76

402 80 12
                                    

Triple. Ok?

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

"Sebenarnya, aku kehilangan lengan kiri ku, walaupun tidak sepenuhnya. Aku paham kecemasan kalian, aku benar-benar minta maaf tidak mengatakannya kemarin." Aku menunduk, hanya bisa pasrah dengan keadaan. Tapi kemudian, Mina bersuara bertanya.

"Tapi kau baik-baik saja, kan?!"

"Justru jika (Name) belum membaik, sebaiknya tetap beristirahat dulu, dua hari kelihatannya terlalu terburu-buru untuk menyembuhkan luka seperti itu, (Name)." -Yaoyorozou.

Aku mendongak, menatap mereka dengan tersenyum simpul. "Tidak apa, dan terima kasih. Aku baik-baik saja."

_____________________________________


































"(Name) yakin mau ikut latihan?" Tanya Jirou, Yaoyorozou dan Hagakure di sampingnya ikut memasang wajah khawatir. Aku cuma mengangguk sembari mendengarkan percakapan Mina mengenai timnya bersama Uraraka yang katanya akan dinamai Tim Rainy Day.

Apa-apaan Rainy Day, itu hujan kok hujan asam woy! TwT

Usai berganti kostum hero, kami sekelas segera menuju tempat latihan dimana Cementos-sensei sudah siap dengan tebing-tebing curam yang ia buat menggunakan quirknya yang mampu memanipulasi semen.

"Kalau begitu, hari ini kita kembali memperkuat jurus pamungkas kita. Dulu sudah pernah ku katakan, paling tidak mempunyai dua jurus pamungkas. Bagi yang belum punya, temukan. Bagi yang sudah punya, lanjutkan."

Aku sih punya banyak, banyak sampai numpuk noh di catatan milik authornya. Kamu nanya? Kamu bertanya-tanya? Biar aku kasih tau kamu ya, aku punya banyak jurus pamungkas. Yah, tapi tidak semuanya ku pakai sih, cuma gegaya doang tapi bisa berguna suatu saat. Maybe.

Teknik-teknik telekinesis + bloody toxic, terdiri dari :

1. Weapon Controller.
Seperti namanya, aku menggunakan telekinesis untuk mengendalikan senjata sebagai alat ku untuk bertarung.

2. Passive Healing.
Yeah, you know lah. Aku menggunakan udara sebagai alat penyembuhan tanpa harus berada dekat dengan si korban. Asal aku tau lokasi korban juga banyaknya oksigen seperti pepohonan dll, aku bisa menyembuhkan korban dengan cepat.

3. Detektor Angin.
Dulu aku pernah menggunakannya untuk mencari musuh, kalau tidak salah saat awal-awal aku masuk ke U.A. Intinya aku menggunakan angin untuk mencari tau keberadaan musuh, walaupun sekarang aku sudah jarang dan hampir tidak pernah menggunakannya. Selain itu, aku terkadang mendengarkan suara jauh menggunakan ini.

4. Aero Explosion.
Nama lain dari dentuman angin yang menjadi jurus pamungkas ku saat latihan dulu. Mengumpulkan angin dalam satu tempat, membuatnya berputar dan memadatkannya. Lalu ketika aku merenggangkan jari-jari tangan, maka angin atau udara yang terkumpul itu segera memberikan tekanan kuat ke arah luar jangkauan tubuh ku. Jarak pelindung itu kira-kira 2 meter lebih dari tubuhku. Kira-kira begitu sih.

5. Barrier of Gaia.
Ini adalah teknik baru yang tak sengaja tercetus saat muka yin yang tiba-tiba nongol dan menyerang ku. Bisa dikatakan, ini adalah pengendalian elemen tanah, walaupun bukan sepenuhnya tanah doang sih. Yang penting itu pijakan. Ehe.

6. Murasaki Hell Fire.
Berarti, "Api Neraka Ungu". Wuanjay, bagus gak tuh namanya. Sesuai nama tekniknya, api ini berwarna ungu. Aku dulu pernah menggunakannya untuk melawan babi ngepet saat penyerangan di camp pelatihan sebelum aku isdet pertama kalinya. Pertama kali karena jiwa ini adalah (Surename) bukan Nao. Ingat, api ini lebih panas dari api biru dan mungkin hampir menyamai amaterasu.

7. Healing Bubble.
Pengembangan dari teknik passive healing. Kalau yang passive menggunakan udara, kalau yang ini jelas menggunakan air. Biasanya sih ini terjadi ketika monster biru muncul dan menyelimuti korban yang terluka.

8. Pijakan Angin.
Pahamlah, aku dulu kan berangan pengin terbang. Karena waktu itu belum kesampaian jadi aku menggunakan pijakan angin supaya kelihatan melayang gitu.

9. Icy Frost.
Kayaknya aku pernah berpikir untuk membuat peluru es dan jika mengenai lawan, maka es tersebut menyebar sehingga mampu membuat lawan menjadi patung es hidup walaupun nggak gerak. Ya, mungkin akan terealisasikan.

10. Level Up.
Peningkatan quirk tanpa obat penguat quirk. Ini yang merupakan kemampuan tertinggi ku saat ini, maybe? Soalnya, misal aku tanpa level up mencoba mengendalikan air, pasti sulit karena massa angin berbeda dengan air yang lebih berat. Tapi ketika aku mencapai level up, semuanya terasa mudah bahkan mampu mengendalikan lantai ruangan yang dijadikan tempat pertarungan untuk membentuk dinding.

11. The Summoner of Constelation.
Masih ada guys. Tapi yang ini masih perencanaan. Jadi aku menggunakan darah atau berbagai elemen lain untuk membentuk perwujudan hewan-hewan dari konstelasi bintang. Misalnya aku ingin mengeluarkan singa, bisa saja aku menggunakan api atau darahku untuk meniru wujudnya. Aku bisa saja meminta mereka untuk bertarung ataupun membantu mengevakuasi warga jika semisal diperlukan.

12. The Shadows Out of Control.
Ini adalah nama teknik untuk monster-monster yang berasal dari darahku. Kenapa "Out of Control?" Karena mereka bisa bergerak tanpa mendapatkan perintah dari ku, karena mereka tau mana kawan mana lawan. Sejatinya mereka berasal dari diriku, jadi tidak mustahil jika mereka sepemikiran dengan empunya.

13. Bloody Illusion.
Menggunakan darah untuk membentuk makhluk hidup lain atau benda kemudian jiwa ku masuk dan mengendalikannya. Inilah "Bloody Illusion". Teknik yang datang tercetus ketika aku sedang sekarat.

Mungkin hanya itu dulu yang masih terpikirkan olehku mengenai berbagai kemampuan telekinesis yang serbaguna jika ditangan orang yang benar.

"(Name), mau latihan dengan ku tidak?" Ketika aku menolehkan kepala, sontak aku mundur beberapa langkah saat Mina tiba-tiba muncul. Mana itu mata kuning sama hitam bisa bikin orang jantungan liatnya.

BUK

"Ok kau pendek!"

Sialan malah nabrak bom hidup.

"Salahkan Mina,"

"Orang kau yang ku panggil kagak denger," Mina mengelas tidak terima dan akhirnya menyeret ku pergi dan mencari tempat lain untuk berlatih. Agak mending ketimpa acid daripada kena ledak nanti aing melayang sampai ke langit ketujuh.









































"Terima ini!" Gadis pink mutan itu berseru, ia melemparkan asamnya sembarang untuk menyerang ku. Untunglah hanya aku dan Mina, yang lain berada agak jauh agar tidak terluka atau asam Mina mengenai orang lain.

Aku hanya menghindar dan menyimpan asam-asam itu agar tidak mengenai ku. Sedikit demi sedikit, aku membuat monster asam dan menambahkan sedikit darahku agar monster itu mau bergerak sejalan dengan pikiranku. Juga, karena keberadaan darahku itu mampu menetralisir asam milik Mina agar tidak terlalu berbahaya. Sebagai gantinya, monster itu menciptakan senjata berupa busur dan anak panahnya. Mina yang melihat itu mencoba melawan, tapi karena sama-sama asam, serangan Mina tidak berguna sama sekali.

Akhirnya gadis itu lari dengan monster asam yang masih terus mengejarnya. Aku cuma bisa tutup telinga kala ia terus meneriakkan namaku dan menyalahkan diriku.

Salah siapa yang dilawan itu (Name).

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Up 4 chapter?

Gas?

Fall [Boku No Hero Academia × Reader] • END •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang