47

558 108 42
                                    

Hei hei hei, doushitara ii?

Mental (Name) nggak aman, perlu ku tumbangkan dia?

Betewe, kagak jadi nggak up 2 minggu, dah ngebet banget pengen up :v

Ehehehehehehehehehe :v

Masih belum masuk S4 ya gaes.

Special scene yang gw janjiin. -Author to Bakugo.
_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

"Diriku sebagai Oxy, bukan Iris." Aku menghela napas panjang, memutuskan sebuah keputusan besar dengan cepat, tapi entah itu keputusan yang benar atau bukan.

Hening sesaat, Aizawa-sensei tidak bersuara sama sekali. Tapi kemudian, aku merasa beliau mengelus rambut ku.

"Baiklah aku paham, bebanmu sebesar itu tidak mungkin dipikul sedari sekarang. Apalagi tadi pagi kau melawan salah satu Big Three, dan karena itu, mungkin juga kau merasa tidak percaya diri dengan keadaan mu sekarang."

"Aku masih lemah, sensei. Aku tidak seperti teman-teman lain yang bisa tersenyum walaupun sedang bertarung mati-matian. Aku bukan mereka yang memiliki semangat juang yang besar, aku takut sensei. Aku takut jika suatu saat aku menjadi hero, justru aku tidak bisa menyelamatkan orang lain."

Tekanan batin, apakah sekuat ini?

Aku merasa diriku lebih rapuh dari biasanya.

Aku lebih murung.

Tanpa ada keberanian.

























































"Kau bisa menjadi hero, maka dari itu kau harus berjuang sedari sekarang." Kata Aizawa-sensei.

"Kegagalan adalah kemenangan yang tertunda, jangan takut gagal, jangan takut untuk diselamatkan. Tidak ada hero yang tidak punya teman ataupun tidak pernah diselamatkan, kau masuk ke U.A bukan hanya karena ingin membantumu bangkit menjadi seseorang yang berguna, tapi juga sebagai tempat dimana kau membangun kepercayaan diri dan juga ikatan dengan teman-teman mu. Bertemanlah dengan mereka, lalu berusahalah sejajar dengan mereka, maka kau akan tau bagaimana mereka berjuang sedari titik awal." Lanjut beliau.

Aku kemudian berjongkok, mengubur wajahku di sela-sela kaki. Mataku sudah panas sedari awal.

Aku memang lemah.





















































Author POV

(Name) berjongkok, ia menangis dalam diam. Sementara Eraser Head hanya melihatnya sembari menghela napas. Ia tau, gadis dihadapannya ini mentalnya sedang tidak baik-baik saja.

'Usai ia melakukan ujian, entah kenapa aku merasa anak ini malah menjadi murung.' Batin Eraser Head yang tidak tau akan melakukan apa.

"Berdirilah, hapus air matamu. Berjuang demi masa depan bersama mereka, kau bilang kau mau membuat babak belur League Villain, bukan?" Ia berujar, kemudian berjalan meninggalkan (Name) yang masih berjongkok.

Bukannya gak ada akhlak, tapi supaya (Name) bisa menenangkan diri, ia juga mau agar bocah itu bisa bangkit lebih baik.
























































"(Name) ayo makan malam--- Eh?!"

'Yah, sampai sore begini mereka masih kuat berteriak. Mereka yang kena hajar Togata-senpai masih bisa ceria, lalu aku? Baru terluka sedikit saja sudah menjauh dan auto tertekan.' Batin (Name).

Fall [Boku No Hero Academia × Reader] • END •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang