LimaBelas

22 6 2
                                    

Pagi hari di depan rumah, Laras dikejutkan dengan datangnya seorang tamu tak diundang yang berpakaian rapi. Baju kemeja dengan celana jeans yang di setrika dengan sangat teliti. Orang itu tersenyum hangat menatap kehadiran Aulia yang baru turun dari atas.

Senyum Aulia yang tadi sangat lebar berubah ketika melihat pria tak asing yang sangat dia kenali menatapnya dengan terpesona dan itu membuat Aulia geli.

"Ngapain lo kesini?!" sentak Aulia kala melihat wajahnya.

"Jemput lo lah," jawab laki-laki itu datar.

"Gue nggak minta dijemput. Apalagi nyuruh papa buat datengin supir,"

Terdengar kekehan darinya. "Bokap lo yang nyuruh jemput lo kesini,"

"Pulang gih, gue bisa pergi sendiri!" usir Aulia.

"Udah buruan, sekalian bantu gue urus surat pindah."

"Tunggu tunggu," Laras menyela. "Surat pindah? Artinya lo mau jadi murid baru di SMA Perdana 1?"

"Iya, murid baru nih,"

"Gak perlu, Seno! Pulang sana!" Aulia mendorong tubuh laki-laki itu hingga mundur beberapa langkah.

Laki-laki tubuh besar tinggi juga tampan itu tetap sabar. Dia memegang tangan Aulia lembut, menurunkan tangannya agar Aulia sedikit tenang.

Ya, itu adalah Seno anak sahabat papanya. Seno Caesar Fachrezy, laki-laki itu berniat ingin pindah sekolah ke SMA Perdana 1 tempat Aulia belajar juga, tempat Agil Saputra tetangga lamanya.

Seperti yang terjadi tadi malam. Agil masih dongkol dengan perilaku Aulia yang enggan membalas pesannya. Padahal Aulia bukan artis yang sesibuk sibuknya sampai tak bisa membalas pesan orang lain. Agil dan yang lain pagi-pagi sudah pergi dari sana duluan tanpa pamit, mau pamit ke siapa juga sudah pasti anak gadis di dalam masih tidur dengan nyenyak membiarkan anak laki-laki tidur diluar kenyamukan.

"Mulai sekarang lo pacar gue, soalnya gue udah dapet lampu hijau dari papa lo!" Seno menarik paksa tangan Aulia berjalan mendekati motornya, memakaikan helm dan menyuruh gadis itu ke atas jok motornya.

Sebelum pergi Aulia sempat menoleh ketiga temannya untuk pamit pergi. Temannya yang lain hanya bisa mengangguk mengerti tidak bisa berbuat apa-apa.

"Dengan Seno Caesar Fachrezy?" tanya pak kepsek.

"Benar pak, semua datanya sudah saya bawa beserta surat pindah," Seno menyerahkan map berwarna biru.

Pak kepsek mengangguk menerimanya. "Sebelumnya saya minta maaf, anda belum bisa kami terima untuk saat ini. Data ini masih kurang lengkap. Nilai rapot kamu belum ada. Sebaiknya semester depan kamu pindah," terang beliau.

"Surat-surat ini akan kami pegang, tapi mohon maaf kamu belum bisa untuk masuk hari ini. Data-data kamu belum seutuhnya tertarik dari sana,"

"Baik pak, mohon permisi," Seno dan Aulia keluar dari kantor.

"Lain kali jangan gegabah. Aneh-aneh aja orang bentar lagi ulangan!" Aulia berdiri sambil melipat kedua tangannya saat berada di koridor berusaha menahan tawa karna Seno sudah jelas berbohong dengan memalsukan surat pindahnya, Aulia sangat hafal padanya.

"Iya sayang,"

"Makan yuk?" ajak Seno. "Kantinnya dimana?"

"Sorry nggak laper."

"Emang makan apa?"

"Makan ati!" Seno tertawa, sangat manis.

"Mau ke kelas aja?" tawarnya.

Agil SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang