1

8.3K 290 11
                                    

Disuatu pagi yang cerah terdengar suara dentingan sendok dan piring yang disebabkan oleh suatu keluarga yang terbilang harmonis menurut kacamata masyarakat. Sarapan sederhana buatan sang ibu yang sangat begitu lezat dinikmati oleh seluruh keluarga Jung.

Hening, tak ada yang berani membuka suara terlebih dahulu. Hawa dingin selalu menyelimuti keluarga tersebut. Sang kepala keluarga Jung yang merupakan pimpinan utama direktur sekolah swasta terbaik se-Korea, dan sang ibu yang merupakan Kepala Sekolah dibawah naungan sang suami.

Sang kepala keluarga bernama Jung Yunho dan sang ibu bernama Kwon Boa. Mereka dikaruniai 3 anak laki laki, yang pertama bernama Jung Jaehyun, dan anak kembar bernama Jung Jeno dan Jung Jaemin.

Keluarga yang dingin itu semakin dingin saat sang kepala keluarga mengetahui bahwa anak kembarnya selalu berbuat onar disekolah, membully setiap murid disana, terlebih murid berbeasiswa. Murid yang mengikuti program beasiswa disekolah menjadi sasaran empuk bagi Jeno dan Jaemin.

Sang ibu yang menduduki jabatan sebagai kepala sekolahpun tak bisa lagi menutupi kenakalan anaknya dari ayah mereka. Sudah 2 tahun lebih mereka merudung setiap murid. Karena sudah lelah meladeni anak kembarnya disekolah, Boa melaporkannya pada suaminya semalam.

Jeno dan Jaemin pun langsung mendapatkan hukuman setelah Boa memberitahu suaminya. Dan hari ini akan menjadi hari tersial bagi Jeno dan Jaemin, karena semua fasilitas mereka disita. Dimulai dari kendaraan pribadi mereka, hingga kartu kredit yang menampung uang saku mereka. Jaehyun sebagai kakak mereka merasa prihatin pada kedua adik kembarnya, tapi ia sendiri tak bisa berbuat apa apa selain melihat adik kembarnya dihukum dan ikut mendengarkan ceramah sang ayah.

"Kalian berangkat akan diantar jemputkan oleh supir yang sudah ayah tunjuk !" Ucap Yunho yang sukses membuat anak kembarnya menganga dan menatap tajam sang ayah. "Tidak bisakah kak Jaehyun saja yang mengantar? Kenapa harus memanggil supir?!" Jawab Jeno.

"Kakakmu sibuk. Dia harus fokus pada ujiannya kali ini! Dia tak punya waktu untuk mengantarkan anak nakal seperti kalian!"

"Kami tidak mau kalau bukan kak Jaehyun yang mengantar!" Kini giliran Jaemin yang bersuara.

Yunho menggebrak meja makan membuat anggota keluarga lainya tersontak kaget "BERHENTI MEMBANTAH!! Kakak kalian harus fokus pada kuliahnya yang akan selesai!! Kakak kalian tak mempunyai waktu untuk mengurusi adik nakal seperti kalian!!"

"Pokoknya hari ini kalian diantar oleh supir! Dan Jaehyun, sebaiknya kau segera pergi agar adikmu tak merengek padamu!"

Yunho pergi meninggalkan keluarganya diruang makan menuju ruang kerjanya. Sang ibu, Boa menatap iba kedua anak kembarnya dan pergi menyusul sang suami. Jaehyun yang duduk ditengah tengah antara Jeno dan Jaemin hanya dapat mengelus lembut pundak adiknya.

"Kalian sebaiknya menuruti apa yang ayah katakan dulu. Kalian tahu sendirikan, perintah ayah itu mutlak, tak bisa dibantah dan diganggu gugat." Ucap Jaehyun berusaha menenangkan adiknya.

Jaehyun selalu menjadi tempat bersandar untuk kedua adiknya jika mereka dihukum atau dimarahi oleh Yunho. "Tapi kak, supir yang ayah pilih itu... Mereka semua menyebalkan. Tidak ada celah bagi kami untuk kabur dari mereka" rengek Jaemin.

"Benar, mereka seperti penculik!" Tambah Jeno. Jaehyun ingin tertawa rasanya mendegar keluhan kedua adik kembarnya. "Makanya, kalian jangan macam macam dengan ayah, lagipula kenapa kalian merudung murid yang tidak bersalah pada kalian?"

"Itu karena mereka tak pantas bersekolah disekolah kita. Jika tidak mampu membayar, kenapa tak cari sekolah yang lebih sepadan dengan mereka? Kenapa harus memaksakan diri dengan mengikuti beasiswa dan masuk kesekolah kita?" Jelas Jaemin yang diangguki setuju oleh Jeno.

Jaehyun merasa kecewa dengan penjelasan adiknya itu "kalian tidak boleh seperti itu. Ayah dan ibu juga kakak tidak pernah mengajari kalian untuk merudung seseorang. Kalian harus segera menyesali perbuatan kalian, dan minta maaflah pada murid yang kalian rudung. Mengerti?!" Jaehyun menasehati adik kembarnya sedikit tegas membuat Jeno dan Jaemin melengkungkan bibir mereka kebawah.

"Sudahlah, kakak mau berangkat dulu. Kalian harus menuruti perintah ayah, sesali perbuatan kalian dan minta maaflah." Jaehyun beranjak dari tempatnya lalu mengusap lembut kepala adik kembarnya.

Jeno dan Jaemin terdiam ditempat berusaha mencerna setiap perkataan kakaknya, karena sedari tadi yang mereka perhatikan hanyalah ukiran indah yang terpajang diwajah kakaknya, juga bibir yang menggoda itu. Membuat libido mereka memberontak.

"Jaemin, apa tadi kau mendengarkan perkataan kak Jaehyun?" Tanya Jeno pada kembarannya

"Tidak. Kata katanya hanya masuk ditelinga kananku dan keluar dari telinga kiriku" jawab Jaemin

"Aku merasa ingin mengurungnya dalam kamar kita" ucap Jeno yang mendapat anggukan dari Jaemin.

Saudara kembar itu membicarakan kakaknya sambil melihat kepergian kakaknya yang sudah menghilang dibalik pintu. Kakak kandung selalu ada untuk mereka ketika sulit, dan menjadi tempat sandaran saat mereka dimarahi oleh kedua orang tuanya, kakak kandung yang begitu indah dan anggun, sayang jika tidak dapat dimiliki untuk mereka sendiri.

"Hanya kita yang boleh memiliki Kak Jaehyun"

Our HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang