah frustasi Leon.

"Dimana titik terakhir kali Sheila?" tanya Sargas.

"Bioskop," jawab Leon lancar. Ia juga mengatakan tentang asal mula para bodyguard nya kehilangan jejak Sheila.

"Ini disengaja," komentar Dika.

Revan menatap Leon penuh arti.

"Musuh kita apa musuh perusahaan?" tanya Bagas tanpa basa-basi.

"Gue gak yakin kalo ini musuh kita, seperti yang lo liat, kita aja jarang kumpul dan gak aktif lagi."

Semua sahabat Leon mengangguk membenarkan.

"Kalo gitu kita lacak hp Sheila," putus Bagas.

"Gue udah coba, tapi kayaknya hapenya ketinggalan di bioskop."

Revan menghela nafas. Masalah ini mengingatkan Ia tentang kejadian dulu.

"Orang yang sama Sheila siapa? Dia gak mungkin sendirian nonton bioskop, kan?"

Semua saling pandang. Sebelum Leon mengatakan dengan nada rendah.

"Manda."

Sementara disisi lain.

Seorang perempuan dengan kondisi badan yang terikat di kursi terlihat mengernyitkan matanya. Kesadaran perlahan datang setelah kurang dari sejam Ia pingsan.

Retina coklat itu mulai terlihat dan seketika bibir mungilnya meringis.

Sheila.

Perempuan itu seketika menatap sebuah tali yang mengikat perutnya cukup erat.

"Sakit," ringis Sheila. Ditambah dengan kepalanya yang terasa pusing.

"Sudah bangun rupanya."

Sheila langsung menoleh ke sumber suara dan menemukan seorang pria paruh baya dengan wajah bule sedang menatapnya lekat-lekat.

"Anda siapa?"

Pria itu tersenyum simpul.

"Anggap saja aku tokoh antagonis yang mencoba memisahkan Main lead?"

INEFFABLE (End + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang