15

68 4 2
                                    

Mengapa rasanya aneh,aku tidak suka,apa ini cemburu?,bagaimana bisa aku cemburu,apa perasaan di hatiku ini benar adanya? Tapi belum seminggu aku mengenalnya,bagaimana kasih ini bisa berkembang sebegitu dalamnya.

"Arka?". Seseorang memanggilku. Aku menoleh ke arah suara.

"O....ada apa kak?". Ternyata kakakku.

"Sedang apa tengah malam begini?". Tanya Kakak. Aku sedang duduk di ruang tengah,hanya melamun,akhir-akhir ini aku tidak bisa tidur.

"A.....,hanya tidak bisa tidur,mungkin lelah". Kakak tersenyum.

"Sedang memikirkan apa?". Kakak selalu tau.

"Hanya seseorang".Jawabku. Kakak mendekat padaku,ia menepuk pundakku.

"Tidurlah,setelah menikah waktu tidurmu akan berkurang dengan cepat,gunakan waktu istirahatmu dengan baik,lalu....perempuan itu tidak usah kau fikirkan,jika memang berjodoh Allah akan dekatkan,mama bilang kamu kurang tidur akhir-akhir ini,jangan siksa tubuhmu,semua akan baik-baik saja". Kata Kakak.
Aku sudah tidak bisa berkata-kata lagi,Kakak memang selalu tahu apa yang sedang kurasakan,jika dipikir lagi,bukan hanya kakak,tapi Mama dan papa juga. Mereka selalu mengkhawatirkan aku,mungkin karena aku anak bungsu,selalu dimanja dan di perhatikan sejak dulu,padahal aku sebisa mungkin selalu bersikap dewasa,tapi keluargaku selalu memperlakukan aku seperti anak kecil,bahkan diumurku yang hampir kepala tiga.

"Tapi kak,kenapa kakak juga belum tidur?". Tanyaku. Kakak terlihat baru menyadari sesuatu.

"Hilman!,anakku.......". Kakak masuk kembali ke kamarnya.

"Kebiasaan....". Kataku. Kakak memang sering seperti itu,ia biasanya memasang alarm tengah malam menunggu suaminya pulang,mungkin karena kebiasaan jadi saat suaminya sudah pulang pun ia jadi kebiasaan bangun tengah malam.

Aku kembali ke kamar,merebahkan badan di kasur yang empuk nan nyaman ini,tapi pikiranku masih memikirkan semua.

Bagaimana bisa perempuan itu dengan mudahnya masuk ke dalam hatiku,dan dengan mudahnya aku melupakan Asma yang bertahta dihatiku sepuluh tahun ini.

Lalu.....,mengapa aku begitu tidak suka melihat Dino dan dia dekat seperti itu,aku tidak tahan melihatnya,tapi aku bukan siapa-siapa,aku baru bertemu dengannya,tapi mengapa perasaan ini begitu kuat ,bahkan aku bisa sabar menerima pernikahan Asma,tapi aku gusar hanya karena dia dekat dengan Dino,kenapa seperti itu,mengapa aku harus cemburu pada seseorang yang akan menikah,jika aku cemburu harusnya aku cemburu pada Fahri yang sudah lama bertahta di hatinya,mengapa harus pada Dino?,lalu.....apa sikapku benar benar melukai kehormatannya?apa yang harus aku lakukan agar ia aman,sekali lihat aku bisa tahu ia anak yang ceroboh,kikuk dan lamban,ia kurang fokus dan rawan terluka,imun tubuhnya juga lemah,kemana-mana menggunakan jaket,bahkan di hari yang terik,apa ia juga menggunakan koyo ditubuhnya?bagaimana ia bisa menjalani kehidupan seperti itu,sangat melelahkan.

Aku menarik selimut dan mulai memejamkan mata untuk tidur.

*
*
*
*
*

"Hatchuu....Hatchuu....,huuu padahal nggak dingin kenapa aku bersin terus".

Aku melihat jam dinding,pukul dua belas lebih tiga puluh menit.

"Masih awal untuk bangun". Aku memasang alarm pukul tiga,pukul tiga Fahri sudah ada di masjid,ia sudah kembali melantunkan ayat ayat al-qur'an dengan indah,aku tidak boleh melewatkan itu.

Walau ia tidak menjadi pendampingku,aku tetap menantikannya melantunkan Ar-rahman yang sering ku dengar dulu. Aku berharap Fahri menetap disini,tapi aku yakin dia akan pergi dan menetap di kampung halaman istrinya,lagi pula Fahri bekerja disana,ia tidak mungkin meninggalkan pekerjaannya disana.

CINTA SUBUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang