"Dew,ini.....,kamu yang kasih ya,kamu kan calon istrinya". Kata Risna.Ia memberikan seragam pesanan pak Arka.
Aku sudah memberitahu Risna kalau aku akan menikah dengannya minggu depan,ia sangat terkejut tapi juga terlihat bahagia.
"Hatchu.....,a......hidungku meler". Kataku.
Aku mengambil tisu dan membersihkan hidungku.
Kemarin saat pergi dengan pak Arka aku lupa tidak memakai jaketku. Air keran itu juga sangat dingin,padahal masih siang,tapi memang agak mendung sih kemarin.
"Kamu saja yang antar,aku nggak enak badan". Kataku.
"Ck...ck...,kamu ini,harusnya sekarang kamu lagi sibuk ngurusin pernikahanmu,kenapa malah males-malesan di sini?,waktu aku menikah dulu,aku benar-benar ingin semua terlihat sempurna hingga aku mengurus setiap hal,tapi kamu kok tenang seperti ini,pernikahan itu sekali seumur hidup,harusnya kamu lebih semangat". Kata Risna.
"Bagaimana kalau ternyata aku dan pak Arka hanya berjodoh sebentar?,lalu aku menikah lagi dengan orang lain?dan saat menikah dengan orang lain itu aku mengadakan acara yang super meriah karena nggak dadakan". Kataku. Risna menjitak kepalaku pelan.
"Belum nikah aja kamu berfikir seperti ini,gimana nanti kalau nikah?,aku telfon Pak Arka ya,biar dia seret kamu". Kata Risna.
"Jangan.....,Pak Arka sedang sibuk". Kataku.
"Ish....ish....ish.....,lagian kenapa harus buru-buru sih,pernikahan itu harus di fikirkan dengan pelan". Kata Risna.
Aku hanya tersenyum.
Aku hanya ingin Fahri hadir di pernikahanku,itu saja.
"Akh.....kalau aku jadi kamu,akan bersyukur banget karena dilamar oleh laki-laki seperti pak Arka". Kata Risna.
Aku berfikir sejenak.
"Risna.....,menurutmu....,kenapa pak Arka mau menikah dengan orang sepertiku?". Tanyaku. Risna menatap mataku dalam.
"Orang sepertiku? Apa sekarang kamu sedang merendahkan diri sendiri?". Risna memegang kedua bahuku.
"Di dunia ini.....,orang sepertimu sangat jarang...,kenapa kamu berfikir seperti itu?". Kata Risna.
"Tidak....,maksudku,selama ini aku selalu menunjukkan ketidaksukaanku padanya,tapi pak Arka kenapa bisa melamarku seperti itu.....Hatchu....".
Aku bersin tepat di wajah Risna.
"A....Risna maaf,Hatchu....hatchu.....". Aku mendorong Risna agar menjauh.
"Maaf....,nanti kamu tertular,hatchu....".
Bersinnya tidak mau berhenti,aku mengambil beberapa lembar tisu.
"Dew.....,kamu harus ke dokter,pernikahan kamu tinggal menghitung hari,kalau kamu sakit bisa gawat nanti". Kata Risna. Ia membersihkan wajahnya dengan tisu basah dan mengambil handphone di sakunya hendak menelfon seseorang.
"Kamu mau apa?". Tanyaku.
"Nelfon Ardhi,biar dia datang dan bawa baju seragamnya". Kata Risna.
"Jangan!,Ardhi juga sedang sibuk sekarang". Kataku. Risna melihatku.
"Aku mau anter kamu ke dokter,tapi sebelum itu seragam ini harus sudah di antar". Kata Risna.
Tiba-tiba handphoneku bergetar.
"Akh....ada yang telfon,siapa?sebentar Ris". Aku mengangkat telfon.
" Halo,assalamu'alaikum". Aku menjawab telfon.
"Wa'alaikum salam,ini Dewi?". Suara seorang perempuan.
"Iya,dengan siapa ini?". Tanyaku. Nomornya memang tidak terdaftar di kontakku.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SUBUH
RomanceAda sebuah kenangan yang mungkin kau lupakan,entah karena waktu,atau memang keputusan mu untuk melupakannya. Namun......jika kau berjodoh dengan kenangan itu,maka takdir akan membawanya kembali......,dengan cara yang kau sukai atau yang kau benci,ke...