Late Night

14.1K 373 2
                                    

Happy Reading
😉😉😉
*****

Darren kembali ke penthouse saat langit sudah gelap dan hanya sinar bulan yang menerangi. Seperti biasa, pekerjaan yang menumpuk mengharuskan Darren untuk tinggal lebih lama di ruangannya. Saking sibuknya ia sampai tidak bisa menjemput Athalia.

Laki-Laki yang berpenampilan sedikit berantakan itu menghela napasnya panjang mengingat gadisnya tidak memberinya kabar sama sekali hari ini. Bahkan pesannya tidak ia baca sama sekali. Ia yakin itu semua karena kejadian tadi pagi.

Darren terdiam didepan pintu kamar Athalia yang tertutup. Ia ingin masuk dan memeluk Athalia ahar dia bisa istirahat dengan pulas, namun lebih baik ia membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.

Selama ia dibawah guyuran air, dia hanya memikirkan bagaimana pulasnya dia beristirahat dipelukan kekasihnya. Hal itu membuatnya keluar dari kamar mandi dalam waktu kurang dari 10 menit.

Darren membuka pintu kamar itu dan masuk ke dalam. Tak lupa ia menutupnya kembali.

"Such a baby," gumamnya gemas melihat gadisnya yang tertidur dengan posisi meringkuk dibawah selimut tebalnya.

Darren duduk disebelahnya mengamati wajah Athalia. Wajah cantik itu sering sekali membuat jantungnya berdegup lebih cepat. Ia tidak akan pernah bosan untuk mengatakan bahwa gadisnya merupakan gadis paling cantik didunia. Walaupun mungkin Athalia yang akan bosan mendengarnya.

Tangannya terulur pada pipi gadisnya kemudian mencubitnya pelan. Tak kuat melihat gadisnya yang terlihat imut dengan mulutnya yang mengerucut ke depan. Ditambah poninya yang membuatnya semakin terlihat seperti anak kecil.

"Hnggg..." keluh Athalia merasa terganggu. Darren buru-buru melepaskan cubitannya dan menggantinya dengan elusan lembut. Harapannya membuat Athalia kembali terlelap, namun usahanya gagal begitu matanya bertubrukan dengan mata sayu gadisnya.

Darren menarik kedua alisnya mendapati Athalia hanya menatapnya dalam diam. "Ganggu," celetuk Athalia mendengus kesal.

"Maaf, aku gemes liat kamu tadi."

Athalia berdecak kesal kemudian langsung memutar tubuhnya sehingga ia memunggungi Darren. Hal itu tentu saja membuat timbulnya tanda tanya dibenak Darren. Mengapa gadisnya seperti mengabaikannya?

"Kenapa?" tanya Darren lembut mengelus lengan Athalia.

"Ngantuk gue," jawab Athalia sedikit sewot sambil menepis tangan Darren.

Sontak alisnya itu menyatu. "Gue?"

Athalia menggulingkan tubuhnya ke sisi ranjang satunya agar menjauh dari Darren. "Udah ah! Orang ngantuk! Sana ah!" usirnya kesal.

Darren beringsut mendekat. Ia menarik lengan Athalia membuat gadis itu kini menghadapnya. "Masih kesel karena tadi pagi?" tanyanya menebak. Ia menangkup wajah Athalia saat hendak ia palingkan.

Athalia tidak menjawab. Matanya menghindari manik Darren yang sudah menatapnya. Nampaknya memang hal itu yang membuat gadis ini kesal. "Aku minta maaf. Tadi pagi aku cuma bercanda jailin kamu. Aku nggak tau kalau kamu malah kesel beneran."

"Iya," jawabnya malas.

"Liat sini."

"Nggak mau."

"Oke. Nggak pindah berarti."

Sepasang mata yang berusaha menghindari itu langsung menatap tepat mata Darren. "Apaan sih? Ngancem nggak jelas."

"Nggak akan mau liat aku kalau nggak diancem, kan?"

Athalia yang sudah terlanjur emosi itu membuka selimut dan bangun dari posisi rebahnya dengan duduk bersila. "Gue emang nggak mau ngomong sama lo. Makanya, nggak mau liat lo. Nggak paham?"

HELLO, MR.EX! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang