70

382 86 14
                                    

Ehehehehehehehehehe :v

Jadinya up skrng, boleh kan?

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-













































BRUK






























Sempat terhuyung beberapa saat, tubuh gadis itu kemudian ambruk dengan tangan kirinya bersimbah darah. Yang lain masih terus melawan Chisaki, sementara Uraraka dan Froppy mencoba mendekati (Name) dan berusaha menyelamatkannya.

Tapi justru, Chisaki mengambil kesempatan itu dengan menyerang (Name) kembali.

Serbuan duri tajam muncul dan mengarah kepadanya, seketika Midoriya pun maju dan membantu (Name) pergi dari sana. Sembari masih berkutat dengan rasa sakit, (Name) yang ngeyel bukannya pasrah jan dipaksain pakai quirk malah pake quirk untuk mencoba beregenerasi.

Diotaknya bi lek,

'Kan aing bekas eksperimen AFO, berarti ada kemungkinan aku bakal dijadikan nomu dong? Bisa aja aku bisa regenerasi... Eh bentar, tadi itu peluru merah bukannya isinya quirk Eri?!'

Ah sudahlah, aku sebagai authornya pun bingung. Bisa ae ini MC lagi hampir sekarat mikirnya aneh-aneh.

Tapi ya... Usahanya sia-sia,

"Midoriya, fokus saja dengan Eri!" Seru (Name) ketika melihat si gadis kecil yang diangkat oleh Chisaki menggunakan tanah membuatnya cukup jauh dari jangkauan Midoriya. Remaja itu segera mengangguk dan meninggalkan (Name) yang merintih kesakitan. Namanya juga bergelut dahulu sakit-sakitan kemudian.

'Andai gw manusia setengah nomu, eh tapi kagak bakalan boleh ke U.A soalnya ada kemungkinan aku dikendalikan. Au ah, cuma pengin hidup tenang doang apa kagak bisa gitu? Please?'

Curhat pun percuma, hanya aku sebagai author yang bisa mendengarnya.
















"Jangan pikir kau bisa lolos!" Teriakan Midoriya melebihi suara Chisaki yang semakin geram dengan keadaan, sementara di sisi Nighteye dan Lemillion yang kaget dengan Eri yang tiba-tiba berada di dekat Chisaki pun mulai melakukan evakuasi ke bagian permukaan tanah. Tentunya dibantu Ryukyu.

Lalu (Name)?

Dia mulai muntah darah, potongan tangan kirinya perlahan berpendar dan menghilang dengan sendirinya. (Name) sendiri heran dengan keadaan tersebut, tentunya ia juga tidak peduli dengan keadaannya sekarang. Malahan ia dibingungkan dengan kejadian yang sebelum-sebelumnya.

'Aku masih bisa mikir jauh soal sekolah, aku seakan gak peduli dengan keadaan ku sekarang. Tanganku putus, kakiku patah, kok aku B aja? Aku nahan sakit ya kayak gitu doang, kagak nangis, padahal kehilangan anggota tubuh. Tadi malah kalau nggak salah kena peluru merah milik Chisaki hasil dari penelitian menggunakan quirk Eri, terus kenapa aku masih bisa pakai quirk? Apa jangan-jangan aku ini beneran jadi dedemit? Eh, apa justru malah quirk random melindungi ku? Tapi ya... Kalau quirk Eri kan bisa aja membuatku kehilangan quirk random untuk selamanya. Au ah, budu. Prinsip ku cuma satu, mati tanam, kagak mati syukur alhamdulilah.'

Mata (Name) melihat Eri yang meraih potongan dari jubah merah milik Lemillion, dan di saat yang bersamaan, quirk Eri aktif sehingga membuat Chisaki yang memegangnya menjadi terpisah dengan tubuh Nemoto. Dari bawah, Midoriya sudah bersiap mengulurkan tangannya, Eri bangkit dan terjun ke arah Midoriya.

'Tangan yang hangat, sebuah pelukan, arti keluarga yang sebenarnya. Astaga, aku sampai lupa dengan semua itu, padahal aku sendiri pernah mengalami semuanya.' (Name) menghela napasnya, ia kemudian menoleh saat Ryukyu datang usai membantu Nighteye dan Lemillion naik kembali ke permukaan tanah. Uravity dan Froppy juga ikut di sana, mereka berdua sangat panik, berbanding terbalik dengan (Name) yang menjadi korban namun wajahnya B aja tanpa ekspresi panik.

Padahal di hati udah panik takut nggak dibolehin sekolah.

"(N-name)... Bagaimana ini?"

"Bagaimana apanya? Orang tanganku putus ya sudah, mau diapakan juga tetap begini. Yang penting aku gak mati, dan kalaupun aku mati ya tinggal tanam." Tutur (Name) dengan santainya, ia dibantu kedua rekannya naik ke punggung Ryukyu yang kemudian membawa mereka naik ke permukaan tanah.

"Deku-kun..."

(Name) melirik Uraraka yang terlihat agak khawatir dengan keadaan Midoriya yang tengah melawan Chisaki sendirian, (Name) sendiri memasang wajah bodoamat sembari berkata, "Tidak apa, dia ingi jadi hero, maka dia harus berjuang. Biarkan dia menyelamatkan Eri, lagipula, karena dia, Eri akan lebih mudah diselamatkan jika sudah di tangan yang benar."

"Aku setuju, kero." Sahut Froppy alias Tsuyu.

Sesampainya di sana, Uravity segera meminta bantuan beberapa orang dari unit ambulans. (Name) sempat hendak dibawa ke rumah sakit, namun ia segera menolak saat melihat Midoriya yang melesat ke langit dengan Eri yang ia gendong bersama sebuah jubah merah.

'Tugasku masih belum selesai,'

















Dari area ruang bawah tanah bekas pertarungan tadi, Chisaki bangkit dan mulai berjalan ke arah Katsukame Rikiya yang pingsan. Tangannya meraih tubuh besar itu dan menguraikannya, kemudian tak lama usai hujan darah di area itu, Chisaki kembali bangkit dengan wujud barunya.

"Chisaki kembali," -Ryukyu.

"Untuk sekarang kita aman, sasarannya bukan kita, tapi Midoriya. Chisaki akan mengejar Midoriya sampai ke tanah kemudian membunuhnya, itulah masa depan yang ku lihat." Ujar Nighteye.

(Name) nggak panik, sama sekali tidak. Walaupun ia tau alur semakin bergeser menjauh, tapi ia tetap berusaha menyeimbangkan alur agar tidak terlalu melenceng. 'Bakalan berabe kalau MC mati, masalahnya itu Mido bakalan dibutuhkan di S6.'


































































"Level, up mode." (Name) kembali ambruk dan kini kehilangan kesadarannya, di sisi lain, Midoriya yang sudah mendarat langsung bingung dengan keadaan kakinya yang baik-baik saja.

"Kembalikan Eri kepadaku, selain modifikasi, tidak ada cara lain untuk mengendalikan kekuatannya. Kau akan menghilang jika terus memeluknya, mengerti?!"

(Name) yang kalau dengar itu bi lek : "Yakin kack?"

"Tidak akan pernah." Sahut Midoriya dari bawah, ia sudah menggendong Eri menggunakan jubah milik Lemillion. Ia mulai menggunakan quirk OFA hingga 100%, sampai ia tak sadar kalau sebuah suara terus memanggilnya pelan.

"Nee, Midoriya. Biar aku ambil alih kendali quirk Eri."

"(N-name)?"

"Yes. Kau fokus saja melawan Chisaki, biar aku membantu Eri mengendalikan quirknya sehingga kau akan lebih aman."

Midoriya menolehkan kepalanya ke arah ambulans, nampak di sana, tubuh (Name) terbaring lemah. "Tapi,"

"Manut (nurut) saja, atau ancaman Chisaki akan benar-benar terjadi."








































Pertarungan kedua orang itu kemudian berlangsung, Eri sempat bingung dengan dirinya yang merasa bisa mengendalikan quirknya. Namun, ia sadar saat Midoriya agak sering menoleh ke arah (Name) yang terkapar lemah. Hingga saat Eri ikut menoleh, sesosok perempuan mirip (Name) dengan rambut hitam pendek dan mata hitam serta baju serba hitam tengah mengelus pelan rambut panjang milik (Name).

Gadis itu tak lain tak bukan adalah (Name) sendiri, (Name) yang sebenarnya.

Tidak ada yang menyadari keberadaan (Name) (Surename), bak hantu, saat petugas yang dipanggil untuk menolong (Name) hendak keluar untuk menutup pintu belakang ambulans, petugas itu melewati (Name) (Surename) yang tembus tak disadari siapapun.

Inilah yang dinamakan,

Kala raga yang melebur tengah menjemput sang jiwa untuk ikut membaur.

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Amburadul, fix.

Fall [Boku No Hero Academia × Reader] • END •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang