Bab 19

112 5 0
                                    

Aku sudah berada di rumah,bapak mengantarkan ku ke rumah lalu pergi ke kamarnya,itulah kebiasaan bapak.

"Lho....Dewi,kenapa sudah pulang?sebentar sekali" Ibu sudah berada di sampingku.Duduk bersilang kaki melihat acara tv kesukaannya.

"Terlalu ramai,kepalaku pusing jadi pulang saja" Jawabku.
Aku tau kak Rama pasti kecewa.
Aku membuka tasku dan mengambil handphone ku.

"Lho....syal hijau ini?kenapa ada di sini?" Aku terdiam sejenak dan mengingat apa yang terjadi.

"Akh....aku ingat!Fahri tadi menitipkannya karena tidak bawa tas" gumamku. Aku lalu ke kamar dan mengambil tas kain untuk membungkus syal hijau ini.

Akh....sudah pukul sebelas,apa aku makan dulu?tapi belum lapar

Akhirnya aku memutuskan untuk menonton kartun kesukaanku dan membuat ibu kesal karena tidak bisa melihat acara kesukaannya.Aku terkekeh.

"Ibu bikin kue aja di dapur " Kataku sambil terkekeh.

Entah kenapa perasaan sedih tadi sudah tidak aku rasakan lagi kini semuanya seolah tidak terjadi apa apa.

"Pffttt hahaha......masa di laut ada api sih ada ada aja" Aku tertawa puas melihat tingkah konyol sponge kuning dan bontang laut kartun di tv.

Tiba tiba ada yang mengetuk pintu di luar.

"Dew.....buka pintunya...." Ibu berteriak dari dapur.

Aku membuka pintu,dan......Fahri sudah ada di depan pintu dengan terengah engah dan keringat bercucuran.

"Hosh......hosh......Assalamu'alaikum" kata Fahri.Ia masih terengah engah.

"Wa'alaikum salam warahmatullah,kenapa kayak cape gitu?" Tanyaku,entah kenapa aku bertanya hal tidak penting.

"Hosh... tadi...hosh....di jalan...hosh...macet,jadi....hosh....aku lari kesini" Jawabnya.

"Oh ,terus kenapa larinya kesini?kenapa nggak kerumah kamu?" Sekali lagi aku bertanya hal tidak penting.

Fahri tersentak,sepertinya ia sudah ingat alasan kenapa ia disini. Tiba tiba Fahri berlutut dihadapanku,ia menunduk.Tunggu! Ia menangis! Ya ampun.....aku nggak bermaksud melarang dia kesini.

"Hiks.....hiks.....maafkan aku....hiks.....maafkan aku Dewi.....,maafkan Aku...." Fahri masih berlutut,wajahnya semakin menunduk.

"Eh....iya aku juga minta maaf,aku tadi bercanda kok,kamu lari kesini juga gapapa,kapanpun kamu mau ke sini boleh kok,tapi jangan nangis ya..." Aku berusaha menghiburnya,tapi dia masih menangis.

Ya ampun......ni laki kenapa?datang datang nangis...

"Lho.....nak Fahri kenapa?,ayo masuk kenapa di luar" Ibu menarik Fahri ke rumah. Hadeh....... Ibu ngapain sih....,bawa bawa orang asing ke dalam?

"Nak,Fahri duduk di sini,maaf duduknya emperan,soalnya sempit kalau pakai sofa,nah ... Ibu ambil air dulu ya...." Ibu ke dapur, sementara aku duduk tepat di dekat pintu rumah ,sesekali melihat jalanan yang lengang.

"Jadi kenapa datang datang langsung nangis?payah banget,masa laki laki cengeng" Aku sedikit membentaknya.
Dia diam menunduk,entah apa yang dia pikirkan.

"Maafkan aku,aku tidak akan mengganggu mu lagi,aku juga tidak akan lagi menyusahkan kamu,maafkan aku,aku tidak bisa menjagamu lagi" Fahri menghapus air mata yang mengalir di wajahnya.

"Terimakasih sudah mengingatku selama beberapa minggu ini,aku bahagia kamu masih mau mengingatku,sekarang....aku ingin kamu melupakanku,jangan pernah mengingatku lagi" Fahri berkata seolah olah aku adalah kekasih yang akan dicampakkan.

"Hei Fahri,tenang aja......,aku akan melupakanmu tanpa kamu suruh,memangnya kamu kekasihku apa nyuruh nyuruh lupain segala" aku berkata dengan senyum di wajahku.

"Jangan jangan.....kamu suka aku ya....." lanjutku dengan kerlingan jahil. Fahri hanya tersenyum ,syukurlah ia sudah merasa baikan sepertinya.

"Ini....." Fahri mengambil sebuah kotak dari dalam saku jaketnya.ia menyerahkannya padaku.kotak itu dibungkus dengan sebuah hvs yang digambar.itu adalah gambar bunga yang sangat indah.kotak itu berukuran sepuluh kali sepuluh centimeter.

"Apa ini?kado?untuk Asma?" Aku bertanya pada Fahri,ya......aku takut kalau Fahri malu memberikan nya pada Asma.Fahri hanya tersenyum.

"Untukmu,milik Asma sudah aku berikan padanya kemarin" Jawab Fahri.

"Tenang saja.....,itu bukan bom kok,semua teman sekelas kita mendapatkannya,kamu yang terakhir dapat" lanjutnya.

Hem.....mentang mentang aku nggak terlalu akrab sama Fahri aku terakhirkan gitu!,dasar....ini namanya diskriminasi.

"Oh...hehe makasih" Aku tersenyum canggung.

"Kamu tau,aku selalu menyediakan yang manis manis untuk makanan penutup,ternyata kebiasaan ku itu merambat ke hal yang lain" Jawabnya.
Aku nggak ngerti! Apa Fahri sedang mengalihkan perhatian?

"Oh....iya,Dessert yang suka aku lihat di etalase di restoran mewah,itu juga makanan penutup kan?" Jawabku.

"Pfftt......hahaha kamu lucu,eh sekarang jam berapa?" Fahri masih tertawa.

"Jam sebelas lebih,sebentar lagi dzuhur,emang nya apa sih yang lucu sampai kamu ketawa gitu?" Jawabku dengan nada judes.

"Hem.....sudah mau Dzuhur ya,kalau begitu aku ingin pamit,tapi aku boleh foto selfi denganmu?" Fahri sudah memegang handphone nya.Aku agak ragu ragu,itu karena aku belum pernah memotret diri sendiri,bahkan digaleri handphone ku hanya ada foto pemandangan saja.

"Satu foto......saja" Fahri terlihat memelas.

"Kamu nggak akan pake foto ku untuk nyantet kan?" Aku memandangnya dengan tatapan curiga.Dia memandangku tak percaya.

"Astagfirullah,zaman sekarang emang masih ada santet?,lagian buat apa aku nyantet kamu" Fahri berkata serius. Aku tersenyum

"Oke deh satu foto aja ya,tapi jangan deket deket" Jawabku.
Fahri tersenyum,Fahri yang mengambil foto,aku berada lima puluh centi di sebelahnya,kami berdua sama sama tersenyum ke kamera.

"Bilang cheese......"

"Cheese......"

Tap.

Sebuah foto akhirnya menjadi bagian dari galeri handphone Fahri.

"Kalau begitu aku pamit dulu,terimakasih sudah menerima ku disini,oh iya......soal laki laki tampan di rumah makan tadi,namanya Josep,kamu jangan deket deket dia oke,dia suka mempermainkan perempuan,carilah laki laki baik sepertiku,kalau tidak dapat yang sepertiku,maka tunggulah aku" Fahri tersenyum. Ia sudah berada di ambang pintu.

"Tunggu! Aku panggilkan ibu,kamu nggak akan pamit sama ibu?" Tanyaku.

"Tidak,aku sudah pamit pada ibu kemarin,kalau begitu aku pergi,jaga diri baik baik,jangan tidur di kelas terus,jangan mudah percaya sama orang lain oke,aku pergi Assalamu'alaikum"
Fahri pergi dengan senyum di wajahnya
Sebenarnya ada apa dengannya .Ibu juga kenapa lama di dapur,jadi Fahri tidak minum sama sekali kan.
Aku melangkah ke dapur.
"Astagfirullah! Ibu!kenapa menangis?" Tanyaku.Aku kaget,melihat ibu sedang menangis dengan menutup mulutnya.
Sebenarnya ada apa......,kenapa hari ini begitu aneh.
Ibu tiba tiba berdiri dan langsung ke kamarnya tanpa berkata apapun.
Akh........aku tidak tau apa yang terjadi,aku mengambil kado dari Fahri dan langsung ke kamar,tidur dengan perasaan campur aduk

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

CINTA SUBUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang