MISSING

8.6K 247 1
                                    

Happy Reading
🐰🐰🐰
*****

Darren berdecak gusar kala teleponnya kembali tidak diangkat. Bahkan terhubung saja tidak. Ini sudah hampir pukul 9 malam dan Ia sama sekali tidak tahu keberadaan gadisnya. Gadis itu sama sekali tidak memberinya kabar.

Semula ia tidak begitu khawatir karena ia masih berpikir gadis itu bersama Bu Herlina, tapi setelah ia menghubungi Bu Herlina, perasaan khawatir itu semakin menjadi. Bu Herlina mengatakan bahwa ia sama sekali tidak ada janji dengan Athalia.

Lalu, ke mana gadis itu pergi?

TING 

Darren kembali melirik ponselnya yang mengeluarkan suara denting notifikasi. Matanya berbinar dengan harapan kala pelacak ponsel Athalia itu menyala dan berjalan. Tanpa banyak berpikir, Darren langsung mengambil kunci mobilnya dan keluar dari apartemen. Ternyata, tidak ada ruginya dia memasang pelacak di ponsel gadisnya. 

Mobil itu melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Darren terlalu khawatir dan kalut akan keberadaan Athalia, membuatnya tidak ada waktu untuk memikirkan mobil, motor, dan kendaraan lain yang sibuk memberinya klakson karena berkali-kali hampir menabrak.

Ia tidak peduli lagi. Dia hanya ingin mendapatkan Athalianya kembali dengan utuh. Saat dia fokus melihat peta itu, tiba-tiba saja titik lokasi Athalia hilang. Sontak Darren menepi ke pinggir jalan dengan wajah bercampur emosi dan frustasi. 

"Fuck!" umpatnya sambil memukul stir kemudi dengan emosi. Ke mana sebenarnya gadis itu akan dibawa? Titik lokasi Athalia tidak diam di satu tempat, tapi itu terus bergerak, yang berarti Athalia sedang berada dalam perjalanan, tapi ke mana gadis itu akan dibawa?

Malam itu, Darren menghabiskan waktu untuk mencari Athalia sampai matahari kembali memunculkan batang hidungnya di langit. Ia terus menelusuri jalan entah ke mana dengan pikiran yang sudah tak karuan. Ia hanya memikirkan Athalia. Ia tidak akan bisa pulang dengan tenang jika tidak membawa gadis itu kembali dengan selamat. Darren tidak peduli dengan dirinya yang tidak tidur. 

Darren mendekatkan ponselnya ke telinga. Mungkin sudah beratus-ratus kali dia menghubungi Athalia dan semuanya tidak ada yang terhubung. Benda pipih itu kembali ia dekatkan, namun kali ini bukan Athalia yang dia hubungi. 

"Selamat pagi, Pak," sapa suara dari ponselnya. 

"Clarissa, hari ini cancel semua meeting."

Clarissa yang semula matanya masih setengah terbuka itu seketika langsung membelalak. Atasannya ini sudah meneleponnya pukul 5 pagi dan kini malah membuatnya seperti terkena serangan jantung. 

Gadis dengan gaun tidurnya itu langsung melayangkan protesnya. "Pak! Mana bisa? Hari ini Bapak ada meeting sama investor buat pembangunan mall, Pak. Kalau-"

"Terserah. Pokoknya hari ini cancel semua meeting."

TIT

Kakinya langsung menginjak pedal mobil menuju rumah orang tuanya. Ia rasa ayahnya bisa membantunya dalam hal ini. 

*****

Karel tersenyum miring melihat Athalia yang tidak berdaya tertidur di atas ranjang usang. Athalia memang sangat cantik. Wajahnya mampu membuat siapa saja yang melihat terpesona, termasuk dirinya. Gadis ini memang pantas mendapatkan pekerjaannya sekarang. 

"You awake?" Karel berucap saat gadis itu membuka matanya. 

Kepala Athalia kini masih terasa sangat berat. Pandangannya pun belum terlalu jelas, membuatnya tidak sadar akan apa yang terjadi padanya. Gadis itu kembali menutup matanya mencoba menghilangkan rasa berat itu. 

HELLO, MR.EX! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang