BAB 10

159 6 0
                                    

* Dewi Story *

Aku membuka mataku perlahan,silau.....

"Sudah bangun?" Fahri bertanya padaku.

"Em....? Oh iya,nyenyak sekali,sudah sampaikah?"

"Belum....masih lama,masih dua jam lagi"

"Emang sekarang pukul berapa?"

"Baru pukul setengah delapan"

"Ouh.....berarti Aku tidur sudah satu setengah jam,tapi nyenyak banget,yang lain masih tidur,nggak berisik"

"Kalau kamu masih bicara kamu bisa membangunkan yang lain"

"Emangnya suaraku sebesar deru mesin apa"Dasar Fahri nyebelin.

"Tidur lagi saja,masih lama" Fahri sendiri terlihat tidak tidur dari tadi.

"Ini....,Aku kembalikan sudah tidak dingin lagi"Aku memberikan syal hijau itu.

"Simpan saja,pulangnya akan lebih dingin dari ini pasti syalnya akan kamu butuhkan" Dia tidak menerima syalnya.

"Kalau gitu kenapa kamu tidak tidur?"

"Aku hanya lebih suka memperhatikan jalan"

"Oh,Aku tidak bisa tidur lagi,mau main denganku?" Ia menatapku untuk pertama kalinya,matanya gelap sekali seakan tak ada kehangatan di dalamnya,dan tajam sekali seakan akan bisa membuatmu terbunuh.
Aku mengalihkan pandangan.

"A.....em.....tidak apa apa kalau kamu tidak mau" Aku menunduk
"Ini....,lebih baik dengarkan ini,dan Aku akan mencoba tidur,kalau sudah sampai tolong bangunkan" Dia menyerahkan mp 3 dan earphone nya lalu membalikkan badan memunggungiku.
Aku menempelkan earphone itu di telingaku,penasaran sebenarnya Dia dari tadi mendengarkan apa sih.

"Akh....i....ini murotal Al-qur'an,jadi dari tadi dia mendengarkan ini" Aku tak percaya....,tapi hal ini tidak mustahil mengingat Dia adalah seorang ketua rohis.

Alunan lembut dan merdu ini.....,sepertinya aku pernah mendengar suara ini,ini.....lantunan Ar-rahman yang sering aku dengar sebelum subuh........aku tidak percaya.

"Fahri.....Fahri....." Aku mencoba membangunkannya,aku menarik kerah jaket yang ia gunakan.

"Hem,ada apa? Aku belum sempat tertidur" Kali ini Fahri terlihat sangat menyeramkan.

"Ini.....,siapa?siapa Qori yang baca surat Ar-Rahman di mp3 kamu" Aku bertanya hal tak penting.

"Apasih,ganggu orang cuma karena pengen tau itu doang"

"Iya....ini penting untuk Aku"Jawabku.Dia menatapku tajam,tiba tiba aku merasa waktu berjalan lambat.

"Astagfirullah...."Tiba tiba Fahri mengusap wajahnya.

"Jadi siapa?temen kamu?atau....ayah kamu?"

"Bukan,dan kamu tak perlu tahu,sini kembalikan" Fahri meminta kembali mp3 miliknya.

"Iya.....iya,nih" Aku mengembalikan barang barangnya termasuk syalnya.

"Sudah ku bilang kan itu..."

"Iya,iya ini kusimpan,galak banget sih" Fahri terlihat jengkel dengan sikapku.

"Nah.....,sekarang jangan ganggu aku" Fahri kembali menyandarkan kepala ke jendela,kali ini ia melepas jaketnya dan ia pakai untuk menutupi wajahnya.

Wah....sejak kapan Fahri terlihat atletis,dadanya bidang....,bahunya tegap.Walau sedang menyandar tapi tetap terlihat ketampanannya,ini aneh....kalau di lihat lagi Yusuf dan Fahri terlihat tampan,tapi kenapa yang terkenal hanya Yusuf saja? Astagfirullah......ya ampun ... ini mata nggak bisa dijaga ya.....,ini kan masih pagi,mata jelalatan yang harusnya aku simpan untuk nanti malah terbuka sekarang. AKH.....DOSA......,wahai mata jangan buat aku berdosa.
Oke,Aku harus mengambil tindakan sebelum mata ini berbuat dosa lagi.Aku akan tutup mataku dengan syal hijau ini.
Ya... Aku melakukannya...hehehe entah kenapa Aku senang sekali.

Beberapa menit......atau jam? Aku tak tahu yang jelas Pak Amar sudah berteriak

"Bangun.....,bangun....kita sudah sampai" Suara Pak Amar membuat gendang telingaku sakit.

Tunggu.....tapi kenapa Pak Amar saja? Dimana Kak Rama?
Aku celingukan mencari sang sumber kekesalanku pagi ini.

"Dia tidak ada" Suara Fahri terdengar tepat di telingaku yang tertutup hijab.

"Eh....kamu....ngomong sama Aku?" Aku melihat Fahri yang sedang membereskan tasnya dan memasukan jaketnya.

"Iya...,siapa lagi? Kamu nyari Pak Rama kan? Tadi Dia pulang,sepertinya ada keperluan mendadak" Aku memandangnya tak percaya.Jika Kak Rama pergi Aku bagaimana? Aku kurang percaya diri jika tak ada Kak Rama.

"Heh,jangan bengong....,cepat beres beres Aku mau keluar" Fahri menyadarkanku dari lamunan panjangku.

"Eh...i..iya maaf" Aku langsung berdiri memberi jalan pada Fahri. Ia lewat,tubuhnya ternyata sangat tinggi...eh Astagfirullah.....jaga mata ,jaga mata.

"Hati hati" Ia berkata sebelum akhirnya benar benar hilang dari hadapanku.

"Eh...Dia tadi bilang hati hati ke Aku bukan sih?,sudahlah.....paling bilang sama angin" Aku akhirnya membawa tasku yang isinya sedikit itu dan melipat syal Fahri.

"Ayo anak anak cepat turun"Pak Amar sepertinya sudah tak sabar.Mereka berebut keluar,Aku mengalah dan akhirnya keluar paling akhir.

Semua berbincang dengan teman temannya,bagaimana denganku?Aku hanya diam dan memperhatikan sekitarku,lalu bagaimana dengan Asma? Asma bersama teman temannya,Aku lebih tenang kalau Dia tidak bersamaku,Dia tidak boleh ikut menyendiri bersamaku,Dia harus punya banyak teman .

"Nah....anak anak,sebelum masuk ke akademi,kalian bersama teman satu tim kalian"
Seseorang mengacungkan tangan.

"Kita belum di bagi tim pak,terus Pak Rama kemana?" Ternyata seseorang itu Sinta.

"Oh...iya maafkan bapak,sebenarnya tadi Pak Rama tiba tiba ada keperluan mendadak,jadi tidak bisa ikut sampai ke sini,jadi kalian adalah tanggung jawab saya,harus nurut dan jangan bikin saya malu" Pak Amar terlihat sangat serius.

"Siap Pak,tapi timnya yang mana Pak?kita belum di bagi tim"Sinta kembali bertanya.

"Timnya?tentu saja teman kalian selama di Bus,teman duduk kalian" Pak Amar terlihat puas,entah kenapa

"Tapi Pak dari kami ada yang satu tim dengan laki laki,ada yang duduk seorang juga"

"Oke tidak masalah kan kalian satu tim dengan laki laki,karena ini kan acara pengakraban,jadi kalian harus bisa akrab satu sama lain,dan bagi yang duduk seorang boleh bergabung dengan kelompok lain"

Jadi.....sebenarnya Aku satu kelompok dengan siapa?Dino atau Fahri? Akh dua duanya tidak menyenangkan,aku lebih suka dengan Asma.

"Ehem,jadi kita satu kelompok?" Dino sudah berada di dekatku,Akh.....nyebelin.

"Ehem,sepertinya kita juga sekelompok"Kali ini Fahri juga sudah berada di belakangku.

Apa Aku pindah ke kelompok Asma saja?biarkan saja Dino dan Fahri satu kelompok.

"Jangan coba coba pindah kelompok,kamu akan menyesal sekalipun itu kelompok Asma" A.. apa! Apa dia bisa baca pikiran? Terus memang kenapa?Asma kan baik mana mungkin dia menolakku.

"Ya.....Asma mungkin tak akan menolakmu,tapi partner Asma pasti akan menolakmu pffttt"Kali ini Dino yang bisa membaca pikiranku.

"Ti...tidak,kalian salah,Aku tidak berpikir begitu,dan Dino,Aku masih benci sama kamu,jangan sampai kamu bikin Aku tambah benci" Kali ini giliran aku yang tertawa,ya....walau dalam hati pfftt....

~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.

Assalamu'alaikum Dewi kembali,semoga suka ya....,jangan lupa komentar ^ ^

Tahun baru,semangat baru dan jangan lupa,perubahan baru ^ ^

CINTA SUBUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang