36. Happy birthday

10.5K 538 0
                                    


"Bahagia selalu. Itu adalah do'a ku setiap hari."

Yang spesial, hanya kamu.

_Leon_


Happy Reading!

*****

"Leon?"

Sheila mengelilingi rumah sambil terus memanggil nama cowok itu. Tadi malam, ia masih merasakan cowok itu memeluknya, tapi kini Leon tidak ada.

"Apa dia pergi?" gumam Sheila.

Ia berdecak malas, berniat kembali ke kamar untuk mengambil ponsel tapi ia merasakan pintu depan rumahnya diketuk.

Dengan langkah sedikit malas, ia menyeret kaki jenjangnya ke ruang utama.

Sheila membuka pintu dan seketika bingung mendapati kekosongan yang didapat.

"Anjir," umpat Sheila. Ia melihat jam yang baru saja menunjukan pukul 5 pagi.

"Siapa si?"

Gadis dengan piyama bunga itu kembali menutup pintu namun suara pecahan kaca terdengar. Ia menoleh, melihat bingung kaca jendela yang tiba-tiba pecah. Mata coklatnya bergulir ke lantai dimana sebuah batu tergeletak di sana.

Ia mengambil batu itu yang ternyata dilapisi sebuah kertas.

"You die." Sheila membaca tulisan di sana dan seketika melongo.

"Apasi?"

***

"Sheila, main yuk!"

Sheila membuka pintu UKS dan seketika menatap malas ketiga cowok yang sudah berdiri dengan wajah manis.

"Gue lagi sakit, kalian buta?!" ucap Sheila sinis.

"Astaga, La. Galak banget lo," ucap Putra memegang dadanya dramatis.

"Kita mau kasih ini," ucap Agam memberikan sebuah kantong plastik.

"Dimakan terus diminum obat nyerinya."

Sheila menerima pemberian mereka dengan kening mengerut.

"Tumben kalian peka sama keadaan gue," ucap Sheila sambil menatap mereka heran. Hari ini adalah pelajaran olahraga, dan ia tidak mengikutinya seperti yang lain karena perut dia nyeri, efek datang bulan.

Biasanya Leon yang akan ada di garda terdepan merawatnya yang sedang sakit. Cowok itu punya kepedulian dan tingkat kepekaan yang begitu tinggi saat bersamanya, namun sekarang Leon tidak berangkat karena harus mengikuti rapat penting di kantor.

Kelas 12 memang sudah bebas dari berbagai macam ujian. Leon tidak seperti murid lain, ia malah harus kembali disibukan dengan dunia bisnis.

"Kata Reyhan, si. Anaknya mau kasih tapi gengsi, La," ucap Haikal cengengesan membuat mata Putra melotot.

Haikal cepu. Padahal Reyhan sudah berpesan untuk tidak mengatakan yang sejujurnya.

INEFFABLE (End + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang