74

395 81 24
                                    

Yang mau ketemu emak Todo, sini merapat. Ini juga special scene untuk Todoroki.

Happy reading (◕ᴗ◕✿)

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-



















Aku cuma memperhatikan Fuku yang terus mengoceh, dia juga bilang kalau aku dipindahkan ke rumah sakit lain dimana dokter yang dulu pernah merawat ku bekerja. Untung bukan Rumah Sakit Jaku.

Keadaan ku sudah stabil, tapi aku masih belum boleh pulang sampai lusa, katanya perlu menyembuhkan dengan sempurna bekas luka dan juga lengan ku yang putus. Let's start a new life.

Bosen banget, mana belum boleh banyak gerak. Tapi agak beruntung sih besok nggak ketemu sama pak Ectoplasm. Nanti yang ada otak gw tambah njilimet kagak bisa berfungsi sampai akhirnya nyetrum diri sendiri kek Kaminari.











































Author's POV

Keesokan paginya,














"(Name) masih belum bisa ikut pembelajaran, maaf aku dan beberapa murid merahasiakannya, tapi (Name) masih dalam masa pemulihan. Besok ia baru bisa pulang, tapi tidak tau kapan ia bisa kembali bersekolah." Terang Eraser, seisi kelas cuma bisa terdiam kala mendengar semua itu.

Tak lama, Ashido mengangkat tangannya. "Sensei, apa yang terjadi dengan (Name)?"

"Maaf, aku tidak bisa menjelaskannya. Kemarin ia yang meminta agar aku tidak memberi tau kalian dulu."

















































Di asrama, sepulang sekolah,

"Todoroki, kau mau kemana?" Tanya Kaminari saat melihat Todoroki dengan pakaian biasa hendak pergi keluar, remaja itu kemudian menjawab, "Aku akan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ibuku."

_________________________________

















































"Mendo, kenapa aku masih belum boleh keluar rumah sakit sih? Apa gara-gara aku masih pakai perban plus ini pakai alat bantu untuk jalan?" Gumam (Name) pelan saat ia berjalan tertatih hendak menuju taman rumah sakit demi mencari udara segar.

Namun, perhatiannya teralihkan ketika mendengar seseorang memanggilnya dari belakang.

"Permisi, namamu (Name)?"

'Anjir malah ketemu Todoroki Rei.'

Gadis itu dengan gugup berbalik dan membungkuk dengan hati-hati, "H-ha'i. (Name), (Name) Naoko-desu."

"Aduh, maaf mengejutkanmu. Tidak ku sangka aku akan bertemu dengan temannya Shoto di tempat seperti ini, namaku Todoroki Rei, panggil Rei saja." Wanita berambut putih itu mengulurkan tangannya dengan lembut, (Name) membalasnya dengan perasaan gugup.

"S-s-salam k-kenal," (Name) membalas.

Pandangan Rei tertuju kepada lengan kiri (Name) yang cuma tinggal bagian atas doang, itupun hampir mepet ke bahu. Juga dengan leher yang diperban, serta alat bantu berjalan dengan kaki yang terlilit perban tebal. Bisa dibilang, ini mumi hidup.

Keduanya kemudian berbincang-bincang kecil sembari duduk di bangku dekat kamar (Name) yang tak jauh dari taman rumah sakit.

"Shoto sering mengirimkan surat, beberapa hari yang lalu ia mengirimkan foto ini, ia sepertinya cukup senang bersama teman-temannya sekarang." Rei menyodorkan sebuah foto kepada (Name), gadis SMA berjiwa 14 tahun itu hanya melihat foto itu dengan heran.

Fall [Boku No Hero Academia × Reader] • END •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang