Aku adalah diriku, tidak peduli apa kata orang lain. Kecuali kalo body shaming, auto jadi orang yang kena senggol langsung mbacok. -(Name).
//Dilempar skrip asli\\
Aku adalah diriku, dan kau adalah kau. Dua pribadi yang berbeda, namun berada pada tempat yang sama. Orang hanya melihat diri orang lain hanya dari luarnya, tidak dari diri mereka yang sesungguhnya. Semua orang punya sisi mereka sendiri, sisi dimana tidak ada orang lain yang mengetahuinya. -(Name).
____________________________
Pagi harinya, aku bangun bersamaan dengan Mina yang sudah kena geblek Aizawa-sensei pagi-pagi buta. Eh tydac, jam setengah 7 pagi. Kemudian jam 7, Mina dan Sero dkk alias yang pada gagal ujian, auto kena pelajaran tambahan yang memang kek neraka.
"Menyebalkan, padahal aku belum benar-benar tidur dengan nyenyak." Keluh Mina yang berjalan di samping ku, aku sengaja menemaninya menuju tempat dimana mereka akan mendapat pelajaran tambahan dari sensei tercyntah. "Pasti enak kalau menjadi dirimu ya (Name), kau pintar bahkan quirkmu berkembang lebih baik dari yang lainnya."
Heh. Yakin? Mentalku malah down, kau tau?
"Apa maksudmu? Bukankah kita semuanya berkembang lebih baik dari sebelumnya?"
"Merendah untuk meroket. Dasar (Name)." Ujarnya lagi.
Aku auto nyengir kuda, "Semangat. Kau bisa melewati pelajaran neraka dari Aizawa-sensei itu."
"Dalam mimpi." Sahutnya dengan ogah-ogahan.
Setelah itu, aku pun keluar dari tempat besar yang lebih mirip seperti mansion itu. Menuju tempat yang memiliki rerimbunan pohon dan juga tanah yang cukup basah. Tapi ya... Tidak mungkin juga. Kan kemarin tidak hujan sama sekali.
Mengambil air dari tanah? No, no. Itu adalah cara mempersulit hidup. Lebih baik ngambil dari awan aja, kan lumayan itu sekalian buat nurunin hujan. Auto jadi pawang hujan, ngalahin yang ada di sirkuit Asia Tenggara yang terkenal itu lho :v
Tapi tidak oh tidak, pemanasan dulu dengan yang ringan-ringan. Aku sudah minta izin Aizawa-sensei atau Mandalay untuk mengambil air sekitar 200 kg untuk keperluan pelatihan ku.
Dan ya.. Sudah disiapkan dengan empat tong yang masing-masing berisi 50 kg air.
Aku memasang kuda-kuda, kedua tangan ku berayun mengikuti arah angin yang semilir menerpa wajahku. Namun sedikit demi sedikit, air-air dari tong itu mulai naik. Mengelilingi ku dan menyelubungi tubuhku dengan bentuk setengah bola air besar, diameternya kira-kira 8 meter.
"Wah (Name)! Kau seperti avatar!"
SPLASH
Anj--
Maksud kau aku ini botak gitu? Sekali kali samain aku bareng Poseidon atau lainnya kek. Iya avatar emang kuad, tapi dia botak.
Kepalaku menoleh, menatap datar Hagakure dan Jirou yang sedang berkacak pinggang. "Bisa nggak sih jangan samain aku sama avatar, kan dia botak." Balasku sembari kembali mengumpulkan air, mencoba kembali konsentrasi walaupun ujung-ujungnya bakalan ngobrol.
"Tapi kan dia kuat."
"Aku nggak botak, aelah."
"Ya tinggal dibotakin."
Aku auto melotot, dan Hagakure ngakak brutal mendengar ucapan Jirou.
"Earphone Jack, masalah ku sama kamu apa ya? Perasaan aku nggak ngapa-ngapain Kaminari deh."
CTAK
SPLASH
"Nggak kena aelah." Ucapku sembari melepaskan dua earplug Jirou yang hendak menyolok mata ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall [Boku No Hero Academia × Reader] • END •
FanficBOOK 1, BOOK KE-2 SUDAH UPDATE DENGAN SAMPUL YANG SAMA ☺️ --------------------- [END] Terjebak dalam dimensi gepeng membuat (Name) harus berjuang membiasakan diri dengan keadaan sekitarnya dan juga identitas barunya. Siapa yang tidak familiar dengan...