15

1.3K 214 7
                                    

Halo halo halooooooooo.... Ada yang kangen mbak nem?

Ada dong pasti. -(Name).

Sumpah authornya kaget banget, ini baru bangun terus abis buka WA langsung ke WP, udah mau 200 vote aja... Huhuhu... Terhura sayaaaaaaa.....

Thanks banget lhooo...

Anjir, ntar jungkir balik again.. -(Name).

Dhlh, happy reading ya..

------------------------------------------------

Author POV

"Kalau begitu, kalian bertarunglah." Ucap Iruna dengan enteng, dan tentu dua remaja berbeda gender di sampingnya itu sedikit terkejut.

"Nee-san, kalau memilihkan ku lawan, setidaknya yang kekuatannya setara dengan ku, bukan dia yang kekuatannya jauh lebih unggul." Jin sweatdrop, sementara (Name) justru menggeleng pelan. "Tidak, tidak. Jangan berbicara seperti itu. Mungkin saja kau lebih kuat dari ku, kan kita tidak tau."

"Nah, kalau begitu cepat sana bertarung. Ini adalah zona yang menguntungkan mu lho Jin." Ujar Iruna menyemangati adiknya itu.

Setelah percakapan kecil itu, dua remaja itu segera menuju arena jadi-jadian yang berada di tengah laut. Arenanya itu air, bukan tanah atau semacamnya. Bagian kepala mereka berdua terlihat mengapung dengan jarak sekitar 20 meter, sementara Iruna selaku wasit tengah memperhatikan dari tebing tadi.

"AKU TIDAK MEMBERI BATASAN SIAPA YANG MENANG SIAPA YANG KALAH, YANG PENTING SILAHKAN BERTARUNG LAH DALAM JANGKA WAKTU 45 MENIT. AKU PERGI DULU~" Seru Iruna, sementara dua orang lainnya justru menutup telinga saking kerasnya suara perempuan itu.

Jin dan (Name) bertukar pandang, bersweatdrop ria dengan kelakuan Iruna.

"Yakin mau bertarung?" (Name) bertanya, gadis itu kini mencoba duduk di atas permukaan air dengan membekukan udara sehingga ia bisa duduk. Jin terlihat terkagum-kagum dengan teknik milik (Name).

"Sepertinya tidak, tanpa bertarung, kau sudah terlihat lebih kuat dari ku."

Author POV end

Kok kaya kata-katanya....

"Heh, kau sama saja dengan dia." Ucapku sembari menghela napas berat dan menatapnya datar. Remaja laki-laki itu hanya terkekeh kecil. "Dia siapa?" Tanyanya.

Nggak mungkin juga aku ngomong kalau itu Fuku, dengan gelengan kepala, aku menjawab, "Bukan siapa-siapa. Hei Jin, kita balapan ke pantai yuk? Yang kalah traktir takoyaki." Aku iseng, tapi juga penasaran dengan quirk Jin yang mungkin saja berkaitan dengan kecepatan juga.

"Oke, siapa takut."

Jin terlihat bersiap, sementara aku kembali menceburkan diri. "Tiga.... Dua...." Ancang-ancang bersiap berenang, aku mulai menyeimbangkan tubuh agar lebih luwes bergerak. "Satu!"

Jin langsung masuk ke bawah permukaan air, aku dengan sigap menyusul dirinya dengan memanfaatkan pusaran air yang ku buat di telapak tangan yang menghadap ke belakang. Mirip seperti penggunaan quirk Bakugo saat rintangan melewati tali di Festival Olahraga. Tapi ini menggunakan pusaran air.

Gila itu Jin cepet banget, ayo ayo... Aku gak boleh kalah. Tambah kecepatan, perbesar skala pusaran sampai jadi roket pendorong yang kuat.

Jarak antara bibir pantai dan tempat kami tadi sekitar 1 km, tapi sy herman, bisa-bisanya itu suaranya Iruna keras banget, padahal jauh gitu lho :v

Author POV

(Name) memang mulai menyusul Jinbei yang sudah setengah perjalanan hanya dalam tempo waktu yang singkat, tapi gadis itu entah kenapa justru melambat. Pusaran yang sempat ia buat kini sirna, menyisakan tubuhnya yang justru tenggelam lebih dalam. Surai pelangi itu justru kembali dengan warna yang pekat, netra kebiruan itu kini menutup perlahan, menyisakan keadaan tubuh yang tenggelam dengan lemas.

Fall [Boku No Hero Academia × Reader] • END •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang