43. Mencoba mengerti

8.1K 369 0
                                    


"Kamu tau gak? Bahagia aku itu.. kamu."

Tentang dia yang membuat aku bingung.

***

Happy Reading!

***

"Dia temen aku, Leon." Sheila menelan ludah. Ia takut dengan tatapan Leon. Baru kali ini juga ia merasakan Leon yang marah padanya.

"Terus kenapa pake pelukan segala? Kamu tau kan kalo kamu udah punya suami?"

Sheila meremas kaos Leon untuk melampiaskan rasa takut membuat laki-laki itu sadar lalu menghela nafas.

"Aku cemburu, Shei," aku Leon. Tatapannya melembut. Ia mengusap pipi Sheila membuat gadis itu menatapnya.

"Maaf."

"It's okay. Yang penting jangan ulangi."

"Aku gak sadar saking kangennya sama dia."

Leon mengangguk. Ia menarik Sheila untuk duduk lalu menyandarkan kepala istrinya itu ke dalam dadanya.

Sheila memejamkan mata, merasakan kenyamanan saat tangan besar Leon mengelus rambutnya.

"Kamu cemburu banget ya? Sampe marah-marah gitu." Sheila menatap Leon dengan mata berkaca-kaca.

"Iya."

"Kamu boleh kok hukum aku."

Leon tersenyum geli. Ia memajukan wajahnya untuk mengecup dahi Sheila.

"Hukumannya nanti malem aja."

Mata Sheila membulat, Ia tau sekali maksud terselubung Leon. Ia mencubit pelan perut keras laki-laki itu namun sang empu hanya terkekeh.

"Tapi janji jangan kaya gitu lagi ya, Shei."

"Kalo aku begitu kamu mau apa?"

Raut wajah Leon berubah serius.

"Aku bakal hajar orang yang kamu peluk."

"Ih, Leon!"

"Kenapa? Itu kan hak aku."

"Tapi kamu kan gak begitu."

"Emang aku gimana?"

Sheila mencebikkan bibirnya membuat Leon makin gemas.

"Kamu anak baik, gak boleh berantem."

"Kalo itu kamu salah."

"Salah gimana?" tanya Sheila mendongak. Tangannya tak tinggal diam. Ia mengelus rahang Leon.

"Anak baik bisa jadi nakal kalo kesayangannya di sentuh."

Pipi Sheila sontak merona.

"Berarti aku kesayangan kamu?"

"Iyalah." Leon memeluk Sheila gemas membuat perempuan itu terkekeh geli.

"Shei, aku mau ngomong serius sama kamu."

INEFFABLE (End + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang