Malam ini bintang begitu cerah,seperti merasakan kebahagiaanku juga,aku merenggangkan badanku di kursi kayu yang berada di teras rumah.Lamaranku sudah di terima oleh calon mertuaku,rasanya bahagia sekali,tapi.......aku belum benar-benar menyatakan lamaran pada Dewi,akh......pagi tadi ia terlihat marah padaku,apa tidak masalah jika aku melamarnya saat suasana hatinya buruk. Bagaimana kalau tiba-tiba lamaranku di tolak. Tidak!jangan berfikir negatif,lalui saja. Ya....benar,jangan berfikir negatif. Ha.....semoga semua baik-baik saja. Tapi ada yang aneh hari ini,dari tadi aku tidak melihat bayi kecilku,Clara,aku tidak melihat dia dari tadi.
Aku beranjak dari kursi.
"Clara.....come to papa,meow....,Clara.....meow meow.....". Aku memanggil Clara,biasanya Clara akan langsung muncul saat aku panggil.
"Clara.....meow.....dimana kamu cantikku...". Aku menelusuri setiap sudut rumah.
"Nyari apa De?". Kakak bertanya sambil mengaduk bubur bayi.
"Nyari Clara,kakak lihat Clara?aduh kucing kecilku yang lucu". Kataku.
"Lho.....bang Tigor belum bilang?,siang tadi kakak lupa ngunci pintu gerbang rumah,Clara kabur,kakak kira Clara bakal balik lagi,tapi sampai siang nggak pulang-pulang,jadi kakak nyuruh bang Tigor buat ngomong sama kamu,maaf ya De". Kata kakak.
Akh....rasanya aku ingin meledak,dan menangis,tapi karena kakak sudah jujur dan meminta maaf,aku jadi tidak bisa marah. Aku melangkah lesu kembali ke teras rumah.Aku yakin kakak merasa bersalah,tapi mau bagaimana lagi,tapi aku tetap ingin Clara di temukan.
"Bang Tigor......,bang.....,bang Tigor.....dimana kau....?". Aku memanggil bang Tigor.
"Ada apa tuan muda memanggil saya?". Bang Tigor tiba-tiba ada di belakangku. Aku berbalik.
"Bang.....,apa yang ingin bang Tigor sampaikan tadi?,saat aku sedang berganti pakaian?". Tanyaku.
"A....itu....se....sebenarnya.....,sebenarnya...,eu.....Clara menghilang tuan". Kata Bang Tigor.
"Kalau ilang kenapa nggak dicari?".Kataku.
"Macam mana aku mau cari,aku kan ikut tuan muda". Kata Bang Tigor.
"Kalau begitu cari sekarang". Kataku.
"Sudah malam tuan,aku rabun,mana bisa aku melihat kucing di malam hari". Jawabnya.
"Ish". Aku berjalan ke kamarku,segera membuat poster selebaran,memasukan foto Clara,beruntungnya Clara memakai kalung nama,semoga yang melihat poster ini dan menemukan Clara segera memberi tahu aku. Clara itu bukan kucing biasa,maksudku dia memang hanya kucing kampung,tapi kehadirannya sudah membuat hidupku lebih bahagia.
Aku keluar rumah dan menempelkan poster selebaran itu,akh.....sekarang aku merasakan kekhawatiran seperti sponge kuning yang kehilangan gery.
*
*
*
*
*Kendaraan yang berlalu lalang membuat hidup ini terasa lebih berisik.
Aku menghela nafas. Aku sedang berjalan ke tempat kursus,membawa baju yang harus di sablon,akh.......aku malas sebenarnya,tapi mau bagaimana lagi,kami sudah menerima uang dp nya,mau tidak mau harus segera beres.
Aku membuka pintu ruang administrasi,sudah ada Risna disana.
"Assalamu'alaikum Ris". Aku duduk di sofa sebentar.
"Wa'alaikum salam warahmatullah,eh lihat deh,tadi pagi ada poster nempel di tiang gerbang depan,liat......desainnya unik ya,foto kucingnya juga lucu banget.....".Risna terpesona.
"Aa.....kalau aku nemu kucingnya bisa dibayar gede,liat di kasih sepuluh juta,padahal kucingnya kucing kampung,haha harus nyari nih".Lanjutnya.
"Paling cuma nipu,Oh iya mana sini bajunya". Kataku. Risna hanya berdecak kecewa karena aku tidak percaya pada poster itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SUBUH
RomanceAda sebuah kenangan yang mungkin kau lupakan,entah karena waktu,atau memang keputusan mu untuk melupakannya. Namun......jika kau berjodoh dengan kenangan itu,maka takdir akan membawanya kembali......,dengan cara yang kau sukai atau yang kau benci,ke...