Angin berhembus pelan,daun-daun berguguran,jalanan tiba-tiba lengang.
Tak kusangka,orang yang menemukan kucing kesayanganku adalah orang yang saat ini ingin ku temui."Masyaallah.......". Kataku. Dewi terlihat bingung.
"Ya?". Ia melihat kiri kanan.
"Aku melihatmu,tidak ada yang lain". Kataku. Ia memalingkan wajah,rona merah terpancar di wajahnya.
"Astagfirullah". Aku memalingkan wajahku,sabarlah,setelah menikah nanti aku bisa melihat wajahnya dengan halal,tahan sebentar.
"Maaf pak Arka,saya sedang sibuk,silahkan lanjutkan perjalanannya,semoga cafenya rame ya pak,assalamu'alaikum". Dewi berbalik menutup gerbang dengan satu tangannya yang bebas.
Kaki ku gemetar.
Bruk
Aku terjatuh
Kaki ku keram.
"Aduh.....,aw......". Aku mengaduh karena kedua kaki ku kebas.
"Kenapa?ada apa?". Dewi sudah ada di hadapanku,ternyata ia peduli padaku.
"Kaki.....kebas". Kataku. Aku meluruskan kaki perlahan.
"Kotor Pak,masih bisa berdiri?, istirahat di teras aja,agar tidak menghalangi orang lewat". Kata Dewi. Aku melihat sekeliling,kenapa tiba-tiba banyak orang.
Aku mencoba berdiri,berjalan masuk ke dalam dan duduk berselonjor kaki di teras.
Gerah.....,aku mengibaskan kerah bajuku agar ada angin yang masuk ke dalam.
Dewi menutup gerbang lalu berjalan ke arahku.
"Pak,titip Clara sebentar ya,jangan sampai lepas,saya ambil air dulu". Dewi menaruh Clara di pangkuanku,apa dia tidak tahu kalau aku pemiliknya?,tapi nomor yang tertera di poster kan nomorku,sudah kuduga ia tidak menyimpan nomorku,tapi nomor yang ia pakai juga bukan nomor yang kusimpan,apa ia ganti nomor handphone? Aku melepaskan Clara,tapi ia berjalan lagi ke arahku dan duduk manis di pangkuanku.
"Sekarang kamu kangen sama aku ha......,dasar.....,awas kalau kabur lagi,nanti nggak ada kasur empuk buat kamu". Aku berbicara dengan Clara. Seakan mengerti perkataanku,Clara mengeong ria.
"Ini silahkan diminum pak,dan ini koyo,mungkin bapak butuh". Kata Dewi,ia memberikan segelas air dan satu bungkus koyo lalu duduk di sebelahku dengan jarak tiga meter.
"Terimakasih". Aku langsung menghabiskan airnya setelah membaca bismillah.
"Clara....sini....". Dewi memanggil Clara.
Clara tidak menggubrisnya,sepertinya Clara sangat merindukanku."Tidak apa-apa,Clara sedang ingin bermanja denganku". Kataku. Dewi berfikir sejenak.
"Jadi Pak Arka pemilik Clara?,wah....pantesan". Kata Dewi.
"Pantesan kenapa?". Tanyaku. Aku memasukan koyo ke dalam saku,ini tidak boleh dipakai,pemberian pertama dari Dewi,tidak boleh lenyap.
"Kalung Clara sangat mahal,saya berfikir siapa orang yang tidak masuk akal ini,memakaikan kalung mahal pada seekor kucing kampung,dan ternyata Pak Arka,tidak aneh". Kata Dewi.
Aku tertegun,aku melakukan hal yang tidak masuk akal?,selama ini aku selalu mengedepankan realita,hal tidak masuk akal apa yang aku lakukan?.
"Memangnya apa hal tidak masuk akal yang saya lakukan selain memakaikan kalung mahal pada kucing kampung?". Tanyaku.
"Melamar saya". Jawabnya.
"Apa menurutmu menyukai seseorang dan hendak melamarnya untuk menjaga kehormatannya dan melindungi diri dari syahwat adalah tindakan tidak masuk akal?,apa menurutmu begitu?".Tanyaku. Dewi diam sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SUBUH
RomanceAda sebuah kenangan yang mungkin kau lupakan,entah karena waktu,atau memang keputusan mu untuk melupakannya. Namun......jika kau berjodoh dengan kenangan itu,maka takdir akan membawanya kembali......,dengan cara yang kau sukai atau yang kau benci,ke...