54

461 96 4
                                    

Nungguin ya?

Happy reading ya!

See you again!

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Gadis kecil itu terlihat ketakutan dan gemetaran, aku mulai berjongkok dan tanganku mencoba meraih dan mulai mengusap kepalanya pelan dan lembut. Tapi kemudian suara laki-laki yang menjadi sorotan di season 4 ini mulai menghampiri pendengaranku.

"Jangan begitu," langkah kakinya mulai terdengar mendekat, terlihat perawakan Chisaki keluar dari gelapnya gang yang ia lewati tadi. "Jangan merepotkan pahlawan," ia berhenti tepat di depan kami. Midoriya memasang wajah agak terkejut melihat Chisaki, sementara reaksi biasa ditunjukkan oleh Lemillion.

"Putriku sudah menganggu kalian. Maaf ya, pahlawan." Ia memasang tampang senyum dan menggaruk tengkuknya. Tapi maaf, aku tidak masuk ke dalam tipu muslihat mu. Dia bukan putrimu, melainkan alat mu. "Dia terlalu suka bermain sampai terluka, sungguh merepotkan." Lanjutnya.

Mana ada anak kecil bermain sampai lukanya begini. Yang ada kau main-main dengan bocah ini sampai dia sendiri ingin kabur, tapi perasaannya yang kuat membuatnya tetap bertahan demi orang-orang yang tidak akan jadi pelampiasan dari kekesalan seorang Chisaki Kai dengan quirk overhaul milikmu.

"Etto, daijoubu desu. Anak kecil memang terkadang bermain melebihi batas, aku paham." Balasku, aku mencoba membantu Eri berdiri, tapi ketika aku sudah memegang gadis kecil itu, tangannya meremas kostum hero ku dengan kuat. Padahal seharusnya ini scene milik Midoriya.

Lemillion kemudian mendekati Midoriya dan memakaikan tudung kepala si remaja laki-laki itu, "Tudung dan topengmu jatuh lagi, sepertinya ukurannya tidak pas." Ujarnya pelan. Yah, yang ia lakukan adalah demi menutupi ekspresi Midoriya yang lumayan kelihatan.

"Kami yang seharusnya meminta maaf karena telah menabraknya," ucap Lemillion yang menghadap ke Chisaki.

"J-jangan pergi. Ku mohon." Gumaman yang sangat kecil, hingga hanya aku yang mungkin bisa mendengarkan suaranya yang ketakutan. Aku kembali mengelus rambut keabu-abuan milik Eri, lalu menghela napas kecil.

"Topeng keren itu, anda pasti berasal dari Hassakai, ya? Anda sangat terkenal di sini." Lemillion berusaha mengalihkan perhatian, sementara aku dan Midoriya berusaha menenangkan Eri. Sesekali aku tersenyum kecil ketika beradu tatap dengan netra merah ruby yang mirip seperti milik Bakugo, tapi yang ini lebih cantik.

Hanya saja, ia tidak mendapatkan perlakuan yang pantas bagi anak kecil seusianya. Di usianya kini, Eri seharusnya tengah merasakan kesenangan, bermain, belajar atau bahkan berteman dengan banyak anak-anak yang seumuran dengannya. Tapi, ia justru terbelenggu oleh Chisaki yang tidak memiliki perikemanusiaan.

"Benar juga, jangan pedulikan topengku. Karena aku lebih sensitif dengan hal yang berbau kotor. Saya baru pertama kali bertemu dengan ketiga pahlawan."

"Sou-desu," Lemillion masih terus mengobrol dengan Chisaki, kini ia tengah berusaha menutupi fakta kalau kamu berasal dari agensi Nighteye. "Kami orang baru jadi masih sangat gugup. Saa, ayo berdiri, kawan. Kita ke masa depan yang tidak diketahui." Ajak Lemillion.

"Kalian berasal dari agensi mana?" Tanya Chisaki.

"Kami masih murid, jadi kami hanya berpatroli saja, dan kami juga mendapat pengarahan dari pahlawan lokal soal menyoal patroli ini. Jadi, kami masih belum bisa masuk ke agensi mana pun." Balasku membantu Lemillion untuk mengalihkan perhatian Chisaki agar tidak dicurigai lebih jauh.

Lemillion pun menyahut, "Yap. Begitu! Dan kami sekarang harus melanjutkan patroli, ayo berdiri!"

"Ha'i!" Aku dan Midoriya menyahut, tapi aku tidak bisa berdiri karena Eri kembali menahan ku. Suara 'jangan pergi' itu kembali terdengar, namun sedikit lebih keras dari sebelumnya. Midoriya kembali berjongkok, kemudian pandangannya terarah kepada Chisaki.

Fall [Boku No Hero Academia × Reader] • END •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang