DuaPuluhSatu

22 5 0
                                    

"Melamun mulu neng, ntar kesambet!" seseorang berseru dari sebelah kiri Aulia sambil mencolek bahunya.

Gadis itu tersadar lansung tersenyum kaku sadar bahwa ia sedang berjalan sambil melamun. Dan segera menepi dari tengah jalan parkir untuk anak lain lewat. Aulia bahkan harus minta maaf karna jalan mereka terhalang olehnya.

"Mikirin apa sih? Ulangan ya? Kan masih dua Minggu lagi," Aulia hanya menggeleng pelan.

Meskipun biasanya Aulia pusing karna tugas atau ulangan tapi kali ini bukan persoalan itu yang menjadi beban pikirannya. Satu masalah yang membuat otaknya terus bekerja.

"Nggak,"

"Terus?"

"Gue cuma---" Aulia terhenti sambil melotot kaget. "Astaga!"

"Kenapa?" tanyanya.

"Aduh, sorry sorry gue ninggalin Laras di toilet!" Aulia segera berlari putar balik. Bisa-bisanya melupakan sahabat sendiri dalam toilet yang dikuncinya dari luar.

"AULIAA!" teriak Laras dari dalam sambil menggedor-gedor pintu.

"Iya, iya!" Aulia membuka pintu toilet.

"Lo kemana? Sengaja ya ninggalin gue!" kesal Laras karna hampir sepuluh menit didalam.

"Sorry, lupa gue malah jalan pulang." Aulia berjalan disebelah Laras.

"Eh, tuh kan!" Aulia kembali teringat.

"Kenapa?" tanya Laras.

Aulia menepuk keningnya. "Gue ninggalin Danial di parkiran." Aulia segera berlari.

"Lo mikirin apa sih, semua dilupain. Agil lo lupain juga nggak?" kesal Laras ikut berlari.

Pikiran Aulia entah kemana, tadi pagi saja Aulia tidak pulang ke rumah. Memilih mengganti baju di sekolah yang ia ambil di loker miliknya. Wildan hanya menelponnya tidak mencari di sekolah. Kejadian semalam benar-benar membuat otaknya tak sinkron.

Aulia saja sejak tadi pagi tidak bertemu dengan Agil hanya waktu istirahat saja itupun Agil tidak melihatnya. Entah ke mana larinya yang konon katanya pacar Aulia yang paling setia sampai sekarang belum juga terlihat batang hidungnya.

Wildan saja, jelas-jelas adik yang selalu membelanya itu semalam dengan kuat membentaknya, Aulia sampai mundur satu langkah mendengar bentakan itu. Kejadian itu, seolah semua salah Aulia. Seolah Aulia lah yang menyusun semua rencana itu agar abangnya pergi untuk selamanya.

Danial menatap kedua wanita yang berlari tergesa-gesa mendekatinya. Senyum Danial lebar menyambut keduanya.

"Lo mikirin apaan sih?" pertanyaan itu keluar ketika mereka sampai.

"Sorry, gue gagal fokus nih," Aulia cengengesan.

"Agil lo pikirin!" kesal Laras menyentil kepala Aulia pelan.

"Oh, jadi berita si gadis cerdas beneran jadian sama si tukang onar?" tanya Danial.

Aulia hanya tersenyum kaku.

"Emang udah berapa lama? Kok lo berdua nggak kasih tau gue sih," Danial nampak cemberut dibuat.

"Baru aja, gimana kalo kita minta traktir nih, Dan?" saran Laras menyenggol lengan Danial pelan.

"Boleh tuh, hayuk Au, traktir kita di McD!"

"Ih, lo berdua apaan sih. Gue pusing nih, lo berdua malah minta gratisan!" Aulia berjalan meninggalkan keduanya.

Laras mengejar Aulia, sedangkan Danial berjalan mendekati motornya.

"Au, lo nggak liat kalo Danial tuh cemburu!" Laras menjajari langkahnya.

Agil SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang