BAB 12

123 7 0
                                    

Ini adalah hari yang menyebalkan.Entahlah,tapi setiap hari memang hari yang menyebalkan.
Hari ini Aku baru pulang sekolah,dan tebak.....aku sekarang sedang apa?ya......aku sedang berada di rumah tetangga tercintaku,yaitu Yusuf.

Ya.....Aku menyendiri,atau lebih tepatnya merajuk di pokok kamar Yusuf.

"Jadi gitu?Kak Rama nggak adil ya sama aku,harusnya kak Rama bilang kalau Yusuf cidera,jadi aku bisa ikut pulang bareng kak Rama,terus aku juga nggak usah ikut acara itu" Aku merajuk dengan seragam sekolah dan tas yang masih melekat di tubuhku.

"Kan urgent,jadi kakak nggak bisa langsung ngasih tau kamu"
Kak Rama berkata dengan entengnya.

"Sudah dong Dewi,kita kan kesini untuk jenguk Yusuf..." Asma menenangkanku.Ya......kami sedang menjenguk Yusuf.Tepatnya mereka,aku ke sini karena memang ingin komplain ke kak Rama,sekalian jenguk Yusuf juga,ternyata Yusuf punya banyak teman,dan lagi....aku harus bertemu dengan Fahri dan Dino lagi,menyebalkan.

"Tapi kak Rama nggak tau Aku hampir mati jantungan disana" Jawabku pada Asma.

"Sudahlah Dewi yang lain menunggu di luar"Jawab Asma.Ya...kami hanya bertiga di kamar Yusuf,tepatnya di pojok kamar Yusuf.

"Tidak apa-apa Asma,memangnya kamu kenapa di sana hingga hampir mati jantungan" Kak Rama melihatku dengan wajah yang lugu,apa ini.....dia seperti merasa tak bersalah.
"Kakak tau,Aku hampir jatuh ke jurang....."Aku memulai kisahku saat itu.

Flash back on

"Oke,ini sepertinya sungainya,hem....curam banget,suara air nya sangat tenang tapi,batu-batunya nggak terlalu banyak juga"Fahri menganalisa sekitar.

"Ya elah cepet napa,gue mau minun ni...lama amat"Dino mengeluh,sudah jadi kebiasaannya.

"Minum aja tu aer sungai"Jawabku.

"Wah ... Dewi baik sekali,kalau gitu Dewi yang ambilkan airnya ya...." Dino mengerlipkan matanya.

"Ikh sendiri aja sana,masa perempuan harus ke jurang"Jawabku.

"Oke,aman....ayo kita nyebrang"
Fahri memimpin di depan.
Dino mengulurkan tangannya padaku,Aku mengerjapkan mataku,apa apaan ni anak?

"Apa?"Tanyaku.
"Kamu nggak takut nyebrang jembatan ini?"Dino bertanya dengan mata yang tidak berkedip sama sekali.
"Takut kenapa?kata Fahri kan aman"Jawabku.
"Oh....ternyata belum berubah ya,masih sok keren"Dino berbalik memunggungiku.Diam diam Fahri mengawasi kami di depan.
"Hei.....kalian cepatlah!"Fahri mulai tidak sabar.
Kami mulai menyeberangi jembatan yang hanya terbuat dari rajutan tali tambang,ini sangat menguji nyali.Tiba tiba bulu kudukku berdiri 'oke....,jangan lihat kebawah....jangan lihat kebawah....'Batinku.

Tiba tiba Fahri diam tepat saat kami berada di tengah tengah jembatan ini,harusnya kami menyebrang satu satu,karena massa kami yang besar,jembatan ini mulai menekan kebawah.

"Hei....Fahri,cepat jalan,kau mau kita jatuh hah..."Dino terlihat memegang erat tali pinggir jembatan.Fahri terlihat sangat tenang.

"Hei kalian tahu?Aku sangat kesal dari tadi,Aku tidak pernah niat datang kesini,apalagi harus melihat kalian bertengkar terus,itu sangat merepotkan"Fahri memberikan tatapan tajam,Ia lalu mengeluarkan sebuah benda dari sakunya.Itu... sebuah gunting?sejak kapan ada gunting di dalam saku celana olahraganya?,Dia.....memotong jembatan tali tambang ini,aku melihat tak percaya.
"Fahri! Apa apaan kamu! Nanti kita jatuh" Aku berkata pada Fahri dengan tatapan cemas,ingin rasanya aku berlari ke tempat semula,tapi jembatan ini terbuat dari rajutan tambang,sehingga butuh waktu untuk kembali. Dino hanya diam saja,Dia tidak bereaksi sama sekali.Fahri sudah hampir memutuskan sebuah tali sebelum akhirnya....
"Hah.....kalian cepatlah kembali....,biar aku yang jatuh sendiri"Fahri menghela nafas dan memasang wajah jengkel.

"Fahri,di bawah ada sungai yang airnya deras,kamu jangan berpikir yang aneh aneh deh,aku tau mungkin hidupmu sulit,tapi jangan berpikir untuk mengakhiri hidup,apalagi sampai ingin membawa kita"Kataku.
Fahri menatapku dengan aneh.

"Kamu bicara apa sih?nggak jelas!,sudahlah.....aku capek,ingin cepat selesai......kalian diam saja"Aku baru pertama kalinya melihat Fahri semarah itu.Kenapa ia tiba tiba marah?.

"Fahri......kamu kenapa sih?Aku punya salah apa?maksudku kami punya salah apa?aku baru saja mengenalmu dan kamu sudah membenciku?" Aku sangat kesal,tapi Fahri tidak berbicara apa apa.

Sret.......brash

"Aaaaa.....Ibu...." Kami terjatuh,aku memejamkan mata,aku merasakan kakiku mendarat di sesuatu yang lebar?tunggu! Apa aku masih hidup?,ku buka mataku,secercah cahaya masuk melalui sela mataku.

"Hei... udah jangan lebay deh,kita selamat kok" Kata Dino Aku terperanjat,eh....ternyata benar,kita selamat,ternyata dibawah jembatannya ada parasut.Kok bisa nggak keliatan sih?

"Alhamdulillah.......,hei Fahri,kalau tidak ada parasut disini dan aku mati,aku akan menghantui kamu seumur hidup"kataku.

"Sudahlah.....toh aku sudah bilang,kalau kalian tidak mau ikut aku tidak memaksa,aku bisa jatuh sendiri,lalu mengambil benderanya dan pulang"Jawab Fahri. Bendera?jadi mau ngambil bendera?

"Ka.....kamu mau ngambil bendera?a... aku kira..."

"Kamu kira aku mau bunuh diri?ya nggaklah....bunuh diri kan dosa"Jawab Fahri.

"Hahahahaha,ternyata bener,Dewi selalu gajelas orangnya"Dino selalu mengejekku. Dasar anak aneh!

"Kalau gitu dimana benderanya?"Tanyaku.

"Kita mendarat di atasnya"Jawab Fahri.

"Lho.....ini bendera?aku kira parasut biasa,terus kan biasanya benderanya kecil,kok besar banget yang ini?"Tanyaku.

"Dalam permainan kali ini,kita hanya harus mencari bendera,hanya bendera! Untuk ukuran,tidak ada pemberitahuan mengenai ukuran benderanya,jadi.....selama kita menemukan bendera apapun walau ukurannya besar,kita sudah bisa kembali" Jawab Fahri.

"Ouh.....kalau gitu...kita menang,bisa langsung istirahat dong"Aku sangat senang....,ya....walau harus balik lagi.Eh......tunggu gimana kita balik lagi?!..........

Flash back off

"Jadi gitu kak,aku hampir mati jantungan kak" Aku sangat antusias sekali.Kak Rama tersenyum.

"Maafkan Kakak ya.....,kakak langsung pulang karena khawatir dengan Yusuf"Kak Rama terlihat sedih.

"Tidak apa apa Kak,Yusuf lebih penting,Dia sangat berharga untuk Asma ,ya kan Asma" Jawabku.

"Eh.....apa sih Dewi,ngaco aja..."Asma salting.

"Ayolah.....aku udah ikhlas kok,lagian.......aku cuma pura pura"Bisikku pada Asma.

"Pura pura apa?"Tanya Asma.

"Rahasia......."Aku menjawabnya dengan riang gembira dan berlalu keluar kamar meninggalkan Asma dan Kak Rama dalam situasi canggung.
Apa aku sengaja?,ya....aku sengaja.

*.........................*..........................*

Assalamu'alaikum... lanjut lagi,selamat membaca....

CINTA SUBUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang