Matahari masih sangat terik,padahal sudah pukul empat sore.
"Bu......,tolong ambilkan air dingin". Teriak bapak. Saat pulang ke rumah bapak kaget karena pagar rumah yang sudah ambruk,untunglah bapak memang akan mengganti pagarnya,bapak juga menambah tanaman baru yang dibawanya dari rumah nenek. Biar lebih asri katanya.
Aku sedang duduk memperhatikan jalanan bersama nenek sementara ibu mengambil air.
"De,kamu kalau tidak ada kerjaan bantu bapak dong". Kata bapak. Setelah pulang dari tempat kursus pukul satu tadi aku hanya diam dan bermalas-malasan.
"Panas pak....,bapak aja,tinggal di cat doang kan". Kataku. Sungguh anak yang nakal.
"Ck...ck....ck.......,panas neraka lebih berat dari ini de". Kata bapak. Sontak aku segera bangkit menghampiri bapak.
"Maafkan pak,aku cuma bercanda,ayo....mau dibantu apa". Kataku.
Bapak terkekeh.
"Nah.....bagus,harus nurut ya....". Kata bapak.
"Nih.....,tolong kamu cat semua ya,bapak mau istirah dulu hehe". Bapak memberikan cat dan kuas yang tadi di pakainya.
"Lah....,kan.....,bapak licik nih.....". Walaupun begitu aku tetap melakukan apa yang bapak suruh,sementara bapak beristirat dan berbincang dengan ibu dan nenek.
"Assalamu'alaikum.....". Seseorang datang,aku mengenal suara ini. Aku berbalik.
"Dino!". Gumamku.
"Yo....assalamu'alaikum sister.....,Ibu......bapak,nenek....". Dino menyalami mereka satu persatu.
"Wa'alaikumsalam warahmatullah". Jawab mereka.
"Nek.....,gimana nek?di sini panas kan...?". Dino duduk di sebelah nenek.
"Cih...basa basi busuk". Kataku.
Dino melihatku tajam.
"Lo....suka cari gara-gara sama gue ya....,sini maju kalau berani,bisanya ngomong doang". Kata Dino. Aku hanya memeletkan lidah. Beginilah.....,aku selalu bertengkar dan kesal kalau melihat Dino.
"Udah....,kalian kayak anak kecil aja,Din mau minum?". Ibu mengambil teh ke dapur.
"Lagi ngapain sih". Dino menghampiriku dan duduk di sebelahku.
"Apaan sih,jangan deket-deket". Kataku.
Ia melihat cat itu,seringai muncul di wajahnya,aku yakin dia akan jahil.Dan perkiraanku benar,ia mengambil kuas lain dan meneterkan cat ke punggung tanganku.
"Dino!,ini kan susah di cu......". Aku melihat seseorang di balik pagar,tepat di depan mataku,aku menengadah.
"Ci.....". Lanjutku.
"Assalamu'alaikum". Senyum terpasang di wajahnya,laki-laki yang entah kenapa akhir-akhir ini sering bertemu.
"Wa'alaikumsalam warahmatullah,wah...bang Arka,padahal tidak usah repot-repot menyapaku,langsung jalan aja bang...".Kata Dino. Pak Arka hanya tersenyum.
Ia masuk ke dalam dan menyalami ayah,ibu dan nenek,aku baru sadar ia membawa bingkisan.
"Selamat sore,pak,bu,nek...". Kata Pak Arka.
"Wah.....nak Arka,silahkan duduk,maaf duduknya emperan,Ibu ambilkan minum dulu ya". Pak Arka hanya tersenyum.Ibu terlihat senang sekali melihat Pak Arka.
"Hari ini aku tidak beruntung sekali,melihat dua orang menyebalkan sekaligus". Aku menggumam dengan sangat pelan,tapi Dino sepertinya masih sedikit mendengarku. Aku melanjutkan mencat pagar,dan entah kenapa Dino juga ikut melakukan itu,ia tiba-tiba jadi pendiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SUBUH
RomanceAda sebuah kenangan yang mungkin kau lupakan,entah karena waktu,atau memang keputusan mu untuk melupakannya. Namun......jika kau berjodoh dengan kenangan itu,maka takdir akan membawanya kembali......,dengan cara yang kau sukai atau yang kau benci,ke...