6 Years

55.7K 1.8K 17
                                    

JANGAN LUPA UNTUK

VOTE DAN KOMEN YAA!!


HAPPY READING!!!
😊

HAPPY READING!!!😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

"Kamu saya pecat."

Mendengar itu dari sang manager, otomatis mata Athalia melebar terkejut. "Lho?! Pak?!" sentak Athalia terkejut mendengar pernyataan dari managernya.

"Mana bisa kayak gitu?! Kok jadi saya yang dipe-"

"Kamu udah buat pelanggan nggak nyaman! Kamu pukul dia pake sepatu kamu! Kalau dia nggak mau kesini lagi gimana?"

Athalia seketika menggulung seragam kerjanya. Emosi yang sudah ia tahan-tahan sudah siap meledak. "Masih banyak pelanggan lainnya kok! Lagian, tadi dia sentuh-sentuh saya! Masa saya harus diem aja waktu saya dilecehin?!"

Pak Rudi yang merupakan manager di club ini seketika memijat pangkal hidungnya. "Satu pelanggan seperti dia itu berharga! Dia tamu VVIP kita! Lagian, kamu kerja di club malam, Athalia. Orang-orang seperti itu sudah biasa! Kalau di club malam ketemu sama anak alim namanya pesantren!"

Athalia menatap managernya tidak percaya. Ia juga tahu bahwa tempat seperti ini isinya akan seperti apa. Tapi, seharusnya seorang bos bisa menjamin kesejahteraan para pekerjanya. Tidak semua merasa baik-baik saja ketika disentuh sembarangan. Kalau seperti ini, ia yakin banyak pelayan lainnya yang sering dilecehkan.

"Saya bekerja sebagai pelayan! Bukan pelacur! Kalau saya jadi pelacur, saya disentuh-sentuh juga nggak apa-apa asal dibayar! Mau bapak telanjangin saya sekarang juga silakan! Tapi, saya pelayan, Pak. Saya punya harga diri! Nggak bisa seenaknya disentuh sana-sini!" sentaknya sembari melepaskan seragam club malamnya. Tenang saja, dia masih mengenakan kaos hitam didalamnya.

"Tanpa lo pecat pun gue pasti kok mengundurkan diri dari tempat setan ini!" Athalia melempar seragam itu tepat mengenai kepala botak sang manager.

"Biar ada rambut!"

"KURANG AJAR KAMU!!!!"

*****

"Lagian, lo bego milih kerja ditempat kayak gitu. Udah tau namanya aja club, pasti isinya kebanyakan orang nggak bener."

Athalia memutar bola matanya malas. "Jadi, lo belain tua bangka itu?"

"No,no,no, jelas dia salah, tapi lo juga nggak mikir resikonya kalau kerja ditempat kayak gitu."

Athalia mendengus sembari merebahkan tubuhnya ke ranjang. "Gue tau resikonya. Tapi, gimana mau mikir resiko sih, Fal? Udah dapet kerja aja gue bersyukur. Gue butuh duit! Kalau apa-apa gue pikirin resikonya yang ada gue buang-buang kesempatan."

HELLO, MR.EX! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang