BAB 11

155 9 0
                                    

Setelah menentukan kelompok,kami di beri waktu
Untuk istirahat dan makan selama tiga puluh menit.Setiap kelompok di beri satu meja untuk menyimpan barang barangnya.
Aku memperhatikan setiap siswa dan teman satu kelompoknya,mereka terlihat akrab....sedangkan aku? Melihat dua orang yang nyebelin dan dingin hidup lagi,sangat menyebalkan.

"Heh.....sampai kapan kamu memperhatikan kami?jatuh cinta tau rasa kamu,cepet makan" Dino melihatku dengan tatapan sinis,Fahri hanya diam saja.

"Hem..."  Jawabku.Aku makan bekal yang Ibu berikan,tak ada suara lagi di antara kami. Dino melihat ke arahku.

"Aneh! Sebenarnya kau laki laki atau perempuan sih?" Dino tiba tiba berbicara seperti itu.

Uhuk...Uhuk...

Fahri tiba tiba batuk.....

"Hei Fahri......jangan terlalu banyak makan...jadinya tersedak kan...." Dino buru buru memberikan minumnya pada Fahri.

"Pffttt....Aneh" Gumamku.

"Apa!"Dino melihat sinis ke arahku.

"Nggak.....hanya...harusnya Aku yang bertanya padamu,kamu laki laki atau perempuan sih,perhatian sekali pada Fahri" Jawabku.

"Hah....kau tau,Aku sering melihat orang mati karena tersedak,Aku tidak mau Fahri bernasib sama dengan mereka" Dino tampak serius,Aku jadi tak tega menggodanya.

"Oke anak anak istirahat selesai,semua kelompok berkumpul"Panitia acara memberi aba aba.Sejauh ini Aku belum bertemu dengan murid academi.Tak bisa cuci mata..
..,eh astagfirullah jaga mata!

"Ketua kelompok maju kedepan"  Kami belum menentukan ketua kelompok sebelumnya,begitupun kelompok lain.

"Hei....siapa yang akan jadi ketua?" Dino terlihat bimbang,kami sepertinya berpikiran sama,kami berdua melihat Fahri dengan menyeringai,tentu saja itu Fahri....sang pemimpin.

"Baiklah ketua,silahkan maju kedepan"Dino terkekeh,wajah Fahri terlihat semakin dingin.

Aku melihat para ketua kelompok maju ke depan,ternyata salah satunya adalah Asma.Fahri tersenyum pada Asma disana mereka terlihat sangat akrab.

"Akh.....sudah kuduga,Fahri suka Asma,hah....sayang sekali cintanya bertepuk sebelah tangan" Aku refleks berbicara seperti itu.

"Kamu bukan orang yang menyenangkan" Dino tiba tiba berbicara seperti itu.

"Hah.....kamu benar,itulah sebabnya aku tidak punya banyak teman,eh kenapa jadi ngobrolin itu?" Aku Aneh sendiri dengan percakapan kami.

"Ngomong ngomong,Asma dan Fahri serasi ya.....,tampan dan cantik" Entah sejak kapan Aku ngobrol dengan orang yang ku benci.

"Ya......sangat aneh melihat orang yang tidak peka berbicara seperti itu" Dino memalingkan wajahnya.

"Dasar.....,memangnya kamu tau apa soal Aku?" Entah kenapa akhir akhir ini orang lain selalu menyinggung tentangku.

"Kamu adalah orang yang tidak peduli pada dunia,tidak suka keramaian,pemalas,selalu tidur di kelas,jarang belajar tapi nilainya selalu bagus,abnormal" Dino seketika melihat kearahku.

"Ab.....nor.....mal" lanjutnya,ia tersenyum setelah mengatakan itu,apa apaan....,seketika rasanya aku ingin marah,namun kuurungkan niatku karena Fahri sudah ada di antara kami.

"Baik,kita sekarang sudah masuk ke dalam lombanya,masing masing tim di beri misi yang sama,namun rintangan yang berbeda.kita hanya di beri satu misi tiap tim,yang pertama kembali adalah pemenangnya" Fahri mulai menjelaskan teknis lomba kali ini.

"Apa ada hadiah untuk lomba nya?" Aku akan sangat bersemangat bila menyangkut hadiah.

"Tentu saja,akan ada hadiah,tapi masih rahasia hadiahnya seperti apa.Ada yang ingin di tanyakan lagi?"
"Misi nya seperti apa?" Kali ini Dino terlihat tertarik.

"Pertanyaan bagus,kita akan menyusuri daerah pegunungan ini,tentu saja ada batas tertentu yang tidak boleh di langgar,kita hanya di beri kompas dan peta,kita hanya perlu mengikuti setiap jalan di peta"

"Tapi.....apa tidak apa apa membiarkan murid SMA berkeliaran di hutan?bagaimana kalau kita tersesat?" Aku mulai khawatir,mereka melihatku prihatin.

"Kita hanya akan berada di kawasan academi,dan lagi hutan tersebut akan di jaga oleh panitia tiap perbatasan nya,dan lagi...kita punya peta dan kompas,lalu .... pasti ada petunjuk juga di sana kan" Fahri menjelaskan secara detail,aku tidak perlu khawatir.

"Oke ayo kita berjalan......" Fahri mulai memimpin di depan,entah kenapa aku rasanya seperti Dola the explore yang mencari sesuatu lewat peta.

"Hem.....20 meter dari titik awal harusnya ada sebuah petunjuk" Fahri berfikir keras.

"Apa maksudmu sebuah surat yang menggantung di pohon?" Dino bertanya tanpa ekspresi.

"Bisa jadi......,tunggu! Apa?" Fahri terkejut

"Iya,di atas pohon jambu itu ada amplop" Kata ku.

"Akh......aku tidak bisa naik je pohon itu" Fahri terlihat lesu.

"Apa! Laki laki macam apa yang tidak bisa memanjat?" Kata Dino.

"Kalau begitu,bagaimana kalau kau saja yang naik" Kata Fahri, Dino terlihat salah tingkah.

"Aku tidak akan memanjat pohon yang penuh semut itu"

"Laki laki macam apa yang takut semut"Fahri membalikan kata kata Dino. Mereka terlihat seperti anak anak saja.

"Hah....,kalian lama sekali,biar aku saja yang naik" Mereka tampak kaget.

"Apa!aku bisa manjat kok,lagian aku pake celana olahraga bukan rok" kataku. Mereka masih terlihat tidak percaya.Aku...mulai kesal dan langsung memanjat,lagi pula pohonnya tidak terlalu tinggi,bahkan dengan mudah aku dapat mengambil amplop tersebut.

"Wah.....kau hebat sekali,jadilah istriku..."Teriak Dino saat aku mulai turun. Fahri terlihat lebih dingin dari sebelumnya.

"Ngomong apa kau Dino?mau aku kasih semut hah?" Bersamaan dengan perkataanku,beberapa ekor semut menggigit kaki dan tanganku,Aku tidak menggaruknya,kalau aku menggaruknya maka Dino akan mengejeku.

"Sudah,ayo lihat isi amplopnya" Kataku.
Kami mulai membuka dan membaca isi amplopnya.

Percaya pada temanmu maka kamu dapat melaluinya

"Apa apaan ini,cuma satu kalimat aneh,sudah pastilah dalam tim harus saling percaya" Kataku.

"Kamu benar,mungkin saja ini Aba aba agar kita lebih kompak di tempat selanjutnya"Fahri terlihat serius.

"Kalau begitu ayo kita lanjut.....,tempat kedua adalah sungai,disana harusnya ada petunjuk lain " Fahri memimpin di depan.

"Ini sebenarnya tempat apa sih,luas banget,kan cape kalau keliling keliling cuma cari bendera aja"Aku mengeluh sepanjang perjalanan.

"Dulu.....para pahlawan bahkan sampai mengorbankan nyawanya agar bendera merah putih bisa berkibar,tanpa mengeluh seperti kamu" Kata kata Fahri tepat menusuk jantungku.
"Iya ...iya,nggak akan ngeluh lagi" Jawabku.Hah ...... ini kapan beresnya sih? Pengen pulang ni,lapar lagi....haduh.....,harusnya nggak usah ikut aja.

*     *     *     *     *     *     *     *     *   
Assalamu'alaikum teman teman,sepertinya semangat saya untuk berkarya mulai down,mungkin efek malas kali ya,mohon dukungannya ya....Assalamu'alaikum....

CINTA SUBUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang