16

1.2K 200 14
                                    

Author kembali.....

Makasih banyak yang udah mau mampir dan vote cerita aku, i lup yu.

Padahal baru beberapa hari libur, tapi udah kangen temen aja. Btw, doain pas berangkat sekolah aku bisa banting temenku yang gak ada akhlak :v

Sekian, happy reading ya semuanya...

-------------------------------------------

"AHAHAHAHAHA! YANG BENAR SAJA?! ITU BAKUGO?!" Aku segera menolehkan kepala ke sumber suara, Kirishima dan Sero sedang ngakak brutal karena melihat Bakugo yang datang dengan rambut model baru dari Beast Jeanist. Woy lah, aku juga ngakak cuy.

"Pfttt."

"JANGAN TERTAWA! KU BUNUH KALIAN NANTI! KAU JUGA KUSSO ONA!!!"

"Pffttt, hahahaha. Itu... Pfffttt." Aku menahan tawa sembari memegangi mulut dan juga perutku, suer ngakak beneran ini mah...

"Coba saja kalau bisa, pria cantik." Ejek Sero yang langsung membuat Bakugo mengaktifkan quirknya. Bunyi ledakan kecil di tangannya terdengar, tapi kami bertiga terus-terusan ngakak dulu kabur kemudian.

Eh? Kok rambutnya belum jadi duren lagi? Apa pomade dari Beast Jeanist ampuh banget ya? Anjir ngakak.

"KU BUNUH KAU!!" Sero dan Kirishima kabur mengelilingi kelas, sementara Bakugo mulai berjalan kearah ku setelah meletakkan tasnya. Tangannya terlihat memercikkan ledakan siap untuk diarahkan kepadaku.

Tapi maap, saya gak sudi.

"Masih mau tertawa hah?!"

Aku dengan santai menyentilkan tangan ke udara, sejajar dengan posisi kepala duren miliknya. Dan... BOOM! Rambutnya balik semula.

Sebelum ia sampai di meja ku, ia sudah menyeret Kirishima dan Sero duluan. Sementara anak murid lain masih berbincang-bincang mengenai magang kemarin. Yang paling menjadi sorotan adalah Iida, Todoroki, dan Midoriya.

"Black Jack juga ada, terus yang membimbing (Name).....?" Pandangan satu kelas terarah kepadaku, aku yang sadar segera menghela napas lirih. "Ocean." Mereka hanya ber-oh pelan dengan jawaban ku.

"(Name), apa kau terluka?" Tanya Kirishima dengan posisi masih diseret Bakugo, aku mengangkat satu alis, pertanyaannya gimana bisa dia tau? Apa muka ku pucat? Atau semacamnya?

"L-luka? Tidak kok." Sangkal ku.

"Eh, tapi itu ada perban di sekitar leher mu."

Mampus#4

Dengan segera, aku meraba leherku. Dan benar saja, perban nya terlihat sampai atas kerah seragam. "A-ah, ini hanya tergores." Ucapku sembari menutupi perban dengan tangan. Yang lain hanya mengangguk, tapi.... Kok aku merasa ada hawa orang nggak percaya ya? Au ah.

---------------------------------------

"Baiklah, aku sudah datang."

Kali ini latihan dasar kepahlawanan, di pimpin oleh All Might tentunya. Kami semua dikumpulkan di lapangan Gamma, kalau nggak salah, ini scene pas Midoriya bakal meniru gerakan Bakugo.

Skip skip, aku males dengerin mereka ngobrol.

Aku

Bareng

Midoriya

Dan lainnya :v

Thor, bisa gak sih jangan tempatin aku sama MC terus? Sekali kali kek lawannya yang lain, kek Jirou, atau Yaoyorozou, Uraraka, yg lain kek.

Gomen sayang, aku kehabisan ide. -Author.

Idih, najis.

"Mulai!" Suara All Might menggema, aku segera berlari melewati pipa pipa besi dan juga apalah itu yg kek tabung tapi gede. Sero dan Midoriya sendiri sudah berada di depan, dan... Saya mau nyalip. Kan bukan Midoriya juga yang bakal sampai duluan.

Fall [Boku No Hero Academia × Reader] • END •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang