19

48 2 2
                                    

"Kak......,cepetan dong". Aku menunggu kakak di teras rumah bersama Clara yang sedang rebahan di siang yang cerah ini.

"Hei...Clara,do'akan aku,agar aku tidak membuat kesalahan di sana". Kataku. Clara hanya menatap datar selayaknya kucing pemalas.

"Cih...,sombong sekali kamu Clara". Kataku. Aku menggelitik dagu Clara.

"Tunggu sebentar,mertua kakak katanya akan ke sini,tadi kakak telfon,kasian ilman kalau dibawa,dia baru aja tidur". Kata kakak.

Kami menunggu lima menit.

"Assalamu'alaikum". Ibu mertua kakak ku sudah datang,aku dan kakak mencium tangannya.

"Bu,titip Ilman ya,maaf aku telfon tengah hari,tapi di rumah nggak ada siapa-siapa,titip ya bu". Kata kakak.

"Iya,Ibu malah seneng di titipin cucu".

"Ilman ada di kamar,lagi tidur". Kata kakak.

"Iya.....,iya,kamu udah telat kan,udah sana....berangkat".

"Iya bu,kami berangkat ya,sekali lagi aku titip Ilman,kami berangkat assalamu'alaikum". Kami kembali mencium tangan Ibu mertua kakak.

"Wa'alaikum salam,hati-hati ya".

Sekedar informasi,sebenarnya kakakku menikah dengan anak dari sahabat mama,mereka di jodohkan,walau begitu,cinta bisa tumbuh diantara mereka.

Kami memesan taksi online,aku ingin mengajak kakak menggunakan angkutan umum,kakak tidak mau,kakak dan mama sama saja.

Sebenarnya aku jarang sekali mengendarai mobil atau sepeda motor,aku lebih suka berjalan atau menaiki angkutan umum,aku lebih merasa hidup jika berada di antara kesederhanaan.

Padahal jarak rumahku dan rumah Dewi tidak terlalu jauh. Akh.....itu benar,tidak terlalu jauh,tapi kenapa aku baru kenal dia sekarang?,harusnya minimal aku berpapasan di jalan,padahal aku juga sering ke rumah Dino,aku juga sering ke masjid sebrang rumahnya,tapi kenapa aku tidak pernah melihatnya?,akh.....kalau saat itu aku melihatnya,mungkinkah hati ini tidak akan sakit karena Asma?,jika saat pernikahan Asma aku bertemu dengannya,mungkinkah hati yang hancur akan menguap dan tumbuh hati yang baru?,mungkin saja.

"Arka?kita tidak bawa oleh-oleh?,kakak malu kalau nggak bawa apa-apa". Kata kakak. Kebetulan ada yang menjual buah-buahan di jalan.

"Pak,berhenti sebentar". Kataku. Aku keluar dari mobil dan membeli paket buah dalam keranjang yang berisi anggur,pisang,apel,pir,dan manggis dari bapak penjual,setelah itu aku masuk lagi ke dalam mobil.

"Lanjut lagi pak". Kataku.

"Nih....,kakak yang pegang". Kataku.

"Ish....ish....ish....". Kata kakak sambil menggelengkan kepala.

Tidak lama kemudian kami sampai di depan rumah Dewi. Kami turun dari mobil setelah kakak memberi ongkos taksi.

"Disini?".tanya kakak

"Iya". Jawabku.

"Ayo....,pintunya terbuka,kayaknya ada tamu". Kata kakak. Kakak hendak berjalan ke halaman rumahnya.

"Tunggu sebentar kak". Kataku. Aku merapihkan kemejaku.

"Sudah rapih belum?". Tanyaku.

"Iya sudah,ayo akh....". Kata kakak,aku mengangguk,kami masuk ke halaman rumahnya.

"Assalamu'alaikum......." kataku. Kami melihat pintu terbuka lebih lebar,Dewi menyambut dengan senyum di wajahnya saat melihat kakak.

Aku melihat ke dalam,rupanya ada tamu,aku kenal tamu ini.

CINTA SUBUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang