DuaPuluhEnam

15 3 0
                                    

Agil merapikan rambutnya setelah membuka helm yang menutupi wajah ketampanannya. Mengambil sebuah paper bag yang tergantung di motornya.

Agil menekan tombol bel didepan rumah menunggu sang tuan rumah membukakan pintu.

"Assalamu—," pintu terbuka menampilkan seorang wanita masih dengan piyama biru yang ia kenakan.

"—alaikum," Agil melanjutkan ucapannya yang terhenti.

"Agil?"

"Belom mandi ya lo? Masih bau ikan asin!" tuding Agil.

"Enak aja,"

"Tapi bener kan?" tanya Agil lagi. Merasa yakin bahwa gadis didepannya belum mandi.

***

Aulia membersihkan kamarnya yang terlihat berantakan. Aulia tipe orang yang tidak suka berantakan. Kamarnya ini terlihat rapi dimata orang tidak dengan dirinya, kali ini ia ingin mendekor ulang kamarnya menjadi pindah posisi.

Begitulah gabut nya orang rajin. Aulia memindahkan lemari skincare dan meja rias berada di pojok kamarnya sebelah kiri yang terdapat tempelan foto artis Korea. Mulai dari Lee Minho sampai foto Ahn Hyo Seop tertempel di sana.

Setelah selesai membersihkan sampah dibawah lemari bekas meja rias Aulia memindahkan lemari pakaian di tempat meja riasnya tadi. Aulia ini terbilang mandiri, tanpa Wildan pun dia bisa mendorong lemari yang dua kali lipat lebih besar darinya.

Sekarang giliran tempat tidur, Aulia ingin memindahkannya di ujung dekat dengan lemari buku yang tersusun di pojok kamar. Setelah selesai, Aulia mulai menyapu kembali dan mengepelnya hingga bersih.

"Akhirnya selesai juga." Aulia mengibaskan tangannya dan menyeka keringat yang membanjiri wajahnya.

Setelah begini Aulia jadi makin senang melihat dekor kamar barunya. Meskipun cuma pindah tempat. Lain kali Aulia ingin mengganti cat kamarnya.

Aulia kemudian turun ingin mengambil karpet yang ia jemur diluar. Aulia membuka pintu menampilkan lelaki tampan dan rapi sambil tersenyum dan mengucapkan salam. Aulia sampai terkejut dengan kedatangannya.

Belum sempat menjawab laki-laki itu sudah menudingnya terlebih dulu membuatnya membulatkan mata malas. Kalau boleh jujur, tudingan itu memang benar. Dirinya belum mandi karna sibuk membersihkan kamarnya. Ini juga masih pagi, masih jam tujuh.

"Iya bener," jawab Aulia. "Tapi, ini masih pagi."

"Itu juga gue tau, emangnya lo nggak bangun subuh?"

Aulia memutar bola malas. "Udah deh, ngapain lo pagi-pagi kesini?" tanya Aulia kesal.

"Gue bawa ini." Agil memberikan paper bag yang ia bawa.

Aulia membuka isinya. "Minyak sama martabak?" Aulia menatap Agil.

Agil mengangguk. "Minyak lagi mahal, sekalian biar dapet restu dari nyokap lo." Agil menaikkan alisnya genit.

"Bokap nyokap gue kerja,"

"Emang ada ya, hari Minggu kerja?" Agil menatap Aulia tidak percaya.

Aulia berdecak. "Liburnya dua Minggu sekali, kemaren Minggu libur nah liburnya lagi Minggu depan!" Aulia menjelaskan.

"Ya udah makan bareng aja, Wildan mana?" tanya Agil mengintip kedalam.

Agil SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang