69

392 85 22
                                    

Bentar lagi 70 chapter gaes.

Hehe.

Hehe..

Hehe...

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

Chisaki melancarkan serangannya, (Name) yang terkejut dan tidak bisa menahan serangan dengan baik, langsung jatuh dengan posisi punggung yang hampir mendapatkan luka robek kalau bajunya tidak setebal itu. Bahkan kini sudah nampak baju abu-abu yang berada di balik jaket hitam-biru miliknya.

'Chisaki sialan...'

(Name) segera bangkit dan membantu Midoriya melawan Chisaki, hingga (Name) sendiri tak sadar kala sebuah barrier dari duri-duri tajam datang dan menyerbunya.

CRASH

KRETEK

"(Name)!"



















































Tangan kirinya,














































putus.

















































Sementara kaki kanannya dari mata kaki ke bawah, patah.



















































'Masa depan dengan seseorang yang tak pernah diramalkan ada.' -(Name).

Sesaat sesudah Midoriya maju dan menghancurkan duri-duri itu, nampak Chisaki sudah bergabung dengan Nemoto Sakaki. (Name) yang masih sadar segera meminta Nighteye membawa Lemillion dan Eri keluar dari sana.

Gadis itu mencoba kembali bangkit dan melawan, tapi ia mulai kesulitan karena kestabilannya yang bertumpu pada kaki mulai goyah. Ia berusaha, melawan dengan monster yang tadi sempat melindungi Nighteye dan yang lainnya.






















(Name)'s POV

Yah... Tanganku putus, kaki ku patah tulang. Mau bilang apa ini aku ke Fukuyang. Bisa-bisa bakal dilarang keras masuk sekolah lagi.

Ah, budu ah. Mati tanam. Nggak mati syukur alhamdulilah.

Intinya, syukuri apa yang terjadi sekarang. Setidaknya aku masih hidup dan tidak sekarat, walau rasa sakit mulai menjalar ke seluruh tubuh.

"Sangat menyedihkan. Hanya demi seorang gadis kecil, kau sampai kehilangan quirkmu selamanya, Lemillion. Kau juga si gadis naif, apa sepadan jika dibandingkan dengan tangan dan kakimu yang putus dan patah itu?"

Emang gw peduli?

Bodoamat, ini hidup gue. Ngapain kau ngatur? Lu siapa?

Keteledoran ku lah yang membuatku begini, karena konsentrasi ku yang terbagi untuk menyembuhkan orang lain, membuat ku sendiri kehilangan keseimbangan dengan mudah. Sampai akhirnya aku pun kehilangan lengan kiri ku.

But, bukan berarti aku berhenti sampai disini.

Yosh, aku keluarkan salah satu kartu AS.

"Aero Explosion." Aku bergumam sembari aku menatap Chisaki yang sudah bersatu dengan bawahannya, sampai ketika, sebuah dentuman angin yang bersumber dari ku meledak dan mengarah ke Chisaki.

Fall [Boku No Hero Academia × Reader] • END •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang