CANNOT BE APART

10.9K 302 2
                                    

Happy Reading
🛵🛵🛵
*****

Darren hari ini sengaja mengambil libur kerja untuk membantu Athalia membereskan barang-berangnya di kamar barunya. Ia yakin gadis itu akan kewalahan dan kelelahan jika tidak dibantu. Meskipun awalnya gadisnya menolak, tapi bukan Darren namanya jika tidak berhasil melakukan apa yang dia inginkan.

"Padahal aku bisa sendiri," celoteh Athalia sambil memasukkan bajunya ke dalam lemari.

Darren berkacak pinggang menatap Athalia kesal. "Are we seriously gonna talk about this again? I told you I wanna help."

Athalia mendengus. "Kamu jadi harus bolos kerja cuma gara-gara ini."

"Aku gak masuk sehari doang. Lagain, aku bolos juga untuk kamu yang lebih penting."

Athalia menatap Darren dari cermin meja rias. Laki-Laki itu memang terlihat emosi dari caranya dia berdiri dengan tangan yang setia berkacak di pinggang. Kemeja hitam yang digulung sampai sebatas sikutnya itu membuat Darren terlihat sangat mempesona. Apalagi pergelangan tangannya dihiasi dengan jam tangan mewahnya yang semakin membuat penampilan Darren sangat memukau.

"Orang marah kok bisa seganteng ini?" batinnya.

Darren berdeham. Sengaja ingin membuat Athalia tersadar dari lamunannya. Tubuhnya memutar menghadap Darren kemudian bersandar di meja rias. Kedua tangannya terlipat di depan dada.

"Kamu kalau lagi marah kok ganteng banget sih?"

Alisnya menukik bingung membentuk tiga kerutan di dahinya. "What?" Darren memastikan ia tidak salah dengar.

"You look hot when you mad. Especially with the black shirt of yours. Sexy."

Darren menusuk pipi bagian dalam dengan lidahnya. Tatapannya semakin menatap Athalia tajam. Gadis ini sama sekali tidak mendengarkannya berarti. "Kamu tau aku lagi kesel?"

"Tau."

"Terus?"

Athalia mengernyitkan dahinya. "Terus? Apa?"

Darren mendengus kasar. "I know you can do it by yourself, but let me help, okay?"

Berpikir apa dia sampai rela bertengkar dengan Darren? Jelas dia akan kalah telak. Athalia mengangkat kedua tangannya sambil mengedikkan bahu. "I have no choice."

Darren mendekat menghampiri Athalia. Dari jarak beberapa senti saja Athalia sudah mencium aroma khas kekasihnya yang sangat ia sukai itu. Aroma yang semakin menambah ketampanan seorang Darren Altezza dan ia senang mengetahui hanya dirinya yang bisa mencium aroma ini kapan pun dia mau.

"Seneng banget sih apa-apa sendiri? Kamu punya aku, jadi apa-apa kita harus lakuinnya berdua. Ngerti?" ucap Darren menangkup pipi Athalia.

"Iya."

Dari jarak sedekat ini, Athalia tidak dapat menahan dirinya untuk tidak menatap bibir merah alami kekasihnya. Dalam hati ia berharap laki-laki itu akan menciumnya. Bukan pertama kali bagi mereka untuk berbagi kecupan, tapi rasanya jantungnya selaku berdebar tak karuan.

Namun, harapan itu hilang ketika Darren melepaskan tangannya dari pipi Athalia dan berbalik. Gadis itu mencekal pergelangan tangan Darren.

"Aku bilang kamu ganteng, kamu gak tanggepin?" tanya Athalia tidak terima.

HELLO, MR.EX! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang