8

1.8K 249 4
                                    

Ohayou, Konnichiwa, Oyasumi reader-san. Ekhem setelah kemarin double update, sekarang satu aja dulu ya... Kemarin udah selesai persiapan kebersihan dan kerapian kelas, sekarang penilaian. Duh, dag dig dug ser....

Tapi gpp, kan udah berusaha! Yok bisa yok.

Sedang menunggu update 2 cerita di daftar bacaan author, hiksrot. Ada yang senasib?

Hehe... Makasih yang udah mampir dan vote. Happy reading ya.......

Sedang berada diantara 2 season. Dan MC kita masih dalam simulasi koid. So? Kita harus bagaimana?

Ndak, (Name) udah sadar. Dan sekarang ia masih di rumah sakit, dengan kepala yang dililit perban cukup tebal. Gadis itu terduduk sembari memandangi jendela, sesekali, ia memegangi kepala yang masih berdenyut. Tapi dia mungkin akan baik-baik saja.

Skip time.

Dikelas 1-A, suasana lumayan ramai dengan beberapa obrolan mengenai insiden kemarin. Seperti Hagakure yang mengeluh karena hanya sarung tangan dan sepatunya saja-- alias nggak terlalu mencolok di media.

Lalu berhubungan dengan (Name) yang tidak di publikasikan seberapa parah lukanya, mengingat dia mantan narapidana tartarus. Tapi kan gak ada yang tau juga. Tapi ya... Gitu deh.

"Sasuga All Might! Dia sangat kuat!" Ujar Sato bersemangat, ia kini tengah mengobrol bersama Tokoyami dan beberapa lainnya di bagian bangku belakang kelas. Tokoyami mengangguki ucapan Sato, "Ah iya, pahlawan nomor 1 itu memang kuat. Dia bahkan membuat villain itu terpental."

"Tapi, apa ada yang tau sesuatu tentang monster merah dan biru itu? Kenapa aku merasa si monster merah itu warnanya sepekat darah, dan yang biru sebening air." Celetuk Shoji yang sepertinya memperhatikan kedua monster itu dengan seksama.

"Ya kau memang benar, tapi kita tidak tau mereka berdua dibawah kendali siapa." Timpal Tokoyami.

Sementara di sisi para ciwi-ciwi...

"(Name) sepertinya tidak akan masuk kelas hari ini." Nada kecemasan terdengar jelas dari suara Yaoyorozou, ia memandangi bangku belakangnya yang merupakan tempat (Name).

"Kata siapa?"

Author POV end

"Kata siapa?" Aizawa-sensei aja boleh keluar RS dan ngajar kelas lagi, masa aku enggak?

"(Name)!" Para murid perempuan langsung mengerubungi ku, tidak terkecuali Midoriya. Iida kan entah dimana, tapi nanti kan bilang--

"Minna! Semuanya duduk! Homeroom sebentar lagi akan di mulai dan-- Naoko-san tidak bera---"

"Kalau bicara liat dulu orangnya ada apa enggak." Aku memotong, berkacak pinggang menghadap ketua kelas A itu. "Dan satu lagi, panggil aku (Name)." Ujar ku lalu berjalan dan duduk di bangku ku.

Yang lainnya pun sama, kembali ke bangku masing-masing. Yaoyorozou berbalik dan menghadapku. "Bagaimana keadaan mu?" Tanyanya. Ya gimana gak ditanyain, orang saya masih pakai perban di kepala. Hehe...

"Ya... Seperti yang kau lihat."

"Ohayou." Munculah Aizawa-sensei berkedok mumi, anjy. Mana matanya merah gitu, rambutnya gondrong. (Name), jangan ngakak. Ya?

"Aizawa-sensei?!"

"Sensei apa anda baik-baik saja?" Tanya Iida.

"Tidak perlu khawatirkan aku, dan satu hal. Kenapa kau malah masuk dengan keadaan mu yang masih belum stabil?" Pertanyaan terarah kepadaku, dengan santai aku hanya membalas. "Lalu? Sensei pun sama bukan?"

Fall [Boku No Hero Academia × Reader] • END •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang