66

413 82 26
                                    

Kangen (Name) nggak?

Kira-kira, kalau cuma nulis S4, bisa sampai 100 chapter gak ya?

Semoga aja deh.

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-



"Waspada dengan quirk yang belum pernah kita lihat!" Ujar Centipeder memperingati kami, dan saat pintu terbuka lebar, nampak tiga orang lelaki keluar dengan salah satu berteriak, "Siapa kalian?!"

Centipeder bersiap, ia segera menangkap dua orang. "Bubble Girl, ku serahkan satu orang lainnya!" Ucapnya. Bubble Girl mengangguk, dan ketika lelaki dengan topeng dan juga pisau ditangannya menyerangnya, perempuan itu segera mengeluarkan gelembung yang meletus tepat di wajah si laki-laki. Aku auto njingkrak tanpa suara saat pisau yang digunakan si laki-laki malah terjatuh dan hampir menyambangi kaki ku. Langsung tuh auto ngacir di belakang Mido, sampe Kirishima pun bingung.

"Ya Gusti, Ya Gusti Nu Agung..." Aku bergumam kecil, masih bergetar karena tadi kek kena jumpscare pas liat film horor.

"Silahkan jalan duluan." Mendengar itu, Nighteye segera mengajak semuanya turun, Bubble bilang kalau ia akan menyusul nanti. Kami semua turun ke ruang bawah tanah, Nighteye bilang kalau kami akan segera sampai. Tapi nyatanya, sebuah dinding tebal menghalangi jalan kami. "Inikan jalan buntu." Ujar si komandan polisi.

"Cepat jelaskan, Nighteye!" Seru Rock Lock. "Sebentar, biar aku lihat." Togata-senpai, atau Lemillion angkat bicara, ia mulai berjalan ke arah tembok sembari mencopot topeng atau penutup kepalanya. Kirishima sempat bertanya, tapi kemudian dijawab oleh Amajiki-senpai yang mengatakan kalau kostum hero milik Lemillion terbuat dari serat rambut si pemilik quirk penembusan itu.

Usai Lemillion selesai, ia kemudian berkata, "Hanya dihalangi dinding ini, tapi ini terlalu tebal."

"Quirk Chisaki adalah menghancurkan dan memperbaiki, apa bisa melakukan ini?"

"Trik macam apa ini?!" -Fat Gum.

Soshite, Kirishima dan Midoriya maju menghancurkan dinding itu. Dengan Full Cowling milik Mido, juga Red Gauntlet milik Kirishima. Mereka sempat dipuji oleh Rock Lock, tapi ketika kami melewati dinding, aku mendengar suara seperti sebuah suara suntikan dan benda jatuh. Juga sebuah teriakan yang tak lain dan tak bukan adalah Irinaka, salah satu tangan kanan Chisaki.

Tak lama, ruangan tempat kami berpijak pun mulai bergerak tak teratur. Seperti labirin hidup. Orang-orang mulai bingung, beberapa polisi juga terlihat panik karena ruangan itu yang mulai bergerak tak beraturan. Seperti hendak memakan kami semua.

"Ini adalah Irinaka! Quirknya adalah mampu masuk ke dalam benda dan dengan bebas merubah bentuknya." Jelas si komandan polisi, tapi Rock Lock menimpali kalau yang ia dengar, Irinaka hanya mampu memanipulasi benda sebesar kulkas saja.

"Obat penguat quirk," aku bergumam. Aku berjongkok santai dengan tanganku yang menyentuh lantai ruangan yang sudah bergelombang. Tapi ya... Nggak ketemu tuh Irinaka di mana, soalnya udah nyatu sama ruangan sih..

"Maksudmu, obat yang bisa meningkatkan quirk seseorang?!" Tanya Kirishima, aku hanya mengangguk pelan sembari mencoba berdiri. "Aku tidak tau dimana dia berada, yang pasti tubuhnya sudah benar-benar mengendalikan tempat ini." Aku berujar.

"Aku pasti bisa melakukannya!" Terdengar suara Lemillion yang kemudian mulai berlari maju, menembus dinding yang berada di depan. Nighteye dan Midoriya sempat memanggilnya, tapi Lemillion sudah jauh duluan di sana. Fix, ini episode dimana Amajiki-senpai bakalan melawan trio sesad yang quirknya bisa merampas sesuatu, mengeluarkan kristal, juga memakan apapun tanpa merasa kenyang.

Mereka menatap Lemillion yang pergi, sampai tidak sadar ketika Irinaka membuat pijakan kami berlubang dan membuat orang-orang yang terfokus merupakan pro hero jatuh.

But,

WHY I'M NOT FALLING TOO?!

WTF---

Irinaka sialan, aku malah dijebak. Yang lain pada jatoh, terus aku malah di atas sendirian nggak ada teman selain para polisi. Emang defak itu Irinaka.

Ngajak gelud anj--































































Aku berlari duluan, meninggalkan para polisi yang ku mintai untuk mundur dahulu. Tapi, jalanku maju tidak semulus itu bro. Irinaka berulang kali berusaha membuatku pendeng (gepeng), padahal emang udah gepeng sejak pindah dimensi. Dari terjangan semen kek Cementos-sensei, tapi maaf, aku sudah terbiasa. Cementos-sensei lebih OP daripada kau yah, tanpa penguat quirk, beliau saja sudah bisa menghancurkan gedung apalah itu pokoknya markasnya Re-Destro yang ada di pegunungan.

Selagi tidak ada orang selain aku di sini, aku mulai mengaktifkan quirk telekinesis ku ke tingkat yang lebih tinggi. Mungkin benar perumpamaan Todoroki, seperti level up, tapi memiliki batas waktu yang entah aku tidak tau. Dan karena latihan itu, dalam beberapa jam saja, aku dah bisa mengendalikan tubuhku dengan cepat. Jadi seperti memakai quirk seperti biasa tanpa ada apapun.

Irinaka, ku buat kau keteteran (kelabakan). Because you can't use your quirk's to attack me. Alasannya?

Karena aku mengendalikan apa yang sedang kau kendalikan.

Yeah, bisa ku katakan kalau aku membuat dinding itu diam? Seperti Deatbolt milik Rock Lock? Mungkin seperti itu, tapi akan ku buat jangkauannya lebih luas.

Bisa ku rasakan dari sini, Irinaka mulai panik, dia mencoba lagi untuk menyerang ku dari segala penjuru arah. Tapi, bukan (Name) kalau nggak santuy. Sembari berjalan biasa, dengan permen yang ku ambil dengan jam yang bisa meneleportasikan benda kecil, aku menahan serangan Irinaka hanya dengan merasakan dari mana serangan itu berasal.

Hehe.

"Aku tidak akan kalah dari bocah ingusan seperti mu!!!"

Kedengarannya benar-benar marah itu orang, jangan-jangan malah nanti saya dibuat jad orang geprek? Eh, nggak enak dong, darah saya beracun, itu murni quirk turunan dari ayahnya Nao. Mungkin begini ya, dari sang ibu, quirk Nao bermutasi, hingga bisa menjadi telekinesis yang lebih kuat dari telekinesis biasa. Kalau dari sang ayah, karena Nao nggak punya sayap, jadi mungkin toxic-nya berpindah ke darah Nao.

Wuanjay, quirk begitu doang udah bisa OP banget.

Nao bisa aja menggunakan darahnya sebagai senjata, hanya sekitar 1 liter darah yang bisa ia ambil saja, bisa jadi apa aja tuh. Mulai dari senjata kek Power-chan di animek sebelah, jadi monster yang dulu katanya pernah nyelamatin Aizawa-sensei, atau yang lain halnya.

Irinaka terus mengamuk, bahkan ruangannya sudah tidak berbentuk sama sekali. Aku dengan santai masih terus berjalan, sampai Irinaka pun kapok dan memilih pergi dan mengacau di tempat lain.

Yah, kasian kena mental.






















Perjalanan mencari kitab suci-- gak, maksudnya perjalanan mau menyelamatkan Eri sungguh tak mudah.
































































Ya ngantuklah, ya laperlah, ya bosenlah. Banyak. Lagian kenapa nggak dari tadi sih aku ngikut turun sama Mido dkk, kan bisa itu bantuin liat.

Dan sekarang, kemana aku harus pergi?

Ngikut Lemillion?

Apa malah ngikut Mido dkk?

Yah, kan dilema lagi.

Sialan memang.















































_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_









Ehehehehehe :v

Selamat kena gantung kembali...

Bye.

Fall [Boku No Hero Academia × Reader] • END •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang