59

467 84 1
                                    

Awali hari-hari mu dengan baca fanfic,
Fanficnya Fall dari Jianani,
Mencoba selalu double up, jadi bikin pusing...

Mendokusai.

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-
















































"Lalu menjadi sebuah peluru yang bisa menghancurkan quirk." Ucapan Nighteye sontak membuat Midoriya dan Togata-senpai terdiam.

Aku juga diam. Rasanya pengin banget nonjok itu orang, tapi aku tidak mau nyawa melayang dan juga pulang tinggal nama.

"Chisaki juga memiliki anak perempuan bernama Eri. Namun, data kelahiran dan detail mengenainya tidak jelas. Saat Mirio, Midoriya, dan Naoko bertemu dengannya, kaki dan tangannya semua diperban." Lanjutnya.

"Ternyata ada hal mengerikan seperti itu..." Gumam Ryukyu yang mendengar itu.

Pastinya ada. Aku juga pernah mengalaminya, yah, walaupun bukan aku sendiri. Terkadang orang-orang ingin memanfaatkan suatu quirk demi kepentingan mereka sendiri, dan juga mereka tidak peduli dengan orang atau individu yang terkena imbas karena quirk milik mereka disalahgunakan.

Tujuan dari Chisaki adalah memonopoli pasar, seperti menjual peluru penghancur quirk kepada villain, kemudian saat itu, Hassakai pun akan menjual obat yang bisa mengembalikan quirk kepada para hero. Yang artinya, mereka diuntungkan kedua belah pihak.

Aku larut dalam pikiran ku sendiri, tapi sebenarnya, kepalaku lagi kumat. Padahal kemarin aku cuma pakai quirk random sebentar doang, itu pun beberapa hari yang lalu.

"Kalau ketiga orang ini sudah menyelamatkan anak gadis itu duluan, bukan kah masalahnya sudah selesai?"

Selesai.

Pulang kami tinggal nama.

Apa lagi kami tidak memiliki wewenang untuk bertarung begitu saja. Apa lagi kalau semisal jika ada warga sipil yang tidak sengaja terlibat, bagaimana dong?

"Semuanya adalah salahku. Tolong jangan salahkan mereka bertiga. Meski mereka tidak tau, tapi mereka sudah mencoba menyelamatkan gadis itu." Kami bertiga tertunduk, terutama Midoriya dan Togata-senpai yang menyesal. Aku juga, hanya saja, mau bagaimana lagi. Tidak mungkin aku tiba-tiba menjadi Iris dan langsung menyelamatkan Eri di tempat, nanti Chisaki malah bikin onar bisa-bisa. Nanti tambah repot malah aku yang disalahkan.

"Midoriya mengambil resiko menyelamatkan gadis itu ditempat. Mirio memikirkan segala kemungkinan, memilih cara teraman gadis itu. Dan juga, Naoko berusaha menenangkan Eri, juga mencari cara agar Chisaki tidak curiga kepada mereka."

Lantas, layar kembali menunjukkan sebuah foto Chisaki dan Eri. Mereka semua auto terkejoed.

Nighteye kemudian membenarkan kacamatanya, "Naoko yang tidak sengaja memencet sebuah tombol di salah satu item di kostum heronya, membuat kami mendapatkan informasi lebih lanjut. Gadis berambut abu-abu dengan mata merah itu adalah Eri." Layar berganti lagi, sebuah video yang menampilkan ketika kami berada di dalam gang, ya... Scene ketika Chisaki hendak membuka sarung tangannya.

"Bisa diambil kesimpulan, Chisaki mengancam Eri dengan hal seperti ini. Gadis itu masih punya hati nurani, jadi karena itulah...."

"Kali ini kita akan menyelamatkan Eri-chan!" Seru Midoriya dan Togata-senpai, mereka berdiri sampai kursi pun jatuh. Aku hanya memandangi mereka, kemudian menghela napas kecil.

Mereka tidak tau apa yang akan terjadi, untuk sekarang aku masih bisa bersyukur kalau keduanya masih memiliki semangat untuk menyelamatkan gadis itu.

Dari mana aku akan mendapatkan semangat hidup ya? Haruskah aku bundir lagi buat cari yang namanya semangat hidup? Eh nggak ding, nanti ditegur Martin, katanya kenapa balik ke kayangan, padahal kayangan udah ayem tentrem tanpa kau.

Fall [Boku No Hero Academia × Reader] • END •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang