17. Sebuah Rasa

11.4K 598 0
                                    

"Menyukai seseorang yang mempunyai orang lain adalah hal yang sama seperti menabur garam di luka basah."

.
.
.
.

Happy Reading!

*****

Bulu mata lentik itu bergetar pelan, sebuah lenguhan menandakan jika sang pemilik sudah sadar. Butuh waktu beberapa detik, hingga iris coklat itu terlihat.

Dan seseorang yang sadari tadi menjaganya bernafas lega.

Sheila langsung meringis, merasakan kepalanya yang masih berat saja.

"Kepala lo masih sakit?" tanya Leon menggantikan tangan Sheila yang memijat pelipisnya. Satu tangan lain digunakan untuk memencet tombol di samping brankar.

"Kok gue bisa ada di sini?" tanya Sheila menatap Leon bingung.

Cowok tampan dengan kaus hitam itu menghela nafas.

"Lo tadi pingsan."

"Hah? Kenapa gue selemah itu?" ucap Sheila yang ditujukan untuk dirinya sendiri.

Leon mengabaikan pertanyaan tak bermutu Sheila. "Masih sakit?"

"Udah mendingan."

Sekarang pijatan itu berganti dengan elusan membuat Sheila menatap Leon. Jemari cowok itu beralih pada pipinya, sambil balas menatap Sheila dalam.

"Gue khawatir sama lo."

Deg!

Jantung Sheila berdegup kencang saat melihat keseriusan di mata Leon.

Ehem!

"Sepertinya kita mengganggu kalian, tapi maaf ya. Ananda Sheila harus di periksa terlebih dahulu."

Muka Sheila memanas yang menyebabkan rona merah menjalar di pipi.

Leon sendiri berdehem pelan lalu menjauhkan diri.

Dokter wanita cantik itu tersenyum gemas melihat tingkah mereka, Ia beralih menatap Sheila dan memasang wajah ramah, lalu ia menempelkan stetoskop nya pada bagian jantung Sheila.

"Gimana dokter?" tanya Leon kembali dalam mode datar dan dingin.

"Kondisi Sheila cukup Baik, saya akan menuliskan resep untuknya," ucap Dokter itu.

"Nanti jika ada keluhan sakit kepala lagi dan lain sebagainya, kalian bisa kontrol lagi ke saya."

Leon mengangguk, ia melirik Sheila yang terlihat masih lemas.

"Untuk mimisannya apakah tidak berbahaya dokter?"

Dokter itu tersenyum dan menggeleng.

"Itu efek kejut dari benturan."

"Oke."

"Makasih ya dokter," ucap Sheila sambil tersenyum.

INEFFABLE (End + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang