82

357 67 0
                                    

Hehe :v

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-


















Laki-laki itu terkesiap, mendengar itu ia kembali mengajakku mengobrol dan aku hanya menanggapinya biasa walaupun sedikit terjeda karena efek quirk miliknya. Entah kenapa, aku masih bisa lolos dari brainwashing miliknya.

Ohohoho, authornya sedang berbaik hati karena plot armor ku benar-benar tebal. Bahkan sampai brainwashing Shinso pun tidak berdampak sama sekali kepadaku walaupun masih terjeda.

Latihan pun selesai ketika Aizawa-sensei datang dengan menjewerku karena menggantung Shinso di pohon dalam posisi terbalik. Lagian, dia cuma pasrah kok. Kalau latihan fisik, beuh, jangan harap bisa menang ye.




























_________________________________










Ketika pulang sekolah, sore harinya aku tidak ikut tim magang untuk latihan. Soalnya Aizawa-sensei bilang kalau aku akan lebih sering berlatih ketika malam menjelang pagi, walaupun mungkin mengganggu waktu tidur ku, tapi setidaknya tidur di jam pelajaran asal mencatat boleh kok.

Nggak dimarahin, kan aku punya quirk yang bisa bersifat paten. Ambil visual yang mudah saja. Misalkan quirk Zero Gravity milik Uraraka, jika gadis mochi itu melayangkan batu, kemudian quirknya non aktif, maka batunya akan jatuh. Tapi berbeda lagi dengan Todoroki. Jika ia mengeluarkan esnya, dan ketika quirknya non aktif, es itu masih ada kan?

Kira-kira begitu sih.


























"Selain koreografi dan kostum, masih ada banyak hal yang perlu kita persiapkan!" Ucap Mina dengan semangat, aku cuma memperhatikan dari belakang. Sesekali aku mendongak menatap langit, rasanya cepet banget aku sudah di sini sampai S4, lebih dari 5 bulan aku di sini. Ih, benar gak sih?

Au ah.

"Kira-kira apa yang akan disukai oleh murid-murid, ya?" -Shoji.

"Kita harus mengikuti tren, benar kan Jirou?" -Kaminari.

Tren? Emang sekarang jamannya apa? Pahlawan aja merajalela tanpa tujuan yang jelas, pake tren-trenan pula. Mana paham aku soal ginian, hehe.































"Hoi, apa kau sudah mendengarnya?" Aku ikut berhenti ketika mendengar ucapan seseorang dari prodi umum, Bakugo yang berada di depan ku juga langkahnya terhenti. "Demi kita, kelas 1-A jurusan pahlawan katanya mau mengadakan siaran langsung." Lanjut laki-laki dengan rambut maju ke depan seperti wig(?)

Lalu, perempuan yang di sampingnya membalas, "Demi kita? Apa-apaan? Bukankah mereka kelihatan begitu sombong?" Ucapannya terlontar begitu saja, dengan mata dua orang itu yang mengarah kepada kami berdua.

"Mereka memang arogan, padahal mereka pernah diserang penjahat. Mereka masih tidak peduli dan tetap menjalankan kemah pelatihan, terakhir diserang lagi dan banyak terluka. Bahkan sampai tiga yang terculik. Karena itu kita juga ikut terbebani. Padahal itu salah mereka sendiri, tapi malah bersikap tidak berdosa. Sungguh tidak tau malu."

Hellow, aing tanya. Kalian sekolah di U.A jurusan umum, tapi kenapa kalian malah protes kepada kami yang bahkan tidak pernah menginginkan itu semua? Kalian terbebani hanya karena bersekolah di U.A? Dasar, namanya juga prodi pahlawan yang ditonjolkan, mana mungkin tidak akan terlibat dengan yang namanya pertarungan. Kalian prodi umum ya bertarung juga dengan keahlian kalian, kenapa harus menyalahkan kami pula?

Fall [Boku No Hero Academia × Reader] • END •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang