( Story Rama)
"Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan"
* * * * * *
Jalanan masih lengang,wajar saja,masih sangat pagi. Anak anak sudah tertidur,sepertinya mereka menuruti perkataan pak Amar haha pak Amar memang sangat ditakuti karena ketegasannya.
Drtttt.....Drrrttt.....
Handphone ku bergetar di dalam saku,Aku mengambil Handphone dalam saku,ternyata ada beberapa pesan dari Ummi.
Ummi: Assalamu'alaikum,Rama kamu bisa pulang lebih cepat,Yusuf Kena lagi.Ummi tidak tahu harus apalagi sekarang.
Itulah sepenggal pesan dari Ummi.Aku harus segera pulang.
"Pak bisa berhenti sebentar?"Tanyaku pada sopir Bus.
"Ada apa pak Rama?" Tanya pak Amar.
"Maaf Pak,saya boleh titip anak anak,saya ada keperluan keluarga mendadak,jadi harus segera ke rumah" Jawabku.
"Lho....Pak,bagaimana nanti kalau guru yang lain menanyakan?"
"Saya akan izin pada ketua panitia penyelenggara,saya titip anak anak ya" Pak Amar mengangguk mengiyakan.
"Sebentar ya Pak,saya masuk SPBU dulu agar tidak menghalangi jalan sekalian isi bahan bakar" Pak sopir berbicara sembari tersenyum,sungguh sangat ramah.
"Iya Pak,Terimakasih"
Bus akhirnya berhenti.
"Pak Amar sekali lagi saya titip anak anak,kalau ada anak yang merepotkan bilang saya saja"aku benar benar mengkhawatirkan anak didikku.
"Kalau begitu saya pergi duluan Assalamu'alaikum" Aku keluar dari Bus lalu mengirim pesan pada Pak Anwar,guru sejarah yang kali ini mendapat amanah sebagai Ketua Pelaksana kegiatan ini.
Setelah mengirim pesan aku memesan taksi online karena aku tidak tahu jurusan angkutan umum disini.
Lima menit kemudian taksi online yang ku pesan datang.
Perjalanan kembali ke rumah hanya memakan waktu sepuluh menit.
Aku sudah sampai di depan rumah,sudah pukul tujuh.
"Assalamu'alaikum,Aku pulang"Aku membuka pintu,terlihat Ummi dan Ibu sedang mengobati luka Yusuf .
"Wa'alaikumussalam warahmatullah"Jawab Ummi dan Ibu.
Aku mencium tangan Ummi dan Ibu. Lalu melihat Yusuf yang meringis kesakitan
"Ummi,Ibu...bolehkah Aku bicara berdua dengan Yusuf?"Aku mulai berbicara serius.
"Rama......kamu ti..."
"Tidak mi,Rama tidak akan kalap seperti dulu" Aku menatap Ummi dengan yakin.
Ummi mengangguk.
"Yusuf,ikut kakak ke kamar"Aku berjalan mendahuluinya,dia menyusul,setelah dia masuk,aku mengunci pintu.
"Baiklah,sekarang siapa lagi?"
"Sudahlah Kak....,jangan dibesar besarkan lagi"
"Siapa?"
"Kak......aku tidak apa apa,sudahlah"
"Masih orang yang dulu?" Dia terdiam,sepertinya memang benar.
"Yusuf,Kakak kerja jadi guru honorer itu untuk kamu,untuk jaga kamu,dan sekarang.....kamu larang kakak terus?,ini sudah keterlaluan,hampir setiap bulan kamu babak belur,dan ini......,ini masih pagi dan kamu sudah di ganggu,ini nggak bisa dibiarin,kita harus lapor polisi".
"Tidak,jangan......biarkan saja"
Dia selalu seperti ini."Apa alasan kamu?kamu selalu melarang kakak melaporkan mereka?mereka sudah bukan temanmu kan?"
"Kak,mungkin ini ujian untuk kita sebagai mu'alaf ,ujian untuk kita,apakah kita bisa bertahan dengan iman kita,apakah kita bisa memaafkan,apakah kita bisa terus tersenyum dan tetap mensyukuri nikmat yang Allah berikan" Yusuf menerawang jauh keluar jendela kamar.
"Dan lagi Kak,Aku sudah memaafkan mereka,Aku senang walau sudah jadi mu'alaf mereka masih mau menemuiku walau hanya untuk memukulku,Aku sangat senang,setidaknya Aku pernah berteman dengan mereka dulu,Aku hanya bisa berdo'a semoga mereka mendapat hidayah.Apa sekarang Aku boleh keluar?" Aku tidak tahu Yusuf berfikir seperti itu,Dia tidak dendam padahal ia dijauhi teman temannya,di bully, karena menjadi seorang mu'alat,tapi Dia tetap sabar.
Kami sudah menjadi mu'alaf selama enam tahun,dan Yusuf ,Ummi dan adik bungsu ku Aisyah juga sangat semangat ingin mengenal Islam,Namun kami selalu di kucilkan di tempat kami tinggal dulu karena kami keluar dari agama terdahulu."Kak,Aku udah boleh keluar?" Yusuf bertanya kembali.
"Oh...iya,maaf" Aku membuka kunci pintu,membuka pintunya agar Yusuf bisa keluar dan mengunci diriku di dalam kamar. Aku duduk di ranjangku.
Sekelebat bayangan masa lalu kembali muncul,dulu Aku belum memeluk Agama Islam,setiap ada seorang wanita muslimah lewat Aku selalu menertawakan mereka'Ahahahah mirip orang orangan sawah' itulah yang sering aku ucapkan,tapi mereka hanya tersenyum,bahkan Aku selalu melempar batu ke arah mereka,tapi mereka hanya tersenyum dan berkata'hati hati dek,batu nya berat,nanti kaki kamu tertimpa' Itu yang sering mereka katakan.
Sekarang Aku mengerti maksud Yusuf,dan sekarang Aku mengerti mengapa seorang muslim kadang tidak pernah membalas saat di dzolimi.
Jawabannya adalah memaafkan,dengan memaafkan setidaknya hati terasa tenang,tidak ada dendam dan penyesalan.
Sekarang aku baru mengerti.* * * * * *
Assalamu'alaikum.....
Ketemu lagi nih dengan Rama hehehe,iya......jadi ternyata Rama dan Keluarga mu'alaf ta...
Iya...... benar sekali.
Saya suka kesel karena kadang seorang mu'alaf lebih semangat mencari tahu tentang Islam dan belajar tentang Islam,sedangkan kita yang sudah beragama Islam dari lahir malah nggak semangat dan males ibadah.Sayang sekali ya.....tapi begitulah karena syaiton masih akan tetap menggoda manusia hingga hari kiamat tiba.
Oke terima kasih sudah membaca,jangan lupa tinggalkan jejak berupa cinta dan do'a. Hehehe saya butuh keduanya.
Wassalamu'alaikum warahmatullah.....^ ^
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SUBUH
RomanceAda sebuah kenangan yang mungkin kau lupakan,entah karena waktu,atau memang keputusan mu untuk melupakannya. Namun......jika kau berjodoh dengan kenangan itu,maka takdir akan membawanya kembali......,dengan cara yang kau sukai atau yang kau benci,ke...