22

1K 165 29
                                    

Kalian sedang fokus dengan (Name), sementara authornya sendiri sedang fokus di rl dengan kelas baru, dan tak lupa suasana baru.

Ahahahaha....

Welcome to new week!

Kebanyakan bacot ih, happy reading ya!

--------------------------------

Author POV

"Anjir, (Name) sialan."

"Katanya boleh gelud."

"Ya pake aba-aba kek!"

"Bukan urusan gue."

Sero sebenernya kesel, tapi bener juga ucapan (Name). Ya iyalah, perempuan selalu benar. Tadi dia bilang kalau gelud boleh kok, dasar senjata makan tuan.

Sero kemudian melangkah lunglai, menuju teman-temannya dan kembali melakukan latihan.

Sementara (Name) kembali duduk di pinggiran kolam, tidak ada niatan sedikit pun untuk berenang lagi. Tangannya berputar-putar, mencoba mengendalikan elemen baru selain angin dan api.

Yes, (Name) udah bisa mengendalikan api. Tapi masih dalam tahap pengembangan. Ia bisa membuat api yang lebih panas, sebagai contoh api biru. Seperti Dabi, tapi bisa lebih panas lagi. Untuk efek samping sama, belum diketahui.

Asal ada nitrogen dan uap air yang cukup, (Name) bisa saja dengan mudah mengeluarkan api. Dan sebagai tahap lain pengembangan quirk telekinesis miliknya, ia mencoba elemen air. Karena belum terbiasa, jadi ia mendapati sedikit beban. Mengingat massa jenis air dan angin atau api sangat berbeda.

Author POV end

Air... Air...

Enggak, aing nggak lagi haus. Tapi lagi bingung teknik apaan yang bisa diadaptasikan untuk elemen air. Kalau gelembung air? Sebagai pelindung?

Susah woy, saya bukan Nao.

Peluru air?

Keknya sabi tuh, entar piu piu piu, and you isdeth.

Dalam bentuk es memang lebih ringan, tapi ketahanannya lebih rapuh dari pada air yang memang bisa digunakan hampir berbagai hal. Kalau es, bisa-bisa jatuh doang udah hancur kek kokoro kau.

Untuk elemen air, aku nggak bisa kalau nggak ada air. Soalnya aku cuma mengendalikan, bukan mengeluarkan air. Tapi semisal kalau ada es, itu lebih susah lagi. Soalnya perlu mencairkan es nya dulu baru bisa digunakan.

Tapi karena aku malesnya minta amvun, jadi kalau ada es ya udah tinggal aku kendalikan jadi peluru es. Nanti ku tambahkan suhu dingin biar kalau kena orang bisa-bisa orangnya beku. Jadi patung es yang masih idup.

Hehe...

"Oleh karena itu, aku harus lebih berusaha lagi." Eh? Udah mau mulai aja itu geludnya, nglongokin ah... Biar nanti cuma diem pas ternyata pak Aijawa masuk karena udah jam 5.

"OMONG KOSONG!"

Demi apa itu Tante Mitsuki emang ngidam nyemilin toak atau emang bawaan quirk sih anjir. Terus lagi apa itu pita suara kagak belibet libet teriak mulu anjer. Herman dan gw.

"Aku tidak akan kalah dari kutu buku seperti mu!"

"Ka-kacchan?!" Midoriya cuma bisa sweatdrop, padahal sedari tadi latihan si Bakugo diem-diem bae. Tetapi tiba-tiba langsung kumat pasang toak bukan buat khotbah, malah bikin telinga budeg.

"Oi kusso Deku! Bagaimana jika kita menentukan siapa yang lebih kuat saat ini juga!" Dari tangan Bakugo, mulai terlihat percikan yang disebabkan quirknya. Midoriya auto mundur alon-alon. "Ti-tidak perlu.."

Fall [Boku No Hero Academia × Reader] • END •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang