Author kembali! Setelah hampir satu hari tiduran mulu di rumah, pinggang sakit gegara dulu pernah pelukan sama aspal eh malah kambuh. Terus ini tenggorokan kering, laper melulu lagi. Tapi gak papa, PAT udah selesai, tapi gak yakin naik kelas apa engga. Mana nanti gurunya tegas-tegas.. Beuh...
Ini mau nulis cerita apa curhat sih? -(Name).
Ngapura mbak setan, iya aku lanjutin ini cerita. Makasih lho ya yang udah mampir. Happy reading...
"Woah.... Ternyata seragam itu cocok juga dengan mu." Puji Fuku yang melihatku keluar dari rumah. Bukannya apa, pas sarapan aku belum mandi, jadi belum pake seragam deh. Karena si Fuku udah punya SIM jadi dia yang nganterin aku pake mobil hitam. Betewe si Fuku hebat juga ya, kalau Hawks baru 22 tahun udah bisa di peringkat 3-- ralat, 2 maksudnya. Kalau si Fuku 19 tahun udah di peringkat lima. Kalau di papan peringkat season 4.... Kalau gak salah nomor lima.. Yang kek orang Afrika bukan sih? Duh ngelag lagi kan.. Oh ya! Mirko kan kalau gak salah? Nomor 4 kan Edgeshot?
"Jangan melamun, kesambet setan baru tau rasa." Lah anda kan ngomongnya sama setan, mana bisa setan kesambet setan? Dari pada kasihan ku cuekin, mending ngangguk but, watashi masih ngantuk.
Tidak terasa, mobil pun akhirnya berhenti, gerbang U.A kini terpampang nyata. Sekolah pahlawan yang tersohor dan terletak di Prefektur Musutafu, sekaligus tempat yang menjadi pijakan awal bagi sang main character, Midoriya Izuku untuk menjadi pahlawan seperti All Might.
Fuku menggiringku turun kemudian memasuki U.A, ia menuntunku ke ruang kepala sekolah. Setelah itu, ia mengetuk pintu. Suara Nezu-- Kocho-sensei terdengar, sesudah izin masuk didapat, kami pun masuk dan mendapati Kocho-sensei bersama Eraser Head.
-----------------------------------
Authornya kehabisan ide, jadinya di skip deh. Jahad emang, tapi ya mau gimana lagi...
"Ini agak terlambat, tapi karena suatu alasan, teman kalian baru bisa bergabung hari ini." Ujar Aizawa-sensei, pandangan satu kelas tertuju padaku yang terdiam dan bingung alias linglung dengan elit. "Sekarang perkenalan dirimu." Lanjutnya.
"(N-name) Naoko, yoroshiku."
Flashback
"Ucapkan namamu, lalu katakan salam kenal." Aku memiringkan kepala sebagai tanda aku tengah berakting tidak mengerti, totalitas tanpa batas. Anjy.
Aizawa-sensei memijat pelipisnya, "Itu yang dinamakan perkenalan diri. Setidaknya itu yang harus kau lakukan ketika masuk terlambat."
Tenang pak, aku paham.
"Aku tidak yakin kalau dia akan mudah bersosialisasi dengan murid yang lainnya, mengingat ia bahkan tidak tau arti teman." Celetuk Fuku dengan santainya. Sementara itu, Kocho-sensei mengangguk-angguk, tapi kemudian menimpali. "Tapi kita tidak tau kedepannya akan bagaimana, mungkin saja dia langsung punya teman?"
"Aku tidak yakin soal itu." Tangan Fuku mengubas-ngibas, ia sedikit terkekeh sembari menatapku. "Tapi kita bisa coba. Hei (Name), apa arti teman?" Tanyanya.
Aku menolehkan kepala, "Teman? Seseorang yang harus ku lindungi, walaupun ia mungkin hanya mengenalku sebatas nama." Ucapku kemudian memalingkan wajah. Berpura-pura menjadi Nao bukanlah hal yang mudah, otaknya udah kek psikopat njir. Ngeri.
"Bagaiman jika pada akhirnya ia mengkhianati mu?" Aizawa-sensei bersuara, seketika kami bertiga menoleh ke arahnya. Kalau jadi aku, biarin aja, bodoamat kek kalau dia mau khianat atau bagaimana. Pada akhirnya, karma lah yang berbicara. Bukan Akabane Karma si setan merah, bukan.
"Bukan urusan ku jika tidak merugikan ku, tapi jika semisal kepala plontos itu menjerumuskannya agar menjadi villain, aku tidak segan-segan menggorok lehernya." Aura sekitar langsung suram, tapi langsung berubah saat si bird smackdown ngakak gak ketulungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall [Boku No Hero Academia × Reader] • END •
FanfictionBOOK 1, BOOK KE-2 SUDAH UPDATE DENGAN SAMPUL YANG SAMA ☺️ --------------------- [END] Terjebak dalam dimensi gepeng membuat (Name) harus berjuang membiasakan diri dengan keadaan sekitarnya dan juga identitas barunya. Siapa yang tidak familiar dengan...