63

471 91 0
                                    

Lalu, bagaimana sekarang?

Entahlah, capcus baca aja ya...

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

(Name) terus terdiam, sejujurnya ia masih bingung dengan topik yang tengah dibicarakan oleh kepala sekolah. Ia agak paham, yaitu bicara soal Iris. Tapi yang tidak ia pahami adalah tujuan dari dibicarakannya topik itu.

"Tunggu sebentar, Kocho-sensei. Jadi maksud anda, aku harus melakukan debut secepatnya?"

Tapi justru, gelengan kepala yang menjadi jawaban dari Nezu. "Tidak juga. Yang ku maksud adalah, setidaknya persiapkan dirimu. Kita tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya, mungkin saja waktu bisa memaksa mu untuk muncul sebagai Iris saat itu juga."

"Tapi..."

"Aku agak paham, Aizawa bilang kalau kau akan datang sebagai Oxy, bukan Iris. Tapi yang dipercayai masyarakat kini adalah mereka yang memang memiliki citra baik di antara para masyarakat. Beberapa hari lalu, Nighteye meminta izin kepadaku untuk membawamu dalam sebuah kasus. Mungkin kasus itu bisa jadi awalanmu untuk membawa kepercayaan sebagai seorang pahlawan baru."

'Kepala sekolah sampai tau? Apa mungkin, karena beliau dengar kalau ada kemungkinan kalau Aliansi Penjahat bisa saja bekerja sama dengan Shie Hassakai?'

"Jadi?" (Name) semakin bingung, ia menunggu jawaban dari sang kepala sekolah.

Nezu terlihat menghela napasnya, "Aku harap, kau berusaha sebaik mungkin. Dan dapatkan kepercayaan dari siapapun agar kedepannya kau tidak akan diragukan oleh siapapun.




























(Name)'s POV

Agar tidak diragukan oleh siapapun, mungkin maksud Nezu Kocho-sensei adalah mereka yang termasuknya adalah orang yang tidak memihak pahlawan ataupun villain. Atau bisa jadi yang dimaksud oleh Kocho-sensei adalah masyarakat sekarang yang sudah terpengaruh oleh Stainless Steel.

Aku menghela napas ketika mendengar bel istirahat berbunyi, kaki yang semula ku langkahkan menuju kelas segera putar balik menuju kantin. Aku lelah, jujur aku bingung. Beban hidup satu belum selesai, kini ditambah aku juga harus terbebani lagi dengan sebuah tanggung jawab besar kepada negara ini sebagai seorang pro hero yang cukup melegenda di kalangan masyarakat.

Masalahnya ada banyak. Aku belum sepenuhnya menguasai quirk random itu, mentalku juga tidak aman sama sekali, aku bukan Naoko (Name) yang sebenarnya, dan juga aku tidak mau terlibat terlalu jauh dengan banyak karakter lain. Walaupun aku akui aku sendiri menjadi orang yang naif dalam kasusnya Eri. Itu hanya perkiraan saja.

Dan sekarang? Harus mempersiapkan diri sebagai Iris yang mungkin juga sudah dinantikan karena pensiunnya All Might. Endeavor dengan kepribadiannya yang sudah dikenal banyak orang, tentu meninggalkan kerisauan di benak masyarakat luas. Hawks? Yah, mungkin dia memang cepat dan kuat, tapi masyarakat kebanyakan lebih mempercayai hero yang sudah berpengalaman cukup lama di dunia pro heroes.

"Kenapa lama, ada sesuatu?" Lamunanku buyar seketika ketika suara seorang laki-laki yang sebaya dengan tubuh Nao menghampiriku, terlihat tangannya sudah membawa soba dingin yang menjadi makanan favoritnya.

"Ku kira siapa, kau membuatku kaget saja." Ucapku sambil sedikit menyenggol lengannya, dia hanya mengatakan 'maaf' dengan raut wajah datar khas seorang Todoroki Shoto.

Kami berdua pun duduk bersama di salah satu meja, di sana, Iida dan Midoriya sudah duduk duluan. "Lain kali (Name) harus lebih bersabar menghadapi mereka." Ceramah Iida sebelum kami memulai makan siang, aku terpaksa menutup telinga sambil bi lek 'nyenyenyenyenyenyenye....'

Fall [Boku No Hero Academia × Reader] • END •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang